Tayangan Anak di Televisi Semakin Berkurang, Bagaimana Peran Orang Tua?

Indonesia

"Your child will follow your example, not your advice"

Advertisement

Kata Mutiara tersebut dapat diartikan dengan “anakmu akan meniru dirimu, bukan meniru nasehatmu”, itulah yang dapat mendiskripsikan tentang bagaimana seorang anak sangat mudah sekali meniru apa yang mereka lihat, tanpa memikirkan baik dan buruknya. Seperti yang kita ketahui, televisi jaman sekarang buruk untuk anak?

 

Pandangan ini sudah ada pada awal menjamurnya stasiun televisi dan rupanya pandangan ini sudah ada pada awal menjamurnya stasiun televisi dan pandangan ini sepertinya semakin relevan pada hari ini.

Advertisement

 

Dilansir laman Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), televisi merupakan media yang paling sering dikonsumsi anak, dengan persentase 97%, penggunaan telepon genggam sebanyak 50%,  dan Radio sebanyak 33%. Tetapi isu yang terjadi adalah jumlah program anak merosok tajam. Dari hasil kajian Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) menyatakan bahwa pada Mei 2018, jumlah acara anak hanya mencapai 40 program saja. KPI punya seabrek aturan mengenai perlindungan anak. Sudah tidak terhingga lagi petinggi negara menganjurkan program anak yang berkualitas. Namun upaya ini tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Dari sedikit tayangan yang ada pun, belum semua dapat dikategorikan ramah dan berkualitas untuk anak.

Advertisement

 

Ketika berbicara soal tayangan anak yang pertama kali terbesit dipikiran banyak orang adalah kartun dan animasi, tetapi tidak semua kartun sesuai dengan kategori semua anak. Dilansir dari laman KPI, mereka telah membagi tayangan dalam 4 klasifikasi usia. Pra-sekolah, yang mana anak-anak yang seumuran dengan anak playgroup dan TK yang memiliki kartun Dora the Explorer dan Tayo. Setelah pra-sekolah, ada sekolah dasar dengan kartun seperti upin-ipin atau doraemon. Semetara untuk remaja, mencakup SMP dan SMA, dengan kartun Dragon Ball, Samurai X, Power Rangers. Selebihnya program-program dewasa, untuk usia diatas 18 tahun baru boleh tayang setelah jam 10 malam. Namun, tidak ada stasiun televisi bersiaran nasional yang didedikasikan secara konsisten untuk pengembangan dan perawatan anak.

 

Hampir semua stasiun televisi berserta tayangan-tayangan dibawah jam 10 tersebut memakai klasifikasi yang disebut sebagai “semua umur”. Dari tayangan “Katakan Putus” mapupun “azab”, semuanya memakai klasifikasi ini. Tayangan dalam klasifikasi ini memang tidak sepenuhnya tayangan yang cocok untuk dikonsumsi anak, dengan demikian, orang tualah yang sangat terpenting perannya dalam pengawasan dan pengajaran terhadap anak.   Anak dan remaja memang pihak rentan yang harus dilindungi.

 

Namun, menghilangkan hal-hal negatif dari media tidak akan menghapus fakta bahwa dunia itu sendiri bahkan dalam lingkungan anak sehari-hari penuh dengan hal negatif. Tentu ini bukan berarti bahwa media boleh begitu saja menampilkan kekerasan, seksualitas, atau narkoba, pada anak. Kita tidak bisa membuat dunia sepenuhnya bersih dari hal negatif agar aman ditinggali anak, tapi kita bisa mempersiapkan mereka untuk menghadapi hal ini dengan rasional agar mereka bisa menciptakan dunia yang lebih baik lagi nantinya bagi generasi yang akan datang berikutnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE