Takdir Tetaplah Takdir, Perpisahan ini Menjadi Jalan Satu-Satunya Kita untuk yang Terakhir

Perpisahan yang menyakitkan adalah ketika perpisahan itu bukan atas dasar kehendak kita, tapi takdir tak mengenal itu semua, jadi jalan satu-satunya adalah bersikap pasrah dan menerima semuanya.

Advertisement

Bukan inginku, bukan inginmu, tetapi apalah daya, takdir harus memungkinkan itu semua, kita berpisah bukan karena keinginan dasar kita, semua karena jalan yang tidak memungkinkan untuk kita menjalaninya.

Kecewa, yaa… Aku sangat kecewa, terpukul?? Mungkin itu juga jawaban tepat untuk mengakhiri semua pertanyaannya.

Permasalah ini kadang begitu rumit, kita berpisah bukan karena kita tak saling cinta, bukan karena orang ketiga, dan bukan karena perbedaan persepsi di antara kita, tetapi karena merekalah kita menyerah (Orang Tua).

Advertisement

Sakit sekali rasanya, masih mencintai tetapi dipaksa harus memilih pergi, pergi dari kehidupannya, dari kenangannya, dari cinta dan kasih sayangnya, tetapi aku harus apa, ini adalah jalan satu-satunya.

Masih ada rasa cemburu walau aku dan kamu sudah tak lagi menyatu

Advertisement

Jarak ini memang hebat, memisahkan raga kita, tetapi juga mengikatkan hati kita, aku tahu kini kau telah berdua, dengan pilihan hatimu atau?… Ahhh… Entahlah..

Tapi aku merasa kau masih saja cemburu ketika aku dekat dengan pria-pria itu, dan salahnya, akupun merasa begitu, masih menjadi wanita satu-satunya pencemburu nomor 1 untukmu, apakah kamu tahu?? Mungkin,

Tapi aku tak perduli, karena ini hak rasaku, ini hak hatiku, karena yang terpenting tak ada niat sedikitpun untukku mengganggu hubungannya denganmu, karena bagiku semua sudah berakhir, berakhir sesuai jalannya takdir

Mantanku menikah dulu, terus aku?? Ahh… Ini bukan persaingan, ini juga bukan lomba, tak ada kalah dan menang dalam urusan menikah karena menikah itu atas dasar saling setuju, setuju antara aku, Tuhan, dan juga orang tuaku

Mantan menikah dulu?? Siapa takut, aku memang kadang masih cemburu, tapi soal urusan menikah, itu bukan suatu dilema untukku, karena menikah itu bukan ajang lomba atau festival hari raya, menikah ituurusan Yang Di Atas, kalau kamu (mantan) mau menikah yaa sok ajah.

Aku yakin Tuhan punya rencana Jitu untukku, karena aku yakin ada seseorang di luar sana yang bersedia menjadi imam sebaik-baik imam pilhan Tuhan untukku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka buku, tulisan dan pulpen...

CLOSE