Senja dan Balutan Awan Hitam

Angin pagi ini seolah membawaku dalam sebuah imajinasi, yang hingga saat ini tidak terlihat. Jika kata membuat segalanya indah, jika kata membuat semua pengharapan terus melambung tinggi, namun akankah kata-kata itu akan terus menjadi kata-kata indah yang selalu diucapkan setahun silam.

Advertisement

Pagi ini, dia terlihat jelas pada awan yang begerak diatas langit, mungkin dia sedang memikirkan juga atau bahkan tidak peduli dengan apa yang telah terjadi. Bagaimana pun juga keputusan itu membuatku harus bertahan dengan segala daya upaya yang telah diperjuangkan. Setidaknya kita jadi tau rasanya patah hati, karena keyakinan pada Tuhan bahwa suatu hari nanti akan ada kebahagiaan datang menghampiri.

Canda, tawa yang selalu ada, pertemuan pertama lalu berbuah rasa manis sepertinya manisnya buah apel merah. Keraguan untuk membuka hati kembali, seakan tak terpikirkan bahwa memang iya hati harus dibuka kembali setelah sekian lama terkunci. Sebuah awal yang baik, ketika mencoba menerima seseorang yang asing datang dalam kehidupan.

Hingga hari-hari terasa indah, walaupun jarak dan waktu menjadi penghalang untuk terus melihat wajahnya. Mungkin ini akan menjadi hambatan, tapi dia datang seolah meyakinkan bahwa tidak akan ada hambatan yang akan terjadi, keinginan untuk mengenalkan pada orang tua, membuat hati dan pikirkan merasa tidak siap.

Advertisement

Sebulan berlalu, setahun berlalu, tidak ada lagi jawaban yang pasti Senja tidak menampakan diri, seolah membawaku pada pikiran bahwa memang benar Senja telah menghilang, seakan membuat semua imajinasi yang telah tercipta hancur berkeping-keping, terlebih ketika melihat status di media sosial miliknya bahwa ia sedang bersama orang lain, yang tidak lain teman sepermainan di kala itu. Hati dan pikiran tidak menjadi kaget, karena aku tau mungkin ini rencana Tuhan untuk tidak mempersatukanku dengan Senja.

Pagi ini membawaku pada memori-memori panjang kala itu, dan aku mencoba membuka catatan lalu menulis :

Advertisement

Pertemuan itu menghantui, seakan berjanji bahwa semua akan menjadi indah.

Pertemuan itu membuatku belajar, bahwa suatu harapan akan menghancurkan.

Keyakinan tidak selamanya benar, keyakinan membuat hati terbelenggu.

Keyakinan mengajarkanku bahwa melepaskan jalan yang terbaik.

Selamat tinggal Senja dan kenangan yang pernah ada.

Kicauan burung seolah membuat keyakinanku berbalik, bahwa suatu hari nanti akan ada seseorang yang datang dalam diri ini, yang akan menghapus Senja pada memori dalam hidup ini. Mungkin tidak hari ini, atau mungkin saja bulan depan. Selamat tinggal Senja, semoga kita tidak akan dipersatukan kembali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Interested : writing, reading, social research, community development, cooking, and traveling

CLOSE