Simpan Rindu Untuk Bapak

Hai,pak.

Apa kabarmu disana ? Adakah rindu untukku ?
Boleh pinjam waktumu sebentar saja ?

Aku tidak pernah mengerti bagaimana waktu cepat sekali berganti hingga ku menyadari bahwa aku tak berada ditempat yang sama lagi denganmu. Bertambah usia dan tumbuh berkembang menjadi lebih besar itu pasti. Banyak sekali hal-hal pasti terjadi didalam hidupku.Ya hilangnya kebersamaan bersama bapak.

Jika waktu menujukkan kemampuannya. Aku ingin kembali ke dalam pelukan sosok seorang bapak. Melingkarkan lenganku pada lehernya atau sekedar merebahkan kepala di atas bahunya.

Aku tersenyum mengingatnya tentang canda tawa yang di berikan pada kami. Saat ini, aku begitu merindukannya. Yang paling aku rindukan adalah saat Bapak memarahiku karena kenakalanku, bercanda denganku jika ku mulai mengeluh dengan rutinitasku dan yang selalu menasihatiku.

Pak, aku merindukanmu lebih dari siapa pun di dunia ini. Betapa aku sedang merasakan duka. Merasakan sepi yang teramat dalam. Merasakan pedihnya diabaikan.

Ingatkah tentang percakapan-percakapan kecil kita setiap malam saat aku masih belasan tahun ? Bapak satu-satunya panutanku. Sosok yang selalu memompakan semangat padaku. Kebahagiaan anggota keluarga adalah kebahagiannya. Salah satu sentral dalam keluarga. Bapak yang selalu menyuntikkan ribuan kubik impian di otakku. Sosokmu yang selalu bilang, aku harus menjadi perencana yang ulung dan harus mendapatkan pencapaian terbaik dalam hidup. Katamu, seorang perencana yang ulungkan selalu bisa memperoleh hasil yang spektakuler.

Lihatlah gadis kecilmu ini. Aku akan menuju usia 23 tahunku di tahun ini. Gadis kecilmu yang dulu sangat manja. Aku tumbuh menjadi gadis seperti yang engkau harapkan. Aku bisa hidup diperantauan ini. Aku berada ribuan kilometer jauhnya darimu. Aku disini untuk mimpimu..

Bapak selalu mengajarkanku untuk berdiri tegak dengan kakiku sendiri. Mengerjakan semua dengan tanganku sendiri. Merencanakan semua mimpiku satu persatu untuk aku raih. Bapak selalu mengajarkanku untuk tak pernah letih berjuang dan mengajarkanku tegas pada diriku sendiri dan pada hidupku. Lihatlah,aku menjadi seperti sekarang karena sosokmu. Aku masih ingat Bapak meletakkan harapan di bahuku.

Kemarilah sejenak. Peluk aku. Nyanyikan lagu-lagu kesukaan kita seperti yang selalu Bapak lakukan tiga belas tahun lalu. Marahlah padaku seperti saat ku tak mau makan sayur. Mengocehlah padaku seperti saatku pulang terlambat karena asyik bermain. Luangkanlah waktu untuk mengantar dan menjemputku ketika ke sekolah. Tataplah mataku seperti saatku merasakan kegugupan. Tersenyumlah padaku seperti saat engkau melihat hasil akademikku.

Lontarkan semua kata-kata penguatmu. Pulihkan anakku dengan cintamu. Puaskanlah aku dengan perhatian-perhatianmu. Aku tak sekuat yang orang lihat. Aku rapuh. Tangisku selalu pecah tiap kali aku mengingat sosokmu. Ada kalanya aku iri ketika melihat gadis lain bercengkrama dengan sosok yang sama sepertimu. Hatiku terasa nyeri setiap kali membayangkan sosokmu mengusap rambutku.

Inginku menyumbat telingaku karena setiap aku seperti mendengar gaungan suaramu. Tak rindukah mengomeliku ? Tak rindukah Bapak menelponku ? Tak rindukah kau menanyakan setiap detail kesibukanku ? Tak rindukah memanjakan gadismu ini ?

Tapi akhirnya aku hanya berandai-andai karena nyatanya sekarang sosokmu tak ada disisiku. Sosok yang tenggelam bersama duniamu yang baru. Bapak meningalkanku. Meninggalkan kami berlima.

Sudah hampir empat tahun. Aku merindukanmu, pak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecandu wangi hujan dan penikmat senja.