Sekuntum Hati yang Membeku

Wanita itu adalah bunga, entah itu bunga mawar yang indah namun berduri, bunga lili yang anggun namun rapuh, bunga putri malu yang sensitif dengan sentuhan, bunga sakura yang gugur, bunga melati yang wangi, bunga anggrek yang mahal atau bunga bangkai yang busuk namun langka. Semua bunga adalah wanita. Mereka tumbuh terus menerus, semakin tumbuh semakin cantik baik itu dirawat atau diabaikan. Ketika bermekaran mereka meninggalkan sebagian diri mereka, mungkin itu serbuk sari, biji, daun, akar yang kelak akan tumbuh terus tumbuh menjadi diri yang sama.

Sebuah bunga bisa hidup dimana saja, ditanah gersang, di tanah basah, di bebatuan selama sumber kehidupan merestui mereka, mereka akan tumbuh dimanapun. Sekuntum bunga yang beku, bertahan hidup dimusim salju. Meskipun sebagian batang dan daun mereka telah membeku bahkan membusuk, mereka tidak berhenti untuk hidup, tumbuh dan menjadi indah.

Wanita yang terluka hatinya menjadi beku namun tumbuh lebih indah, mereka menjadi lebih anggun. Jangan coba-coba mencari wanita terluka dimasalalunya karena kau tidak akan pernah menemukan wanita yang sama lagi. Wanita yang terluka dimasalalunya telah ikut mati bersama luka-lukannya, yang kau dapati hari ini adalah wanita yang cantik, wanita yang luar biasa. Kau akan terpanah dengan segala keindahaan ahlaknya, kelembutan tutur katanya, dia menjadi dewasa.

Mungkin di hatinya masih menyimpan seribu tangis atau bahkan hingga saat ini disetiap malam malamnya pedih pilu masih menikam-nikam hatinya tapi lihatnya senyumnya ketika fajar mulai menyinsing, senyumnya tak pernah pahit.

Meski hatinya beku, wanita tidak pernah berhenti berharap suatu hari nanti akan ada hati yang bersedia menghangatkan kembali ruang dingin dihatinya. Jangan bermimpi jika do’anya adalah mengembalikan hati yang telah menyakitinya, dan jangan berpikir jika wanita memohon agar Sang Pengasih memberi luka yang sama kepada hati yang melukainya. Wanita tidak sekejam itu, meski hatinya tersayat berdarah wanita tidak ingin mendendam, yang diinginkannya hanya sebuah kedamaian untuk hati yang terluka dan menyakiti, sebuah keikhlasan bahwa ini adalah jalan yang harus ditempuhnya untuk terus tumbuh dan tumbuh. Ini adalah madrasahnya kesabarannya, ketika waktunya tiba bermekeranlah jiwa-jiwa yang anggun dan kuat begitu indahnya.

Begitupun dengan bunga, meski diinjak, dipetik, jatuh berguguran mereka akan terus tumbuh dan berbunga menampilkan warna yang terbaik dan menyebarkan wewangian yang dimilikinya. Jika bukan hari esok bisa jadi dimusim yang akan datang bunga itu akan tumbuh lagi, tumbuh lagi, dan tumbuh terus.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kesendirian