Tentang Si Waktu

Ketika ku sebut sebuah kata "waktu" apakah yang terbersit di benakmu?
Bisakah kamu mendefinisikannya? Atau bagaimanakah hubunganmu dengannnya?

Yah, ini adalah tentangnya. Tentang perannya yang begitu hebat dan menjadi pendamping setiamu. Kamu tau dia memiliki detik, menit, bahkan jam yang tak akan berkesudahan. Tak ada peran yang akan menggantikannya.

Duniamu adalah hasil dari karyanya. Si waktu bisa jadi teman bahkan juga jadi musuh bagimu. Dia akan melukaimu ketika kamu terlena, menghabiskan detiknya yang kemudian membunuh agan dan harapanmu. Namun dia juga memberimu kesempatan untuk mencapai apa yang sudah kamu sia-siakan.

Sejuta rasa yang kamu miliki dalam lembaran kehidupanmu adalah ciptaanya. Tentang airmata, tawa, amarah, emosi, semuanya tak luput dari detik yang dimiliknya. Pernahkah kamu berpikir untuk bertemu dengannya?

Lalu ketika bertemu apa yang akan kamu ucap padanya?
Maaf? Terimakasih? Atau bahkan kamu akan menghentikannya?
Tidak…

Si waktu tak akan bisa kamu jamah bahkan kamu hentikan.
Si waktu tidak punya tombol pause atau stop, dia hanya berjalan tanpa pernah berhenti.
Itu sudah menjadi ketetapan dunia. Si waktu selalu baik dalam melakukan perkerjaaNnya.

Semua kembali kepadamu.
Bagaimana kamu akan bekerja sama dengan si waktu,

yang pastinya akan sesuka hati menggores lembaran lembaranmu.

Aku pernah marah pada si waktu. Benar…aku benar-benar marah.
Bagaimana tidak? Aku sudah cukup bersabar mengikutinya, bertahan dengan semua kelakuannya.
Menerima semua tindakannnya yang bahkan melucutiku bak panah-panah beracun.

Akhirnya aku tak bisa lagi menerima ulahnya. Aku marah. Aku membara. Namun siwaktu hanya menertawakanku dan mengatakan bahwa aku egois dan keras kepala juga telah menyia-nyiakannya. Aku tidak terima dengan perkataanya, sangat tidak terima. Aku ingin membunuhnya. Mematikannya dengan tanganku sendiri.

Lalu apa? Bagaimana caranya? Aku bahkan tak tau bentuknya. Aku bahkan tak bisa melihat rupanya. Apakah dia bernapas ataukah dia punya jiwa? Bodoh. Kata itu akhirnya ku kalungkan pada tubuhku.

Bagaimana bisa aku marah pada si waktu? Bagaimana bisa aku ingin membunuhnya?
Dia akan tetap di sana dan tetap seperti itu. Berjalan mengarungi detik-detik yang dimilikinya. Tanpa peduli bagaimana kamu memperlakukannya.

Dia akan tetap melakukan tugasnya tanpa henti. Entah itu terukir indah atau menjadi luka, dia tak akan berhenti.
Di lembar kehidupanmu perihal si waktu menjadi tiga masa yang tak akan meninggalkanmu. Masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Percayalah ini adalah pekerjaan siwaktu yang tak akan meminta persetujuanmu.

Namun ini juga tentangmu apa dan bagaimana kamu memperlakukan ketiga masa itu. Detik yang sudah berlalu kamu boleh menyebutnya masa lalu. Jangan sesali apapun itu. Begitulah si waktu memainkannya ketika kamu tak memperhatikannya. Kamu boleh berfokus pada masa sekarang dan masa depan.

Kamu tak harus mengalah pada siwaktu, tapi kamu harus tetap mengikutinya. Berjalan di sisinya bukan di depan atau di belakangnya. Kamu tak akan bisa lebih dulu darinya namun kamu juga tak harus di belakangnya. Kamu harus memilih berada di sisinya, berdampingan dengannnya. Yah, lakukanlah demikian.

Meniti detik demi detik yang ia hadirkan. Di setiap perjalanan bersamanya kamu tak boleh hanya terdiam, kamu harus bekerja bersamanya. Walau sesekali si waktu akan mengujimu jangan berhenti karena dia tak akan menunggumu. Kamu hanya harus bertahan sampai dia benar-benar memberimu kenyataan dari anganmu.

Percayalah jika kamu memperlakukan si waktu dengan demikian, di masa depan kamu akan berterimakasih padanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis yang sedang Belajar