Tak Perlulah Menunggu Sempurna Dahulu untuk Berbuat Baik

Menyatukan dua hati memanglah bukan perkara yang semudah membalikkan telapak tangan. Pun dengan segala latar belakang yang berbeda asal-usulnya.

Advertisement

Yah memang benar, adalah hakmu jika engkau menuntut Khadijahmu menjadi lebih sempurna. Tapi asalkan kau siap membimbingnya dengan menjadi Muhammad baginya.

Pun juga benar, adalah hakmu jika kau berharap bertemu dengan Fatimahmu yang sesuai harapanmu. Tapi asalkan kau mau menjadi Ali yang siap mengajarinya.

Perempuan dan wanita mana yang tidak ingin beribadah dengan imam suaminya? Muslimah mana yang tidak mendambakan ketentraman saat mendengar tilawah suaminya? Dan ingatlah selalu bahwa kelak ada hak anak-anakmu, untuk diajari menghafal Alqur’an oleh ayahnya atau dibacakan Alqu’an oleh ibunya. Kelak kalian berdua-lah sang penentu yang akan menjadi madrasah bagi anak-anakmu. Banyak hal yang yang harus kalian ajarkan pada mereka nantinya.

Advertisement

Setiap orang mempunyai masa lalunya.

Tanpa itu kita tak akan dapat belajar untuk masa kini dan masa depan yang akan datang. Memang, tidak ada seorangpun yang dapat kembali ke masa lalu untuk membuat suatu awal yang baru, tapi tidak pernah ada kata terlambat, setiap orang punya kesempatan untuk dapat memulai saat ini, untuk membuat suatu akhir yang baru.

Advertisement

Logika memperbaiki diri, terus melakukan yang terbaik, dan berusaha menjadi sempurna, sangat sesuai dengan kehidupan kita. Diperlukan pemahaman yang baik dan bekal hidup yang baik, karena sempurna bukanlah sebuah hasil akhir, melainkan sebuah proses yang terus berjalan.

Tetaplah berusaha menjadi baik dan menjadi sempurna, meskipun tak akan pernah bisa. Karena jika kau beruntung kau akan menemukan orang-orang yang sama, pun kalo tidak kau akan ditemukan oleh orang-orang yang baik dan orang yang sempurna pula. Karena meskipun baik tapi tak ibadah untuk apa?

Meski keren tapi tak paham agama bisa apa?

Hidupmu tak hanya di dunia, masih ada akhirat yang lebih kekal selamanya. Bukan perkara menerima apa adanya atau menerima ada apanya, tapi yang terpenting adalah berjuang untuk membaik bersama.

Tak perlulah yang sempurna untuk menggenapkan separuh agamamu, tapi yang terpenting orang yang mau untuk saling menyempurnakan dalam penantian sebelum Allah SWT mempertemukan. Semoga selalu ada rasa sabar dalam ruang penantian yang senantiasa membuat bertahan tanpa merasa kelelahan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis bisa menjadi pelarian saat hati dan pikiran tak menentu. Klaten-Jogja-Surabaya.

CLOSE