Surat Untukmu yang Dulu Kucinta, Jangan Usik Kehidupanku Lagi

Hai Cintaku,

Advertisement

Mungkin dirimu terbiasa dengan panggilan itu dariku.

Ya, dariku yang dahulu begitu sulit melangkahkan kaki dari memori tentangmu. Dirimu yang begitu mudah membuatku bersemangat menjalani hariku yang terasa kian berat. Dirimu yang begitu mudah menghadirkan tawa dalam air mataku yang tertumpah. Begitulah dirimu yang ada dalam benakku dahulu.

Setelah beberapa waktu aku lalui, aku membenahi serpihan hati yang seolah kepingannya semakin sulit kutemukan, aku mulai membangun asa di atas rapuhnya hatiku tanpamu, awalnya memang sulit sekali bagiku melangkah dan berpikir bahwa aku siap menulis kembali kisah baruku tanpa dirimu di dalamnya namun setelah aku menyadari bahwa jika pun kita bersama, itu hanya akan semakin menyakiti hati kita, menyakiti orang-orang yang begitu peduli terhadap kisah kita yang telah terjalin.

Advertisement

Aku sadar, bahwa aku bukanlah orang pertama yang menyadari hal itu, namun aku mengerti bahwa besarnya cintaku bukanlah untukmu, aku harus memberikan kesempatan bagi dia yang akan melengkapi hidupku, bagi dia yang akan melangkah bersamaku, mengisi ruang kosong, mengobati luka, dan bahkan membuat hariku kian cerah terlepas dari hari berawan dahulu.

Kini, aku telah siap, aku siap membuka hati yang sempat tertutup sangat rapat. Aku siap menjalani kisah baru yang dirancang Sang Pencipta untukku, aku akan melangkah dengan keyakinan bahwa senyum yang terkembang adalah untuk orang-orang yang menyayangiku.

Advertisement

Bersama surat ini aku ingin berterimakasih padamu, ya padamu.

Karenamu aku belajar bagaimana rasanya melangkah dalam pecahan kenangan indah dan bangkit sebagai pribadi yang lebih kuat. Aku yang sekarang sudah siap menulis kisah bahagiaku kembali, mungkin kisahnya bukan lagi tentang dirimu namun aku yakin kisah baruku akan menjadi kisah indah di mana aku dapat merasakan kembali getaran cinta dengan orang yang berbeda, di mana setiap pertemuan akan menjadi kenangan juga.

Kenangan baru dengan tempat berbeda. Berbeda dengan dirimu, aku melangkah dari titik terendah di mana aku merasakan pahit dan sulitnya bertahan dari rasa sakit. Namun, tahukah kau aku sangat bersyukur menyadari bahwa akulah yang dapat tegar dan melangkah keluar dari titik itu dan kisahku nanti akan menjadi kisah yang lebih kuat dari sebelumnya karena aku belajar untuk tidak mengulangi kesalahanku terdahulu.

“Impian harus menyala dengan apa pun yang kita miliki,
meskipun yang kita miliki tidak sempurna, meskipun itu retak-retak”
― Iwan Setyawan,

Kini aku disibukkan menata hatiku dan pribadiku untuk dia, dia yang akan mempertahankan aku dan sebaliknya. Aku tidak butuh bantuanmu untuk membuatku bersemangat, tidak juga setiap pesanmu yang menandakan kekhawatiran dirimu terhadapku. Jika dirimu melakukan itu hanya karena perasaan bersalah karena meninggalkanku atau bahkan kesepian karena dia tak sehangat diriku dahulu itulah yang harus kamu jalani. Aku akan melangkah dalam pilihan baru yang kubuat, begitupun dirimu yang sudah memulainya terlebih dahulu.

Berbahagialah dengan pilihanmu, karena aku pun telah bahagia dengan hidupku sekarang.

“Rasa cinta itu kadang semakin jernih ketika kita harus terpisah. Rasa cinta itu bisa tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan yang berliku, lewat kegelapan dan air mata. Rasa cinta yang seperti itu sejatinya akan menjadikan kita kuat.”
― Iwan Setyawan

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pemimpi yang mencintai hidupnya, yang sudah merelakan cintanya

CLOSE