Tak Pernah Sama

Rindu yang tak tertahan lagi ini kembali membawaku pada momen perjalanan panjang itu. Betapa masih teringat jelas segala kenangan saat itu. Sejuknya, dinginnya, kabutnya, rintik hujannya, meliuknya jalan beraspal itu, pemandangan, serta gunung dan bukit yang tinggi menjulang, segalanya masih terekam jelas di dalam memori ini. Namun sayang, meski aku mampu melewati jalan yang sama, tapi tak mampu aku mengembalikan segalanya sama seperti yang dulu.

Advertisement

Betapa dulu aku lewati setiap jengkal jalan beraspal ini bersama dengan teman-temanku yang begitu “gila” dengan segala tingkah polahnya yang selalu membangkitkan semangatku dalam menjalani semua tantangan dalam hidup. Dulu, di masa aku merasa segalanya telah kumiliki, teman, pengakuan, dan segala yang begitu berharga saat itu, aku lupa bahwa dalam sekejap semua itu bisa pergi dan menjauh tanpa pernah bisa aku hindari.

Kini semua itu benar menghilang, apa yang kumiliki hanya diriku sendiri dan kemanakah segala yang dulu pernah kumiliki itu pergi? Mereka tidak pernah pergi, mereka hanya berpindah haluan, berpindah teman, berpindah pergaulan.

Semua berubah, semua berganti, tak pernah sama lagi, bahkan kini disetiap jengkal jalan beraspal yang kulewati ini pun aku melihat begitu banyak hal berubah dan berganti tapi aku masih di sini, seperti yang dulu, hanya kini semua yang dulu kumiliki telah hilang. Bahkan tak seorangpun lagi yang mengingatku mungkin. Hanya ada nama tanpa ada kenangan tentang siapa diri ini. Ya, semua yang kumiliki dulu memang hanyalah hal yang semu. Segala kebanggaanku dulu, pergaulanku dulu, “kenakalan” ku dulu yang juga pernah kubanggakan sekarang pergi tanpa bekas.

Advertisement

Harus mulai kusadari dan mungkin ini menjadi sebuah pengingat dan juga tamparan bagiku bahwa aku tak bisa memaksa segala yang pernah kumiliki untuk terus ada disini. Aku harus mulai sadar bahwa segalanya dapat datang dan pergi dengan begitu cepatnya.

Dulu, sejuk, dingin, kabut, dan rintiknya hujan di tempat ini selalu membuat ku rindu, sampai detik di mana aku berusaha mengulang seegala memori ini kembali. Tapi di detik tepat di mana semua itu aku ulang, ternyata yang kurindukan itu sudah pergi, yang kurindukan itu sudah berbeda, yang kurindukan itu sudah berganti menjadi kesemuan belaka. Ingin aku mulai membuat memori baru di tempat kenangan ini, tapi mungkin bukan dengan “seseorang” yang sama, bukan dengan mereka yang dulu.

Rasa yang akan kurasakan pun mungkin akan berbeda, tetap tidak akan sama seberapapun kerasnya aku mencoba untuk mengembalikan itu semua.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta kesendirian, tapi benci kesunyian

CLOSE