Sepucuk Surat untuk Bapak

Dear Bapak …

Assalamualaikum pak, apa kabar?

Bagaimana keadaan bapak di sana? Semoga bapak bahagia dan selalu dalam lindunganNya

Hari ini tepat seminggu setelah kepergianmu,

Rasanya masih aneh dan seperti mimpi, minggu kemarin kita masih berkumpul bersama untuk merayakan tahun baru. Aku masih bisa berbincang dan melihat raut wajahmu, aku tak pernah menyangka, hari itu adalah hari terakhir kita berkumpul.

Seminggu lalu, di pagi buta itu aku tak pernah tahu bahwa bapak sedang menahan sakit dan meregang nyawa di rumah sakit.

Begitu tiba-tiba bapak meninggalkan kami semua, rasanya seperti tersambar petir, saat aku terbangun dari tidurku dan mendengar kabar tentangmu. Beribu kenangan tentangmu melintas dibenakku, rasa sesak yang tak bisa digambarkan membuat dadaku sakit karena saat itu aku tak berada di sampingmu.

Air mata tak berhenti mengalir memenuhi sudut mataku, sepanjang perjalanan aku hanya melihat wajahmu pak. Tepat di awal tahun 2017, saat terakhir itu tak seperti biasanya bapak ikut bangun pagi dan mengantarkan anak-anakmu yang pamit untuk kembali ke perantauan. Aku tak ingat persis bagaimana ekspresimu saat itu, yang aku lihat hanya Bapak berdiri di depan teras rumah melambaikan tangan dan melihat kami semua berlalu pergi. Ah.. rasanya sakit untuk mengingatnya kembali

Hari ke empat di awal tahun, aku pulang kembali ke rumah. Tapi suasananya begitu berbeda. Ramai sekali, bendera kuning berkibar didepan rumah. aku melihat sekelilingku mencari-carimu tapi tak ada, yang aku lihat hanya suara tangisan di sekitarku, aku mencoba mengabaikan keadaan di sekitarku dan berlari menuju tempat peristirahatan terakhirmu.

Rasanya tak bisa kugambarkan saat mereka merebahkanmu kedalam belahan bumi, menutupmu dengan papan lalu menimbunmu dengan tanah. Tangis ini meledak bercampur rasa bersalah, rasa menyesal bermacam rasa semuanya menyatu dalam diriku.

Mereka menyalamiku,mengucapkan duka cita dan mencoba memberikanku semangat lagi, tapi aku hanya diam. Entahlah, aku hanya ingin sendiri dan tak mau ada dalam keramaian itu. Yang aku ingin hanya menyendiri di suatu ruangan dan merenung.

“Bapak, maafkan anakmu yang tak sempat membahagiakanmu bahkan membuatmu bangga. Di saat –saat terakhir, Bapak selalu bilang ingin sekali melihatku di pelaminan, ingin sekali menjadi wali di pernikahanku nanti dan itu selalu terus menerus bapak minta tanpa aku sadari bahwa itu adalah permintaan terakhirmu pak”.

Bagaimana caranya aku mengganti semua rasa bersalahku ini? Bagaimana caranya aku menyampaikan perasaan bahwa aku sangat sangat menyayangimu pak.. Ingin rasanya bertemu sekali lagi hanya untuk menyampaikan berjuta kata yang tak sempat terucap saat bapak masih ada, memang benar apa kata orang “semuanya akan bermakna setelah tiada” .

Di tahun yang baru ini, Bapak telah berbahagia di alam yang baru. Sekarang hanya tinggal mama dan kami putri – putrimu yang akan selalu merindukanmu dan mendoakanmu pak, semoga bapak mendapatkan tempat terindah di SisiNya.

Terimakasih atas segala cinta kasihmu dan pengorbanan untuk anak-anakmu selama ini, mungkin aku terlalu menyepelekanmu. Kadang aku marah karena bapak tak bisa memenuhi keinginanku, sekarang di saat bapak telah tiada, aku baru menyadari begitu sulitnya hidup yang bapak lewati untuk bertahan menjalani hidup dan membiayai keluargamu.

Hari itu,di ponselmu aku melihat bapak masih sempat mentransfer rupiah demi rupiah untuk putri bungsumu. Aku tahu dibalik sikap cuek bapak, bapak selalu memperhatikan kami bahkan saat itu bapak masih menelponku bertanya kabar dan mengatakan bahwa bapak khawatir padaku. Kita sempat berbincang cukup lama dan bapak tampak senang dan antusias ketika aku bercerita tentang rencanaku ke depan, aku bilang bahwa aku akan membuatkan tuxedo yang bagus di hari pernikahanku nanti dan meminta bapak mengukur bajunya di bandung. Ah, aku masih ingat bapak tertawa senang dan mengucap “Alhamdulillah .. bapak senang dibuatkan baju”

Kini semuanya tinggal kenangan yang kami bisa lakukan sekarang hanyalah berdoa untukmu pak. Yakinlah doa kami tak akan pernah terputus untuk bapak, bapak yang tenang disana ya..

Kami semua sudah mengikhlaskan, dan akan terus berjuang untuk melanjutkan hidup, Aku harap suatu saat nanti, aku bisa membuatmu bangga dan bisa membuktikan bahwa kami kuat walaupun tanpa bapak di sisi kami saat ini.

Selamat jalan bapak, semoga kelak kami anak-anakmu akan menemukan sosok lelaki sepertimu yang tak lelah berjuang demi keluarga. tak ada yang bisa menggantikan sosokmu di hati kami, bapak tetap nomor satu bagi kami, semoga kita bisa berkumpul bersama lagi di jannah kelak.

Kami akan selalu merindukanmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

anak kedua dari 3 bersaudara ,Pecinta buku, suka menulis,suka berimajinasi dan punya mimpi setinggi langit

4 Comments

  1. Chlement Putra berkata:

    satu hal yang saya janjikan adalah pernikahanku di tahun 2018, bapak sangat bahagia mendengarnya.. tapi sayang, dia tidak menunggu. Lewat mimpi dia merasakan salah satu pernikahan anaknya. Pernikahan adekku, dan tahun ini saya lah yg menggantikan bapak untuk menjadi wali nikahnya.