Terima Kasih Pernah Hadir untuk Sementara. Jika Kau Bersamaku Mungkin Namanya Bukan Cinta #BertepukSebelahTangan

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Hari ini, hari dimana aku akan mengakhiri masa sekolahku. Kata mereka, masa SMA adalah masa terindah melukiskan cerita cita dan cinta. Ya, ku akui begitu banyak cerita yang tak bisa dilupakan begitu saja. Begitu banyak sejarah dan kenangan yang tak mampu terucap atau tertulis oleh jari tangan, semuanya terekam sempurna dalam memori. Hari itu, hari dimana kami juga akan bertemu. Dia yang selama ini selalu membuatku tertawa, memotivasiku, mengenalkanku dengan hal-hal baru, dan dia yang selalu berhasil menciptakan sebuah garis lengkung di wajahku setiap kali aku membaca pesannya.

Advertisement

Hari itu dunia terasa begitu sempurna. Rasanya alam semesta turut merasakan kebahagiaan malam itu. Malam dimana aku akan memantapkan diri untuk melangkahkan kaki ke masa depan yang aku tak pernah tau bagaima wujudnya. Malam dimana aku dan dia akan bertemu kembali setelah berpisah hampir 3 tahun. Pertemuan yang kesekian kalinya ini, seperti pertemuan kami sebelum-sebelumnya selalu berhasil menenangkan jiwaku dan mewarnai hariku.

Ucapan selamat terucap darinya. Garis lengkung itu terukir lagi di wajahku. Kali ini dia tidak menuliskan pesan apapun dibajuku. Ku ingat 3 tahun lalu dia menuliskan pesan agar aku tidak melupakan sebuah instrument lagu yang dia bawakan saat meneleponku. Lagu More than words, yang baru kupahami arti sesungguhnya setelah aku duduk di bangku kuliah saat aku mengambil kelas linguistic.

Mungkin bukan dia orang pertama yang memainkan sebuah lagu untukku, bukan dia juga orang pertama yang memberikan puisi untuk ku, bukan dia juga orang pertama yang melakukan hal-hal istimewa bagiku. Dia hanya berhasil meluluhkan hatiku dengan cara yang aku tidak pernah harapkan dan tidak pernah pikirkan. Dia berhasil membuatku terus memikirkannya namun tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak mampu mengucapkannya.

Advertisement

Banyak cerita yang tak mampu kutuliskan tentang apa saja yang kami bicarakan malam itu, namun satu hal yang membuat semuanya berubah adalah kalimat terakhirnya setelah dia menceritakan rencana-rencananya kedepan dalam melanjutkan pendidikan dan masa depan. Ditengah-tengah malam yang begitu sejuk, dengan senyuman manis di wajahnya, dia melihatku dan mengatakan dengan sedikit ragu-ragu “Ehh…aku udah punya pacar lho, namanya….” Sontak malam yang sejuk berubah menjadi panas.

Hawa malam itu rasanya begitu menusuk dan membuatku ingin berlari menjauh darinya dan berteriak serta menangis kepada semesta. Bibirku terasa begitu lemah dan tidak mampu mengucapkan kata apapun selain “Oh.. ya, selamat ya!” Tak kuat aku merasakan aliran darah yang tiba-tiba menjadi panas, kepalaku terasa penuh dan berat. Aku malu pada diri sendiri, tak kuat aku menahan rasa ini, ku tahan nafasku, ku tahan air mataku sekuat tenaga agar tidak menetes di depannya.

Advertisement

Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Semua harapan dan angan-anganku akan malam yang indah itu berubah menjadi sebuah malam yang terkutuk. Aku memang seorang pengecut, aku memang hebat bersandiwara, aku begitu hebat menyembunyikan semua perasaan ini. Aku tidak mampu mengutarakan apa yang aku rasakan selama ini terhadapnya. Aku tahu sahabatku begitu mengaguminya.

Tiga tahun lalu semuanya terasa begitu rumit. Sahabatku mengatakan bahwa dia menyukai orang yang saat itu sedang mendekatiku. Aku tidak mampu menyakiti hati sahabatku dengan memberikan perhatian lebih kepada dia yang aku tahu memiliki perasaan yang sama denganku. Aku menganguminya, aku nyaman bersamanya, aku ingin dia selalu bersamaku untuk berbagi dan melukiskan sejarah bersama.

Namun aku juga tidak mampu menyakiti hati sahabatku. Aku tidak mampu menunjukkan perasaanku yang sesungguhnya saat itu, aku begitu kuat menutupinya agar terlihat biasa saja dan tidak memberinya sinyal sedikitpun bahwa aku juga menyukainya. Betapa aku ingin menyatakan apa yang aku rasakan namun yang ku ingat hati sahabatku akan sangat terluka saat dia tau aku mencintai pria yang dia juga kagumi.

Cinta bertepuk sebelah tangan. Sudahlah, aku sudah tak kuat untuk memegang perasaan ini, menuliskannya saja aku sudah gemetaran. Ku biarkan semuanya berlalu dan berusaha membuka hati untuk yang lain. Tapi ternyata Tuhan cukup adil dia menciptakan manusia berbeda-beda, tidak ada yang sama. Aku tak pernah menemukan yang lain selain dia. Hanya dia yang mampu membuat wajahku berseri-seri, hanya dia yang mampu membuka pikiranku, hanya dia yang mampu mengajarkanku bahwa hidup tak selamanya seperti yang aku bayangkan dan harapkan.

Dia yang saat ini telah bersama yang lain, ku ikhlaskan perasaanku demi kebahagiaannya dan perasaan sahabatku. Aku mencintainya namun biarlah hanya aku dan Tuhan yang tahu akan perasaan ini. Biarlah ku pendam saja semuanya menjadi sebuah kisah yang akan selalu membekas sangat dalam di hati.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE