Tentang Rasa dan Sebuah Keputusan

Tentang rasa itu yang pernah singgah di hati atau bahkan masih bersemayam di sebuah sudut ruangan. Perpisahan memang bukan hal yang menyenangkan. Namun setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.

Advertisement

Aku pernah menyimpan sebuah perasaan kepada seorang laki-laki bahkan setelah kami memutuskan untuk berpisah rasa itu tetap ada walupun dengan kadar berbeda. Tentunya perpisahan bukanlah suatu hal yang mudah. ketika kau mulai membiasakan hidup tanpa ada chat dari dia tanpa bisa melihat bagaimana dia sekarang. Itu yang ku alami aku tidak bisa mendengar suaranya aku tak bisa menatap lagi dia.

Sesungguhnya perpisahan ini adalah jalan terbaik dari pada kita terus menerus dalam hubungan yang tidak diridhoiNya walaupun pada kenyataannya hal itu tidaklah mudah. Aku ingat pernah berkata kepadamu "Jika kita berjodoh maka kita akan dipertemukan kembali jika tidak maka kita akan diberi jodoh yang terbaik".

Namun kau hanya diam dan akhirnya mengiyakan pernyataanku. Kau tahu saat aku mengucapkan kata itu sebenarnya hatiku berat tapi jika diteruskan ku rasa kita hanya menunda perpisahan dan kita sama-sama tau bahwa hubungan sebelum ada 'qobiltu' adalah hal yang di larang dalam agama kita.

Advertisement

Sejak aku mengucapkan kalimat itu, semua akses kita tertutup. engkau mem-block semua akunku dan sama sekali tidak ada komunikasi antara kita lagi. Meskipun aku pernah berkata aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. sesungguhnya hatiku tidak benar-benar ingin seperti itu namun hal tersebut harus kulakukan demi kebaikan kita.

Aku paling ingat kata-katamu ''aku harus mencari perempuan dimana''.

Advertisement

Hingga pada suatu waktu aku melihat fotomu bergandengan dengan seorang perempuan dalam acara pernikahan. Ya kamu menikah, akhirnya kamu menikah. Kamu yang dulu tidak tahu mencari perempuan dimana, akhirnya sekarang engkau menikah.

Perjalanan kita selama 5 tahun yang cukup menyakitkan itu akhirnya menyadarkanku dari kerinduan-kerinduan yang diam-diam masih bersemayam di benakku bahwa engkau memang bukanlah jodohku, engkau bukan laki-laki yang ditakdirkan untukku.

Apakah aku sedih? pada awalnya iyaa. Kenangan-kenangan dalam memori itu masih sangat rapi berada di otak ku dan kemudian kenangan-kenangan itu muncul dan tak terasa jatuh air mata itu.

Meskipun masih ada perasaan tidak terima tapi aku tau jika kita kelak dipersatukan pasti ada hal yang tidak baik ke depannya dan aku sudah bisa memprediksi itu. Takdir Allah selalu baik bukan, meskipun secara kasat mata hal itu menyakitkan. Dan pada detik ini aku berusaha untuk menyerahkan diri kepadaNya, menata dan terus memperbaiki diriku.

Dan sekarang simpul dari kehidupan ini adalah engkau yang dulu pernah bersamaku selama 5 tahun akhirnya Allah menunjukkan jika kau bukan jodohku. Tenang.., aku akan bahagia tanpamu dan aku akan segera menemukan sosok yang jauh lebih baik dari kamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Perempuan yang sedang belajar tabah

4 Comments

  1. Milatul Afiah berkata:

    Bermangatlah. Allah lebih tahu apa yang terbaik untukmu. �

CLOSE