Bak Kehilangan Separuh Nyawa, Inilah Kisah Pilu Saat Ditinggalkan Belahan Jiwa

Ditinggalkan pasangan selama-lamanya

Setiap kisah cinta tentu diharapkan indah dan selalu berjalan baik hingga ujungnya dipersatukan dalam ikatan janji suci.


Tapi bagaimana tentang kisah cinta yang ditinggal pergi untuk selamanya?

Bahkan untuk mengucap dan memberikan pelukan perpisahan pun kita tak bisa?


Itulah kehidupan yang tidak seorang pun tahu, tentang akhir dari sebuah harapan yang lahir di setiap insan manusia.

Terima kasih untuk kamu, yang pernah membagi kisah denganku. Membagi canda, tawa dan bahkan tak jarang menangis karna hal yang sepele. Ya, hal-hal itu tentu yang selalu membuatku ingat akan sosokmu lagi. Bahkan sampai saat ini pun aku merasa kamu masih ada di dunia ini. Cuma kita tak lagi diberi kesempatan untuk saling bertemu.

Masih kuingat betul, tiga hari sebelum kamu menghembuskan napas yang terakhir. Kala itu aku menemanimu seharian di rumah sakit. Kamu terbaring tak berdaya, tapi seolah berusaha menyenangkanku. Dengan mengatakan kata-kata seolah sedang tidak terjadi apa-apa dan berusaha membuatku tidak khawatir.

Namun raut kesakitan di wajahmu tak bisa kamu sembunyikan dariku. Aku bahkan merasa tak banyak yang bisa kuperbuat, kecuali menyemangatimu untuk tetap semangat melawan penyakit yang menggeroti dirimu.


Tapi bagaimanapun Tuhan selalu punya jawaban yang lain.

Seberapapun kerasnya usaha seorang manusia, ketika Tuhan berkata "cukup sampai disini"


Aku, kamu bisa apa. Ya, kala itu Tuhan bersama takdir-Nya telah memanggilmu untuk pergi selamanya meninggalkanku, orang tuamu, serta teman-temanmu, dari dunia yang fana ini.

Yang kusesali adalah aku tidak bisa melihat untuk terakhir kalinya wajah teduhmu itu, bahkan untuk mengucapkan selamat tinggalpun aku tidak diberi kesempatan oleh-Nya.


Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik untukmu dan terima kasih telah sempat hadir dalam hidupku, untuk memberi warna indah untuk dikenang.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya Seorang Insan Manusia yang Masih Terus Berjuang Melampaui Cita-Cita yang Diinginkan

Editor

Not that millennial in digital era.