Semoga Kau Membaca Kutipan ini, Agar Tak Terlalu Banyak Korban yang Hanyut Oleh Janji Kalbumu

Melepaskan mu bukan berarti melupakan mu begitu saja, setidaknya kamu pernah ada disini, di hati ku yang ku persiapkan untuk mu di waktu itu, dan aku menyayangimu di waktu itu. Jika ragu dengan apa yang dipertahankan kenapa aku tidak belajar melepaskan? Aku masih memperhataikan mu dengan wanita pilihan mu itu, wanita yang merajut kisah di masa lalu mu. Aku berusa menjadi wanita kuat disini.

Advertisement

Kau pria yang pernah lontarkan kata manis, dan rencana indah. Yang ternyata semua ditelan mulus oleh penghianatan. Mungkin terlihat lucu dan begitu konyol, ketika sejauh ini aku masih saja betah mengeratkan hati untuk mu.

Untuk apa kau umbar kemanisan kalau akhirnya kau menghadirkan dusta?

Masih sangat keras diingatan ku, kau yang selalu mengumbar setia di sela-sela perjalanan kita, mengucap komitmen yang seakan-akan lebih mantap untuk kedepannya. Entahlah… yang ku tau semua itu sangat lah indah, seakan-akan menjajikan ternyata menghancurkan.

Advertisement

Aku belum mengerti, dan sampai saat ini selalu menhadirkan tanya di benak ku, kau buat ku pemeran utama di dunia mu, tapi tak memperjelas status hubungn kita kala itu. Aku yang mengabaikan status samar kita, dan terlalu fokus pada umbar-umbar manis mu. Saya ras wajar.. karena aku adalah wanita. Wanita mana sih yang ta bahagia ketia pri yang teramat dicintai menjanjikan kehidupan manis?

Aku yang kini baru menyadari kebiasaan kecil mu dulu, di tengah-tenga perbncangan kita selalu kau sebut dia wanita masa lalu mu itu. Tapi dengan berbesar hati aku yang menganggap itu biasa saja, aku berfikir mungkin karena baru saja kau kehilangan sosk yang kau banggakan. Aku menganggap biasa saja, karena setiap individu pasti punya cerita indah disetiap masa lalunya.

Advertisement

Waktu itu, sekian lama berlalu kau mulai bersikap dingin. Sebagai seorang wanita yang ingin di utamakan, aku juga membalas sikip dingin mu itu dengan lebih dingin lagi. Aku yang seakan-akan nyaman dengan sikap semu mu itu, kau tak tau seperti apa reah yang hadir waktu itu. Selalu ada tanya yang negative, tapi dengan kepercayaan hati aku yang selalu berusa berfikir baik tentang mu.

Ternyata dan ternyata, Di balik sikap mu yang tiba-tiba begitu menghadirkan tanya. Dugaan ku benar, dibalik resah ku teryata kau telah merajut kisah kembali dengan wanita dimasa lalu mu. Berawal dari BBM, kau menulis mans kan nama kalian berdua di status BBM mu. Masih dan masih sangat keras di ingatan ku, 18 Agustus di tahun lalu, kau benar-benar goreskan luka yang teramat dalam di kisah yang ku banggakan ini.

Benci?

Ya… aku benci. Sangat teramat membencimu. Mungkin aku terlalu jahat waktu itu, membawakan nama mu dibait doa ku, berdoa agar kau juga merasakan hal yang sama. Tapi.. aku tak menyalah kan wanita masa lalu mu itu, wanita mana sih yang tak terlena dengan kata manis pria yang pernah hadir di hidupnya?

Sewaktu-waktu aku yang pernah dapat berita, ternyata kau juga telah berpisah lagi dengan wanita masa lalu mu itu. Aku yang langsung berpikir, mungkin doa kecil ku sudah perlahan di kabulkan Tuhan ku. aku jahat? Saya rasa tidak, karena wajar saja, negosiasi itu akan muncul ketika aku merasa tak diperlakukan selaayaknya.

Semoga saja kau membaca kutipan ku ini, aku hanya berpesan selamat menikmati balasan apa yang telah kau perbuat, bukan menuntut mu membayar apa yang tlah kau perbuat tapi renungkan lahhh.. kau juga punya saudara perempuan, bayangkan ketika saudaramu diperlakukan hal yang sama oleh pria kecintaannya, kau sebagai saudara pria nya, bukan kah kau juga ingin melindunginya dari sakit hati? Semoga suatu saat nanti kau merasakan sakitnya yang terdustai, agar tak terlalu banyak korban yang hanyut oleh janji kalbu mu. Agar kau mengerti betapa berharganya sebuah kesetiaan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

SIMALUNGUN ➡ SARIBUDOLOK

4 Comments

CLOSE