Tipikal Anak Muda Indonesia Setelah Putus

Jika orang tersebut tidak dapat tinggal lebih lama, mengapa kita menahannya?

Siklus orang pacaran emang ketebak banget. Dari awal nggak kenal, eh dikenalin sama temen terus jalan bareng, temenan sampe akhirnya ngerasa suka mulai deh pdkt terus jadian. Yah kalo perihal jadiannya si tiap orang beda-beda ada yang lama bertahun-tahun sampe nikah atau ditinggal nikah, ada pula yang hitungan minggu. Tapi yang jelas di Indonesia, abis putus langsung deh hilang semua tentang doi. Baik kenangan masa lalu, cerita masa lalu, bahkan nomer telfonnya aja segaja dihilangkan. Konon katanya mempermudah untuk melupakan. Tujuan dari melupakan juga beda-beda misalnya, ingin melupakan karena sakit hati diduakan, ditinggal nikah, dikecewakan karena banyak hal, atau yang lebih sakit karena perbedaan agama.

Advertisement

Tapi jujur, saya bisa dibilang pribadi yang sulit untuk melupakan seseorang. Dalam arti, yah nggak mau aja untuk ngilangin semua hal luarbiasa yang udah terjadi. Entah dengan orang lain, mantan, atau teman. Makanya saya sering sekali dibilang gagal move on, hanya karena terkadang masih sering komunikasi dengan mantan. Padahal tidak ada yang buruk atau merugikan dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan mantan, walaupun hubungannya sudah hanya sebatas teman saja.

Kalau misalnya mantan sudah punya kekasih baru, bertukar sapa dan menanyakan kabar bukan hal yang patut dicurigakan kok. Lagi pula, jika memang sudah cukup dewasa mereka pasti saling mengerti. Tapi itu balik lagi, terkadang anak muda di Indonesia belum cukup dewasa untuk menurunkan egonya.

Suatu ketika, saya pernah menjalin hubungan dengan seorang pria dan kami terpisah oleh dua negara yang berbeda. Waktu itu saya masih sangat baru-baru nya menjalin hubungan dengannya, jadi kami rasa mungkin kami bisa mencoba untuk LDR. Tapi ternyata tidak, saya di duakan. Iya sakit hati, iya emosi, tapi toh saya belajar banyak hal darinya. Bahwa saya tidak bisa mengharapkan banyak hal dengan manusia, sampai kapanpun manusia akan terus mengecewakan bahkan orang yang paling kita sayangi pun melakukannya.

Advertisement

Sampai akhirnya saya iklas, dan menjalani hari seperti biasa. Hingga akhirnya saya kembali pulang, dan tanpa diduga bertemu dengannya. Saya tegur dan saya bersikap layaknya seorang teman, tidak ada benci dan dendam. Hingga saya akhrinya pulang dan mendapati SMS darinya, yang mengatakan “Kenapa kamu masih mau berbicara dengan saya, setelah saya mengecewakanmu?” saya hanya menjawab bahwa saya tidak akan pernah melupakan kebaikan seseorang hanya satu kesalahan yang mereka buat.

Rasanya tidak adil jika kira menuntut seseorang untuk mengikuti apa mau kita. Jika orang tersebut tidak dapat tinggal lebih lama, mengapa kita menahannya? Tapi begitulah manusia, kembali lagi saling mementingkan egonya masing-masing. Alhasil putus hubungan lalu saling melupakan dan kembali menjadi orang asing.

Namun jika cukup bijaksana, manusia itu seharusnya tau untuk bersikap seperti apa jika menghadapi mereka (mantan) yang pernah mengecewakan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE