Setujukah Jika Mempertahankan Lebih Sulit dari Mengawali?

Bertahan dan mempertahankan hubungan itu tak semudah yang kita bayangkan. Semakin hari, semakin banyak saja cobaan menghadang. Terkadang dari pihak si cowok kadang juga cewek. Hal itu selalu bergantian. Adakalanya si cewek iseng chatting atau telponan sama cowok lain, nah tanpa disadari si cowok juga melakukan demikian. So, alangkah baiknya kalau kita menjaga apa terbaik dari kita bukan untuk orang lain, tapi agar suatu ketika kita tidak sakit hati karena hal yang serupa yang dilakukan oleh pasangan kita.

Pernah suatu hari, saya dan pasangan saya benar-benar merasa buntu. Kami seolah tidak memiliki jalan keluar selain berpisah. Apalagi masalah itu tak hanya melibatkan kami berdua, tapi juga orang-orang sekitar yang ikut ngomporin juga kala itu. Namun, di antara keputusasaan itu seorang teman berkata, "perbaikilah hati dan pikiranmu, maka pasanganmu juga akan melakukan hal yg sama,".

Huh! Spontan hal itu buat saya benar-benar menolak pendapatnya. Karena menurut saya, tidak ada jaminan atas apa yang saya perbuat lalu dia akan melakukan hal yang sama. Apa ada orang yang bisa menjamin hal itu? Saya tanya balik pada teman saya itu, "Apa Jaminannya? Kalo dia juga akan melakukan hal yang saya lakukan juga?!" Jawabnya sangat singkat, "Tuhan jaminannya," Sayapun langsung diam tak berkomentar lagi.

Saat itu, saya hanya berpikir tidak ada salahnya saya memperbaiki. Toh andai saya lebih baik pasti jika bukan dia jodoh saya, akan ada orang lain yang baik untuk saya. Lalu, bagaimana cara memperbaikinya? Emosi saya benar-benar memuncak kala memikirkan masalah kami saat itu. Seperti sesuatu yang membara dan tak akan ada ampun untuknya.

Atau saya lebih baik berpisah saja? Namun sontak saja, dalam benak saya andai saya berpikir terus mengenai perpisahan mungkinkah dia juga melakukan hal yang sama? Lalu, akankah hubungan yang sudah terjalin hampir tujuh tahun sia-sia tanpa akhir bahagia? Tentu saya tidak ingin semua berakhir sia-sia. Saya masih menyayanginya. Maka sayapun yakin dia juga menyayangi saya. Mungkin ada sesuatu yang kami tidak saling mengerti.

Tapi haruskah saya meminta maaf terlebih dahulu? Hati saya benar-benar ingin kami bersama. Tapi meminta maaf adalah hal yang sudah terlalu sering saya lakukan. Haruskah perempuan begini? Mengalah dan mengalah lagi untuk kesalahan laki-laki? Ok, saya akan lakukan perbaikan pada hati dan pikiran saya. Mula-mula saya bulatkan tekad bahwa saya yakin masih ingin bersama.

Saya memang punya harga diri yang harus dijaga namun meminta maaf lebih dulu adalah hal lebih baik. Lalu, jika dia justru menolak atau acuh dengan permintaan maaf saya, berarti dia memang tidak mau lagi bersama saya dan saya harus legowo dengan pilihannya.

Saya akan mengklarifikasi masalah kami, bagaimanapun saya ingin tahu yang sebenarnya, bukan sesuatu dari hasil pikiran saya atau omongan orang saja. Ya! Dari sini saya selalu mencoba berpikir positif sampai akhirnya say pun berniat akan datang kerumahnya dan berniat untuk meminta maaf dan akan bersikap biasa saja seolah tidak ada apa-apa.

Alangkah ajaibnya, saat saya datang, dia justru tersenyum dan menganggap sudah tidak ada lagi masalah. Benarkah ini pembuktian kuasa Tuhan Sang Pembolak Balik Hati?

Dengan ini saya belajar. Apapun yang dilakukan pasangan kita, jika itu hal yang buruk maka kita tak perlu membalasnya. Karena membentuk diri kita yang baik sama saja membetuk pasangan yang baik pula. Terkadang dalam hubungan, kita mengalami kejenuhan. Namun, bersanding dengan yang lain bukanlah jalan, karena hal itu sama saja pengkhianatan sekaligus memulai luka baru untuk kita kelak.

Meski kebersamaan adalah keutamaan dalam berpasangan, namun adakalanya masing-masing saling membutuhkan waktu untuk sendiri, berpikir jernih atau sekedar melepas penat. Namun setelah itu kembali pada kehidupan bersama.

Meminta maaf bagi perempuan memang seperti halnya kebiasaan saat menyesaikan masalah. Tapi tak akan menodai harga diri kita sedikitpun karena dari situlah kita akan semakin memiliki hati yang lapang sebagai bekal saat kita menjadi ibu kelak.

Masalah hanya masalah yang akan selesai jika diperbincangkan dengan baik. Dan mereka orang-orang di sekitar kita tidak benar-benar tahu masalah kita jadi lupakan saja omongannya. Jika saat memulai hubungan, kita hanya perlu keberanian untuk menyatakan cinta. Maka mempertahankan adalah pembuktian dan pertanggungjawaban atas pengungkapan cinta itu. Karena mempertahankan hubungan adalah bagian dari mempertahankan cinta.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini