Seks sebagai bukti cinta? Yakin dia yang tepat buat kamu?

“aku pengen ngebuktiin keseriusan kamu, teman-temanku juga melakukannya kok”.

Pernyataan itu terlontar ketika hubungan kalian memasuki taraf yang ‘resmi’ menurut kaidah anak muda masa kini. iya, kalian telah jadian. Belum lama sih, mungkin baru 1 atau dua bulan.

Dirimu yang tengah menikmati momen-momen kebahagiaan awal pacaran pun kalut dibuatnya, di satu sisi kamu ingin menuruti kemauan orang yang kamu kasihi, di sisi lain akal sehatmu memberontak untuk menolak,

"ini terlalu berlebihan".

Terus harus bagaimana ? ultimatumnya bukan main-main, dia bilang siap meninggalkanmu kapan saja jika kemauannya tidak dituruti, padahal kamu sudah cinta mati.

Coba pikir dulu baik-baik

Dia bilang seks sebagai proses pendewasaan, tapi menjagamu tetap suci sampai kalian dihalalkan adalah kedewasaan yang sesungguhnya.

Dilihat dari segi manapun, parameter apakah seseorang pernah melakukan seks atau belum bukanlah sebuah bukti kedewasaan. Jika dia memang berkomitmen untuk belajar menjadi dewasa bersamamu melalui sebuah hubungan, maka sudah selayaknya kalian dapat saling mengerti batasan masing-masing sampai kalian benar-benar siap dan bertanggung jawab. Pernikahan adalah satu-satunya jalan untuk menghalalkan hal ini. Tidak ada toleransi.

“Teman-temanku juga melakukannya, kita pun juga harus”

Justru dari pernyataan ini, kamu seharusnya bisa tau kualitas dia sesungguhnya. Seorang yang akan menjadi imam-mu kelak harus punya pendirian kuat, tidak menye-menye melakukan satu dan lain hal hanya karena ikut-ikutan orang lain, apalagi kalau hal itu bukan hal yang baik untuk kalian lakukan saat ini.

Dia bilang akan meninggalkanmu jika tak mau, karena kamu tak mencintainya

Ini lebih jelas lagi, jika dengan ultimatum murahan seperti ini dia mengancammu, maka dapat dipastikan bahwa hubungan kalian berjalan secara satu arah. Mungkin kamu memang menyukainya secara tulus, tapi dalam pandangannya kamu hanyalah sebuah boneka seks berjalan, tidak lebih dari itu. Jika bosan, dia akan mencampakanmu dan mencari boneka lain yang masih bagus. Kejam memang, tapi benar kan?

Cintamu bukan hanya untuknya, pikirkan dirimu terlebih dahulu. dan orangtuamu? Apa kabar mereka?

Awal-awal masa pacaran memang melenakan, kita selalu memikirkannya, merasa tidak bisa hidup tanpa dirinya, ingin melakukan apapun untuk menyenangkannya, apapun selalu harus ada dia, wajar memang. Tapi hei, kamu bukanlah seorang budak yang harus selalu mengutamakan kesenangan majikanmu, kamu pun memiliki hak untuk memenuhi apa yang baik bagi dirimu sendiri. Dan jangan lupakan orangtuamu, mereka merawat dan membesarkanmu dengan penuh kasih bukan untuk menjadi seorang yang gagal dalam hidup hanya karena sebuah pilihan yang salah.

Dia mungkin menjanjikan ‘keamanan’, tapi percayalah, dampaknya jauh lebih besar dari itu

Resiko seks sebelum waktunya bukan hanya kehamilan saja, ada dampak psikologis dan klinis yang jauh lebih besar dari itu, baik bagi pria maupun wanita. Sesaat sesudah melakukannya mungkin kamu merasa senang luar biasa karena bisa memenuhi keinginannya. Tapi setelahnya, perasaan bersalah, rasa takut, cemas, rendah diri, dan ketergantungan pada si dia akan jadi begitu besar. Kamu bahkan tak bisa berpikir jernih lagi, semua impian dan cita-citamu akan terasa begitu kabur karena dalam pikiranmu hanya ada rasa cemas dia meninggalkanmu setelah apa yang kalian lakukan.

Kamu akan menjadi sex person, selamat tinggal cita-cita dan masa depan

pada mulanya kamu sangat senang karena merasa dibutuhkan, tapi seiring waktu orientasi hidupmu berubah. Karena rasa ketergantungan dan kecanduanmu pada dia, kamu pun merelakan waktu-waktu produktifmu untuk selalu menjawab ‘panggilannya’.

Sebelum terlambat, pikirkan lagi tentang apa yang seharusnya kamu lakukan dalam hidup

Hidupmu bukan melulu untuk dirinya, dengan sedikit usaha dan kesabaran kamu dapat menemukan orang lain yang lebih dapat mengayomimu bukan saja untuk saat ini, tapi untuk seterusnya. Seseorang yang dapat berjalan bersamamu tanpa harus merenggut sesuatu yang berharga bagi dirimu, tapi bersama-sama menjaganya. Ingat selalu dengan janji tuhan, kalau kamu mau menjadi orang yang baik, Dia pun akan mempertemukanmu dengan orang yang baik pula.

Jadi, apa jawabanmu?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

following passion, apprentice writer & illustrator.