Seharusnya Milenial Punya Rumah di Dekat Daerah Mereka Bekerja.

Untuk itu pola pikir manusia lah yang harus diubah

Dewasa ini, generasi Milenial yang sering disinggung di kalangan masyarakat mulai dari segi pendidikan, perkembangan teknologi, budaya maupun moral, generasi penerus bangsa yang akan menggantikan generasi sebelumnya atau baby boomers. Tapi meski mereka digandang-gandang sebagai bunga bangsa, apakah mereka bahkan mempunyai potensi untuk memiliki atap untuk berteduh di kemudian hari nanti dengan kemungkinan besar harga properti yang terus melunjak dari tahun ke tahun, tidak sebanding dengan pendapatan dan gaya hidup yang masih sebagian banyak milenial terapkan sampai saat ini.

Komposisi penduduk Milenial di Indonesia merupakan suatu modal harapan besar yaitu 90 juta jiwa dari 240 jiwa total penduduk atau bisa dibilang sepertiga dari jumlah penduduk. Angka yang cukup dominan, bukan? Tidak jauh berbeda dengan jumlah milenial di Ibu Kota juga cukup mendominasi, sekitar 30% mereka bertempat tinggal dan mempunyai kehidupan di sini.

Generasi milenial adalah generasi yang paling dahsyat mengalami Globalisasi dimana kita bisa berkomunikasi tanpa batas dari jarak yang hampir dikatakan tidak mungkin seperti kata Fukuyama dan hal tersebut bisa menjadi salah satu gangguan yang harus dihadapi oleh Milenial. Dengan hal tersebut Globalisasi membawa dampak-dampak turunan seperti dari sisi bisnis, orang dengan gampangnya meeting lewat video call.

Sedangkan dari sisi konsumsi, efek sosial nya adalah orang menjadi lebih konsumtif dikarena kan kemudahan orang tersebut untuk membeli. Selepas itu, mereka lebih mementingkan pengalaman yang berasal dari perjalanan kehidupan yang mereka lakukan, pengalaman tersebut akan menjadi topik pembicaraan saat mereka hangout yang merupakan kebiasaan impulsif mereka pula oleh karena itu menurut Doglas Boneparth berkata kaumg milenial ini tidak punya tujuan finansial yang jelas, padahal umumnya berpenghasilan besar, tapi banyak yang gagal dalam mengelola keuangan.

Lalu, apakah generasi ini yang sudah memasuki usia produktif bisa membeli hunian nyaman di Ibu Kota? Jawabannya adalah ya, bisa. Yaitu dengan tinggal tidak menyamping tapi ke atas, di beberapa kota di negara lain sudah terjadi dan berhasil, hal ini adalah salah satu solusi yang paling masuk akal bagi pemerintah dan pengembang-pengembang saat ini. Tapi hal ini tidak memberi milenial sebuah atap.

Untuk itu pola pikir manusia lah yang harus diubah, terutama bagi Milenial yang sedang merintis dan membangun keluarga demi melanjutkan kehidupan lebih sejahtera. Milenial bisa mempunyai rumah dengan atap tetapi tidak di Jakarta, melainkan di daerah samping. Pola pikir yang harus dirubah itu sendiri yaitu yang di mana milenial tidak harus mempunyai hunian dan pekerjaan di Jakarta, seperti mereka kerja di Ujung Berung dan memiliki rumah di Jakarta.

Melainkan, milenial dicarikan kerja di tempat lain dan memulai kehidupan dari awal di lingkungan tersebut dengan membeli rumah yang masih di ring satu di area itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini