Teruntuk Sahabat Cappucino-ku, Dapatkah Kalian Menjadi Sahabat yang Selalu Dirindukan?

Tapi apapun yang sedang kalian kerjakan, bisakah kita kembali mesra seperti dulu?

Sahabat cappucino-ku, Wah mengapa Cappucino ya? Ya aku sendiri yang memberi nama itu pada persahabatan kita. Awalnya aku pikir kisah kita akan dipenuhi banyak rasa, seperti cappucino. Cappucino merupakan campuran Kopi dan susu, perpaduan yang sempurna. Hampir semua orang menyukai cappucino, begitupun dengan kita kan?

Advertisement

Duduk di pinggiran pantai, memesan beberapa gelas cappucino ada yang menyukai cappucino dingin, ada pula yang menyukai cappucino Panas, tidak lupa di sajikan dengan seporsi stik pisang coklat keju, ditambah lagi dengan obrolan obrolan yang seru. Nongkrong yang sempurna.

Oh iya, kurang lebih empat tahun kita bersama, waktu begitu cepat berlalu ya. Satu persatu dari kita sudah berhasil menyelesaikan perkuliahan ini. Aku bangga pada kalian semua. Aku jadi ingin kembali kemasa masa istimewa itu, yang tak lagi dapat aku nikmati di masa sekarang.

Berkumpul di salah satu rumah kosan kalian, sambil menunggu waktu jedah perkuliahan, ada yang kebutan mengerjakan tugas yang sebentar lagi dikumpul, ada yang menikmati tidur siangnya, ada yang sedang  memasak untuk makan siang, ada pula yang sedang maskeran. Hahaha aku rindu.

Advertisement

Tapi, cappucino-ku yang dulu membahagiakan, aku tidak merasakannya sekarang. Kalian yang dulu aku sebut rumah kedua tidak lagi memberi kenyamanan. Keadaan telah banyak merubah kita, ya itu harus diakui. Kita benar benar telah dipisahkan oleh keadaan ini. Padahal seingat aku kita sama sekali tidak pernah merayakan pesta perpisahan, tapi kenapa keadaan ini terlalu jauh membawa kita pada perpisahan?

Hingga meluangkan waktu untuk saling menyapa pun begitu berat. Group whatsapp yang dulunya begitu ramai dengan gosip gosip terkini, ataupun saling bercanda, kini begitu sepi seperti tak berpenghuni. Sesekali aku mengirim stiker atau gambar lucu ataupun sekedar ucapan hai pada grup itu, untuk memulai percakapan, maksudku.

Advertisement

Namun apa yang aku dapatkan? Tidak seorang pun meresponnya, padahal hampir semua membacanya. Berbagai pikiran melayang layang dikepalaku. Apa yang terjadi pada kalian? Atau apakah aku sedang membuat kesalahan? Terkadang pula, ketika kalian sedang membicarakan sesuatu di group, dan aku ikut nimbrung di dalamnya, lantas keadaan berubah menjadi krik-krik, lagi lagi tidak seorangpun meresponku, padahal awalnya kalian begitu ramai. Ataukah kalian tidak lagi menyukai keberadaanku disana? Aku jadi merasa bersalah ikut nimbrung di dalam obrolan itu. 

Dahulu, kalian orang terpenting yang aku hubungi ketika aku sedang mengalami masalah atau memberitahukan kalian tentang sesuatu yang membuatku senang, begitupun dengan kalian selalu saja bercerita tentang apapun kepadaku, baik itu cerita menyenangkan ataupun menyedihkan.

Tapi sekarang tidak lagi ketika satu persatu dari kalian memutuskan untuk menikah ataupun bertunangan, aku hanya mengetahuinya dari sosial media kalian, semuanya sampai ketelingaku tanpa kalian sendiri yang memberitahukan secara langsung. Sedih sudah pasti, tapi begitulah keadaanya sekarang.

Iya aku paham, dahulu aku adalah orang yang paling ambisius untuk merubah pola pikir kalian menjadi lebih baik. Kita memang dipertemukan dengan banyak sekali perbedaan, mulai dari latar belakang keluarga yang sangat berbeda, pola pikir, kebiasaan kebiasaan, suku ras maupun agama sangat berbeda denganku. Kalian yang merantau dari berbagai kabupaten, sedangkan aku memang dibesarkan di kota ini.

Banyak sekali perbedaan, hingga aku berniat untuk saling membagi ilmu maupun pengalaman kepada kalian sehingga perbedaan tidak lagi berarti. Aku berhasil membantu kalian, apapun aku lakukan untuk kemajuan kalian,  mengubah pola pikir dan tingkah laku kalian menjadi lebih maju namun tidak meninggalkan budaya kalian masing masing. Aku bukan sok untuk menjadi pemimpin di persahabatan ini, aku hanya membagikan apa yang patut aku bagikan, aku merasa gagal jadi manusia jika tidak bisa saling membantu.

Banyak sekali kisah yang ingin aku bagikan kepada kalian sekarang, berbagai proses panjang yang aku lewati dalam hidup, setelah kita berpisah. Aku juga ingin mendengar curahan hati dari kalian tentang bagaimana  proses yang telah kalian lalui. Tapi aku sadar sekarang tidak lagi sama.. aku teringat pesan salah satu dari kalian yang membalas di grup “maaf, lagi sibuk” oh, tunggu dulu aku belum dapat mencerna bagian ini.

Cerita-cerita lucu tidak lagi lucu, cerita cerita bahagia tidak lagi membuat bahagia, cerita sedih hanya sebatas sabar ya. Chatingan maupun deringan telepon tidak lagi menghiasi ponselku. Yaa, aku mencoba mengikuti alur ini. aku mencoba untuk tidak lagi terlalu memikirkan kalian. Berusaha untuk cuek dan fokus dengan apa yang aku jalani sekarang. Tapi tidak sepenuh aku bisa melakukannya, kalian sudah seperti saudara kandungku sendiri, mana mungkin aku tega.

Setelah aku tidak lagi fokus dengan kalian, karena aku pikir kalian tidak lagi membutuhkanku. Hingga tiba saatnya kalian menganggapku seperti terlalu dingin, berbeda dari aku yang sebelumnya HAHAHA. Hei sahabatku, bukankah ini yang kalian inginkan? Mengapa kalian mencariku ketika aku mencoba untuk tidak peduli lagi? Hmm Cappucino memang banyak rasanya! Aku bingung harus menjadi sahabat seperti apa sekarang.

Aku tidak akan pernah berhenti untuk peduli, tapi jika kalian yang mendorongku untuk pergi, aku akan pergi dan mencoba tidak peduli lagi jalan hidup kita sekarang semakin berbeda, tujuan tujuan yang dulu satu, sekarang tidaklah sama. Fokus kita sekarang berbeda beda, ada yang sedang sibuk berperan menjadi seorang istri dan ibu, ada yang juga yang sedang mempersiapkan ke jenjang pernikahan, ada pula yang sedang berkarir dan meraih mimpi mimpinya.

Tapi apapun yang sedang kalian kerjakan, bisakah kita kembali mesra seperti dulu? Untuk berkata hai atau sekedar sharing pengalaman. aku paham tentang aktifitas kalian masing-masing, tapi aku tidak paham dengan kata kata terlalu sibuk.

Karena pada dasarnya setiap orang punya waktu luang. Semua orang punya waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari, adakah waktu untuk kita saling berbincang ? Karena tidak ada orang yang terlalu sibuk di muka bumi ini, semua hanya tentang prioritas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Selalu percaya pada keajaiban dan kekuatan mimpi yang di barengi dengan doa dan usaha, bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dapat tewujud // Kesukaanku dalam menulis adalah caraku meluapkan segala kisah dalam hidupku ❣

CLOSE