Teruntuk Kamu yang Aku Semogakan Menjadi Calon Imamku dan Calon Ayah Dari Anak-Anakku

Entah mengapa aku mengagumimu sejak pertama kali aku mengenalmu. Bahkan jauh sebelum kita bertemu, aku bahagia mendengar cerita unik tentang kamu. Kini, kamu berada tepat disampingku. Rasa malu-malu bahkan setelah sekian banyak waktu yang kita habiskan bersama. Terimakasih karena tak pernah bosan mendengar ceritaku, atau sekedar mendengar aku menangis meluapkan emosi. Sejujurnya aku ingin mengungkapkan terimakasih.


Bukan soal materi, bukan soal perhatianmu. Tapi tentang kehadiranmu dan keputusanmu memilihku.


Aku berjanji akan mendukungmu semampu sekuat yang aku bisa. Atau setidaknya do'a tak pernah lupa aku iringkan untukmu. Berjuanglah demi karir dan masa depanmu, dan akupun begitu. Tapi yang aku harap darimu aku juga termasuk dalam salah satu yang kamu perjuangkan itu.

Aku tau kamu juga banyak kekurangan, tapi jangan khawatir itu tak apa untukku. Kita bisa belajar bersama, berjalan melangkah bersama mengiring mentari. Jangan khawatir aku akan berpaling saat kamu terjatuh, karena tanpamu aku juga tak kan bisa berlari kencang. Aku mengukir harapan ini menjadi do'a yang selalu aku semogakan. Aku sering membayangkan kita hidup bersama dalam rumah impian kita, bercengkerama dengan anak-anak dan menikmati secangkir teh menemani hilangnya senja. Aku ingin menjadi tempat berpulangmu saat kamu lelah.

Aku ingin menjadi teman hidupmu, menemanimu dalam apapun keadaanmu Sejalan dengan apa yang aku semogakan, kini aku juga sedang memperbaiki diri. Menyamakan ritme dengan semangatmu. Rasa tanggung jawab dan pantang menyerahmu. Genggam tanganku kapanpun kamu mau. Aku akan berjalan bersamamu, bahkan berlari pun aku mau.

Tapi aku tau juga banyak yang menginginkanmu, mungkin lebih dari aku. Jika boleh jujur aku sering cemburu. Begitu juga dengan rasamu dimasa lalu.Tapi apalah hakku, karena kita belum mengucap janji suci bersama. Kamu masih boleh mencari yang lebih kamu sukai. Dan hakku adalah mendo'akanmu agar kamu hanya menyukaiku. Aku harap kamu benar-benar menjadi imamku. Menggenggam tanganku merangkai cerita baru dalam balutan romansa kehidupan kita.


Salam dariku, yang bersedia selangkah dibelakangmu dan mengandengmu menuju bahagia yang hakiki.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Your Mid(wife) - Menulis itu bukan tentang pasion, tapi tentang cara melegakan hati

4 Comments

  1. Widia Wati berkata:

    Ijin repost ya kak�