Tak Terasa Waktu Berjalan Begitu Cepat, Musim Hujan Telah Usai dan Kita pun Telah Selesai

Kata orang, cinta itu memang hal yang paling menyedihkan

Aku ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih untuk semesta yang telah menyempatkan aku pernah berada di pelukannya. Di pelukannya yang tidak akan pernah aku dapatkan dari orang lain.

Beribu-ribu bintang menyaksikan aku menangis di bawah indahnya mereka, betapa malunya aku akan hal itu, menyadari melihat mereka yang bersinar dan aku yang termenung di bawah angin yang menusuk kulitku dengan ganas sambil menatap bintang-bintang

Jujur, aku ingin semesta memberitahu aku yang sebenarnya. Dia cinta sama aku atau tidak? Kenapa dia tidak ada memperjuangkan diriku sama sekali? 

Kata orang, cinta itu memang hal yang paling menyedihkan. Dan aku mengakui akan hal itu benar. Cinta hanya membawa aku kedalam kesedihanku sendiri. 

Ruang yang sudah aku siapkan untuk orang seperti dirimu didalam hatiku sudah menjadi lubang yang tembus ke jurang perasaan terakhirku. Ternyata aku tidak bisa menahan lama-lama perasaan ini. Ternyata perasaan itu hanya melintas ketika aku melihatmu didepan mataku. Dan ternyata, aku tidak mencintaimu. Aku hanya mengagumi keberadaanmu di kehidupan ku.

Aku senang, kamu masih memberi perhatian yang sama setiap kali kita bertemu. Duduk sambil memakan es krim coklat, menatap Milky Way diatas bukit yang tinggi sambil mendengarkan lagu dari earphone, dan pergi ke kafe kopi terenak di kota. 

Kita baru saja bertemu kemarin. Tenyata kegugupanku seperti pada awal aku bertemu dirimu. Aku hanya bisa memberi senyum terbaik ku sambil berusaha untuk menatap matamu. Jujur, kamu adalah orang pertama yang ketika aku berbicara aku tidak berani menatap matamu. Entahlah kenapa, aku rasanya benar-benar terhipnotis akan hal itu.

Meskipun sekarang aku sudah tidak menatapmu dari dekat, aku masih bisa melihat mukamu melalui video call dan mendengar suaramu di ujung sana saja sudah bersyukur kepada Tuhan bahwa kamu memang sehat disana.

Mawar putih adalah kesukaanmu. Aku sempat ingin memberikannya kepada dirimu. Tapi maaf aku belum bisa memberimu mawar putih waktu itu. Aku nggak mau mawar putih menjadi saksi bahwa kita telah berakhir dan dirimu perlahan menjauh dari kehidupanku. 

Aku terlalu banyak berjanji kepada semesta, bahwa aku akan merelakan kepergianmu. Namun janji tersebut hanya keluar dari sebatas mulutku saja. Tidak dengan hatiku yang masing menggenggam dirimu.

Percayalah sayang, suatu saat, aku akan memberimu mawar putih sebagai tanda bahwa aku sudah mengikhlaskan kepergianmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

she really loves caramel coffee