[CERPEN] Terima Kasih Diriku, Aku Bangga Kamu Berjuang Sejauh Itu

Rasa syukur untuk diri sendiri

08 oktober 1997

Advertisement

Terimakasih ya allah, aku tumbuh dengan baik bahkan lahir dari rahim seorang wanita yang kuat. Mamah <3

Sejak kecil aku terdidik baik untuk berusaha mendapat yang ku mau dengan usaha sendiri tanpa merepotkan oranglain, tidak mengeluh dan terus berusaha.

Kala itu, saat aku SD

Advertisement

Hujan deras dan motor mogok, iyung (bapak) menepi di sebuah ruko, dia menyuruhku untuk menunggu sementara dia mendorong motornya sampai ke pom bensin. Hampir satu jam, setelah bensin terisi, dia menjemputku lagi di ruko itu. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dan aku memperhatikan begitu jauh iyung mendorong motor sampai ke pom bensin.

Bersama hujan kala itu, air mataku larut dan sama derasnya. Dari situ aku berjanji pada diri sendiri untuk sekuat mamah dan tak pernah menyerah seperti iyung.

Advertisement

Juli 2015.

Hari kelulusan SMK ku. 

Aku lulus dari jurusan Tata Boga. Awal kelulusan aku bekerja di beberapa tempat, merasa gagal dan tidak menemukan passion di dalam diri sendiri. Bahkan aku tidak tahu bakatku sebenarnya apa.

Terakhir aku bekerja di salah satu hotel. Kemudian aku memutuskan berhenti kemudian mencari pekerjaan ditempat lain. Terus menerus berganti tempat kerja sampai akhirnya aku kesulitan menemukan pekerjaan di tahun 2017. Aku melamar di berbagai perusahaan melalui email, bahkan "luntang lantung" sendiri membawa map lamaran.

Selagi menunggu panggilan pekerjaan, aku membuat bebrapa cemilan untuk dititipkan diwarung tetangga. Awalnya malu bahkan gengsi. tapi mamah meyakinkan aku dan terus mendukung agar aku mencoba resep resep baru. Penghasilan yang ku dapat dari berjualan, ku tabung untuk membuat lamaran pekerjaan dan untuk ongkos melamar.

Kala itu, aku berjalan sendiri menyusuri kota. Satu demi satu hotel ku datangi hanya untuk satu lamaran yang ku titipkan pada satpam, bahkan beberapa kali juga satpam menolak lamaran yang ku buat dengan alasan tidak ada lowongan. Aku juga pernah bersikeras untuk menitipkan lamaran sampai satpam tersebut mengusirku sampai ke jalan.

Saat itu pikiranku sangat sempit, sampai aku menghakimi satpam itu dalam hati. Umurku yang baru 19 tahun sangat amat terpukul karena hampir menginjak umur 20 tahun aku masih belum bekerja. Aku merasa tidak berguna untuk keluargaku.

Aku terus berdoa dan terus menitipkan cemilan di warung, bahkan sesekali menyuruh adikku berjualan di kelas nya. Hasilnya ku tabung lagi untuk ongkos melamar lagi.

Hal lucunya, aku melamar bersama teman ku, tapi yang lolos seleksi hanya temanku dan aku gagal (lagi). Aku terpuruk dan merasa menjadi orang yang paling gagal. Aku menepi dipinggir jalan, melihat begitu banyak orang yang lalu lalang dan melamun sendirian. Sampai akhirnya aku membeli jajanan pinggir jalan

"Neng, abis melamar?"

"Iya bang, tapi ditolak terus" Aku berharap mendapat empati dan belas kasihan karena aku merasa menjadi orang yang paling gagal.

"Jangan nyerah neng, cari kerja jaman sekarang emang susah. Eneng mah masih alhamdulillah bisa sekolah dan ada ijazah, saya mah lulusan sd. Ya gini aja jadinya jualan kecil-kecilan."

Aku hanya terdiam dan sadar bahwa ada yang lebih sulit dibanding diriku sendiri. Aku lebih beruntung sampai saat ini, bisa sekolah dan bisa mengerti sulitnya berjuang. Aku bahkan baru merasa sulit bekerja setelah 17 tahun, sedangkan banyak orang disana yang harus bekerja di usia yang lebih muda dari aku.

'Ayo semangat, Ke. Kamu belum mulai sama sekali. Yuk mulai sekarang, coba lagi,' aku menyemangati diri sendiri dalam hati.

Aku terus berusaha dan terus meminta doa mamah agar aku bisa mendapat perkerjaan. Sampai akhirnya takdir mempertemukan aku pada seseorang yang merekomendasikan aku di perusahaan tempat dia bekerja di salah satu rumah sakit bogor. Tempat impian aku bekerja. dan tempat yang pernah ku titipkan lamarannya. Walau tak pernah ada balasan kabar sampai aku menemukan hikmah, bahwa semua sudah ada waktunya, semua sudah Allah rencanakan.

Terimakasih aku

Di usia ku yang hampir 22 tahun, aku sangat mengerti apa itu sebuah proses, perjuangan dan rasa syukur. Aku bangga pada diriku sendiri yang tidak menyerah dan terus berusaha diiringi doa.

Allah menjanjikan sebuah nikmat bila kita terus berusaha dan tidak putus doa. dari sejak saat itu. aku terus menggantungkan harapan pada allah. ku kembalikan semua kesedihan hanya pada allah. karena semua berasal dari allah dan kembali lagi pada-Nya.

Semangat selalu, Ke. Aku bangga :)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"mencintai diri sendiri dan bersyukur atas apa yang kita punya" adalah kalimat sederhana namun perlu kerja keras untuk melakukannya. aku perlu banyak belajar untuk melakukan keduanya. karenanya, aku coba tuangkan semua dalam tulisan sebagai salah satu cara untuk mewujudkannya. happy to be :)

CLOSE