Surat Untuk Bapak di Surga

Semakin lama semakin rindu ..Semakin lama semakin teringat..Caramu bicara..
Caramu memanggilku..
Caramu marah..
Caramu memberi nasihat ..
Caramu bergurau ..
Caramu tertawa..
Caramu tersenyum..
dan semua yang kau lakukan ..
hanya satu yang tak ku ingat caramu menangis ..
merintih karna sakitmu ..
karna engkau tidak pernah mau aku tau dan itu adalah penyesalanku ..

Advertisement

Pak …..Sudah hampir 2 tahun berlalu kepergian Bapak meninggalkan kami semua, tapi semakin lama kami semakin rindu bapak, setiap hari aku berpikir bapak hanya pergi sebentar saja seperti sedang berpergian keluar kota nanti juga balik lagi aku masih belum percaya pak.. tapi kenyataan membuat aku semakin sakit hati..

Bapak…. entah kenapa bapak cepat sekali meninggalkan kami? Bapak bahkan belum sempat melihat topi sarjana yang ingin sekali kutunjukkan saat aku wisuda dulu, hari yang sangat kita tunggu-tunggu semasa engkau masih bersama kami, Bapak masih belum melihat bagamaina anakmu berusaha mendapatkan pekerjaan yang tepat seperti saat ini, bapak masih belum merasakan hasil jerih payahmu menyekolahkan aku pak, aku masih belum sempat membuatmu dan mamak bahagia ..

Tahukah Bapak, pada tanggal 15 maret 2014 sebelum bapak pergi meninggalkan kami pada saat itu aku berada di rumah kos ku pak, aku merasa sangat tidak tenang tapi aku tidak tau apa yang harus aku lakukan dengan perasaan gelisah aku hanya berbaring di kamar tidurku dan menyalakan laptopku, malam harinya aku juga tidak bisa memejamkan mataku dan akhirnya kuputuskan untuk menonton sampai pagi,, tepat pada pagi hari Minggu, 16 maret pukul 06.30 mamak telpon aku, mamak bilang “aku harus pulang hari itu juga” .. Bapak tau mendengar itu betapa tidak kuatnya aku pak aku tidak tau harus berbuat apa, aku hanya berteriak minta tolong kepada teman satu kos ku .

Advertisement

Pada saat itu memang keadaanmu masih sangat kritis pak, aku paksa mamak untuk membangunkanmu dan berbicara padaku lewat telpon, pada saat itu aku dengar suaramu pak… suara terakhirmu untukku yang sampai saat ini aku belum mengerti apa yang mau kau katakan padaku, aku hanya mendengar gumamanmu Pak, hanya sepatah kata. Itu suara terakhir dari Bapak untukku ..

“Ahhh.. pak sebenar nya apa yang ingin kau katakana pada anak perempuan mu ini? bisakah kau datang dalam mimpi katakan sekali lagi? Aku masih sangat ingin tau sampai saat ini pak”

Advertisement

Pak pada saat itu banyak teman-temanku yang membantu mencari tiket pulang ternyata tidak ada tiket pada saat itu pak,aku telpon mamak lagi "mak tidak ada tiket pulang hari ini" mamak bilang "tidak apa-apa nak pulang besok aja".

Tahu kah bapak pada saat itu aku sangat menyesal berada di sini ..aku sangat menyesal jauh darimu, banyak sekali penyesalan dalam diriku pada saat itu pak, aku hanya bisa mengungkapkan penyesalanku dalam tangisku pak.

Pada saat itu menunggu sejam terasa seperti 10 tahun saja pak ..aku hanya berpikir ingin cepat-cepat pulang melihat keadaanmu sekarang,memelukmu, memberimu kekuatan, menyerap rasa sakit yang kau rasakan, memberimu semangat. tapi apa dayaku pak, aku hanya bisa menunggu kepulanganku sampai besok pagi .

Teman-temanku menemaniku pada saat itu pak, pada pukul 4 sore mereka mengajak aku untuk beribadah ke gereja aku pun ingin pergi agar aku bisa mendoakanmu meminta keajaiban Tuhan untuk menyembuhkanmu untuk menghilangkan rasa sakitmu, ketika kami pergi berada diangkot adik perempuan mu (Bibikku) menelpon aku .

Kata bibik" nak lagi dimana?" aku bilang " lagi di angkot bik, mau berangkat ke gereja " lalu bibik bilang " Nak pulanglah sekarang Bapakmu telah pergi meninggalkan kita satu jam yang lalu".

Pak, aku seperti mimpi aku tidak peduli siapa yang berada di dalam angkot itu Pak aku berteriak menangis memanggilmu, aku ingin sekali cepat sampai di gereja Pak untuk bertanya kepada Tuhan apakah itu benar? tidak bisakah Dia mengembalikanmu pada kami? tapi ketika turun dari angkot kaki sudah tidak kuat Pak, aku sudah tidak kuat, aku lemah untuk berjalan ke gereja meski hanya selangkah lagi, aku terjatuh pingsan. Aku hanya berada di depan gereja ketika aku sadar dan menatap gereja tersebut dan memanggil-manggilmu..dan bertanya dalam hatiku Tuhan kenapa??

Bapak tau …aku ingin sekali langsung pulang pada saat itu pak, tapi apa dayaku pak aku juga hanya bisa menunggu sampai besok baru bisa bertemu denganmu untuk yang terakhir kalinya .. malamnya pun aku hanya menangis dan menangis pak rasanya sangat sakit .. berpikir bapakku telah di panggil Tuhan .. Bapakku..Bapakku..Bapakku…sampai pagi aku hanya memanggil namamu dengan derai air mataku .

Besoknya tanggal 17 Maret 2014 pukul 02.00 pagi temanku mengantar aku ke bandara surabaya ,3 jam dalam perjalanan dari malang pak aku sungguh tidak punya kesabaran dalam perjalanan air mataku terus berderai.. aku tidak tahu bagaimana keadaan di sekelilingku aku hanya ingat kalau aku tidak ingin kehilangan mu ..air mataku terus mengalir pak, pada saat chek in aku lakukan semua sendiri dengan berderai air mata di depan semua petugas Bandara itu pak, sesampainya di atas pesawatpun aku duduk dan hanya menangis menatap langit di luar dan berharap kau ada disana pada saat itu melihatku dan tersenyum, aku tidak peduli pada saat itu orang melihatku menangis.. aku hanya menangis dan menangis pada pukul 06.00 pagi pesawat berangkat 3 jam perjalanan Surabaya-Medan rasanya sangat lama pak, membuatku ingin lompat dan terbang sendiri agar aku lebih cepat bertemu denganmu ..

Sesampainya di Medan di Bandara Kualanamo pukul 09.00 pagi, aku turun dari bandara dan mengambil koperku berjalan sambil menangis, di bandara aku di jemput sama adik laki-laki mu (Bapak Tengahku) dia memelukku sangat erat, sangat erat dan aku berharap itu adalah pelukanmu ketika bapak mengantarku ke malang.. aku menangis dalam pelukan Pak tengah " pak tengah Bapakku" pak tengah bilang " Ya nak jangan menangis masih ada pak tengah disini"

Aku berharap itu adalah suaramu pak ..perjalanan pulang ke rumah kita aku pun hanya menangis membayangkan akan mendapatimu dengan keadaan yang tidak kuharapkan pak aku menangis dan menangis.

Sesampainya di rumah aku sudah melihat banyak orang pak, aku takut untuk turun dari mobil aku sangat takut, saudara-saudara kita memaksaku turun dan membawaku melihatmu, aku tidak percaya pak melihat mu sudah berada dalam di dalam peti itu dan di kerumuni banyak orang yang menangisimu, aku tidak tau apa yang terjadi aku tidak sanggup melihat,aku terjatuh pak aku pingsan, orang-orang menyadarkanku dan berkata nak Bangun lihat mamakmu lihat adik-adik mu, pak aku bangun dan melihat mamak dan kedua adik laki-lakiku.. mereka datang memelukku dan menangis berteriak,

Mamak bilang " Bapak anak perempuanmu,anak kesayanganmu sudah dating, apa yang harus kukatakan padanya ?" kedua adikku juga menangis memelukku " Pak, kak Uwa udah disini Pak jawab kak Uwa Pak"

Suara itu ku dengar Pak, tapi Bapak tidak menjawabnya Bapak hanya tidur tenang di dalam peti itu dengan muka yang tersenyum. aku juga berteriak dan menangis " pak aku pulang..aku pulang bapakku, aku pulang.. Bapak jawab aku " tapi Bapak hanya menjawab dengan senyumanmu sambil tertidur tenang di peti itu. dan aku hanya bisa menangisimu pak aku menangis sepanjang hari, banyak penyesalan dari diri ku kenapa aku tidak bisa merawatmu selama kau sakit, aku merasa sangat dibohongi selama ini karena Bapak selalu bilang aku sehat, aku baik, Bapak sudah sembuh ternyata kesembuhan yang Bapak maksud adalah kepulangan mu bersama-Nya meniggalkan kami disini dan pergi ketempat yang Tenang Bersama-Nya.

Sepanjang hari aku menangis, sepanjang hari pula banyak saudara-saudara kita menyuruhku lebih kuat dan lebih tabah karena aku adalah anak tertua di rumah, mereka suruh aku untuk menjadi contoh bagi adik-adikku agar tidak menangis. aku mencobanya pak aku menguatkan diriku sendiri.. ya sebagai anakmu yang paling Tua aku akan kuat dan menjadi contoh bagi adik-adikku tapi seberapa besar pun keinginan ku untuk menjadi kuat ketika melihat kedua adikku menangis aku juga tidak bisa menahan tangisku jadi kami bertiga hanya menangis dan menangis..

Pada malam harinya pukul 19.00 Bapak dibawa ke Jambur(Tempat acara adat/ perkumpulan batak karo) untuk acara adat. air mataku semakin mengalir deras suaraku dan suara mamak dan adikku berteriak begitu keras karena Bapak akan dibawa keluar dari rumah kita dan tidak akan pernah kembali lagi. adikku berteriak "jangan bawa Bapakku keluar dari rumah ini, ini rumahnya " Pak pada saat itu aku sangat putus asa membayangkanmu tidak akan pernah kembali kerumah kita aku pun hanya bisa menangis dan menguatkan mamak dan adik-adiku sepanjang malam pak.

Keesokan harinya tanggal 18 maret 2014, acara adat di jambur pak, banyak Ratusan bahkan mungkin ribuan orang atau saudara-saudara kita datang ke jambur untuk melihatmu terkahir kalinya aku melihat mereka pak datang menangisimu. mereka menatap mamak dan ketiga anakmu yang masih sangat muda dengan tatapan penuh iba karena kami telah kehilanganmu..

Aku sangat tidak suka tatapan itu pada saat itu aku sangat takut pak,aku takut tatapan itu akan selalu ditujukan padaku dan adik-adikku.. Di acara adat itu banyak hal yang tidak ku mengerti tentang adat untuk orang meninggal pak karena Bapak belum sempat mengajariku, banyak hal yang mebuatku bingung dan bertanya-tanya dalam hatiku kenapa begini? kenapa begitu ?

Sepanjang hari acara adat itu dilakukan aku,mamak dan adik-adikku diberi nasehat dan dukungan untuk tabah menjalani semua yang terjadi, kami harus bisa menerima kepergian Bapak. dari banyak orang yang memberikan nasehat dan dukungan banyak sekali yang berkata “kami tidak perlu Bersedih karena Bapak sudah tenang dengan Bapa di surge sekarang Bapak sudah tidak merasa sakit lagi bapak sudah sembuh" Tugas Bapak sudah selesai di Bumi ini.

Ya … Pak begitulah sampai di penghujung acara adat itu, pada puku 4 sore acara penguburan Bapak dimulai dengan acara Gereja, banyak sekali di acara gereja pembawa kotbah bilang Tuhan Lebih membutuhkanmu disisi-Nya daripada kami pak, Tugas mu telah selesai di Dunia Ini sekarang Bapak berada di surga tempat penantian bersama Tuhan jadi kami tidak perlu bersedih kehilanganmu karena pada akhirnya semua kita akan mengahadap pada-Nya dan kita akan berkumpul kembali di Surga bersama-sama dengan Tuhan. ya pada saat itu air mataku rasanya sudah kering pak. aku menangis tapi air mataku sudah tidak keluar melihatmu ditaburi tanah dan bunga-bungan yang indah diatasnya. Mamak juga bilang "nakku jangan nangis lagi sudah cukup sekarang Bapak mau berangkat ke Rumah Bapa di surga Kalian tidak boleh menangis Bapak sudah bersama-Nya

" Seperti itulah kami percaya keberangkatanmu Ke rumah Bapa yang kekal pak. kami menahan tangis pada saat engkau dimasukkan ke dalam tempat pemberhentianmu.air mataku tidak jatuh lagi ketika itu pak karena keyakinanku Bapak berangkat kerumah Bapa yang kekal. tapi adik kecilku masih menangis pak katanya " kak uwa hari ini hari terakhir kita melihat Bapak kita" .kak Uwa kita sudah tidak punya Bapak lagi mulai hari ini " aku menjawabnya dengan pelukanku Pak dan membiarkan kedua adikku menangis di pelukanku.

Begitulah kejadiannya saat aku kehilanganmu pak, aku seperti orang yang sangat kebingungan pada saat itu, ketika aku sudah menyusulmu nanti aku akan mencerikan semuanya kepadamu pak cerita-cerita selama Bapak tak ada bersama kami atau tanpa aku bercerita Bapak sudah melihatnya kah dari tempatmu berada sekarang?
aku rindu Bapak,aku sayang Bapak, aku sangat mencintai Bapak..
doakan aku selalu menjadi anak yang baik dan sukses yang bisa membahagiakan mamak dan adik-adikku disini ..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I do what I want to be :)

One Comments

  1. rien_sei berkata:

    OMGGG, langsung menetes lagi air Mata ini, inget Bapak yg telah pergi 3 minggu yg lalu. Masih sakit & sesaakk dada ini. dan mendengar sendiri ketika dokter bilang “maaf, kami sudah berupaya semampunya”.
    Salam kenal….sy ririn.

CLOSE