Tren Penurunan Kasus: Crisis of Sense COVID-19, Bagaimana Kita Menyikapinya?

Walau demikian, protokol kesehatan adalah sebuah keharusan.

Setahun lebih sudah berlalu, pandemic COVID-19 tidak kunjung berakhir dan dampaknya dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia bahkan di dunia serta dampak kebijakan penanggulangan COVID-19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berat bagi masyarakat akibat krisis kesehatan dan ekonomi serta kasus positif yang terus meningkat. Berbagai protokoler kebijakan dikeluarkan pemerintah sebagai upaya menekan penyebaran COVID-19 seperti Social Distancing, Pembatasan sosial berskala besar dan sebagainya.

Masyarakat diharapkan harus tetap waspada terhadap pandemic COVID-19 dengan tetap mengetahui gejala klinis COVID-19 seperti demam, batuk, pilek, gangguan tenggorokan dan pernapasan sampai tidak dapat mencium bau serta tetap mematuhi protokoler kesehatan dari pemerintah seperti menggunakan masker kapanpun dan dimanapun, sering mencuci tangan menggunakan sabun, meminimalisir kontak yang perlu dengan benda dan hewan, konsumsi gizi seimbang dan rajin berolahraga agar tubuh tidak mudah terserang virus. Dr Riris Andono, Epidemiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKM) Universitas Gadjah Mada, mengatakan bahwa seharusnya kewaspadaan (Sense of Crisis) tinggi dapat meminimalisir penyebaran virus.

Seiring berjalannya waktu dimana saat ini masyarakat harus dapat beradaptasi berdampingan dengan COVID-19, masyarakat tidak bisa melupakan protokol kesehatan 5M:


Memakai masker,

Mencuci tangan, 

Menjaga jarak,

Menjauhi kerumunan, serta

Mengurangi mobilitas dan interaksi


Masyarakat harus terus mewaspadai agar dapat terus beraktivitas meski di tengah pandemi. Masyarakat harus mengurangi mobilitas agar terhindar dari virus. Kerjasama pemerintah dan masyarakat dalam upaya menekankan penyebaran virus dengan tetap waspada dan patuhi protokol kesehatan setidaknya tidak mengembalikkan kondisi masyarakat seperti fase pertama COVID-19 dimana masyarakat benar-benar tidak dapat melakukan aktivitas apapun.

Kurva kasus COVID-19 saat ini sudah melandai sejak penerapan PPKM skala mikro dan dimulainya program vaksinasi oleh pemerintah, tingkat kesembuhan juga meningkat, penurunan kasus harian. Kabar baik ini tentu dapat sedikit memberikan ketenangan namun diharapkan masyarakat tidak mengurangi kewaspadaan terhadap pandemi. Presiden Jokowi, saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Istana negara, Jakarta, 26 Maret 2021, menghimbau masyarakat untuk tidak lengah dan tetap mematuhi kebijakan di setiap daerah untuk dapat mempertahankan kondisi baik sekarang ini. Tidak satupun dapat menjamin kasus covid terus melandai, jika masyarakat mengabaikan protokol kewaspadaan dan mengurangi kewaspadaannya. Presiden Jokowi juga menghimbau agar program vaksinasi massal yang digelar di daerah untuk terus dikawal secara detail.

Masyarakat perlu terus mengingat masa-masa sulit ketika beraktivitas pun dilarang ketika kasus COVID-19 terus meningkat pada saat itu. Kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan serta bersama dengan program vaksin yang sedang berjalan diharapkan akan memberikan dampak terhadap penurunan kasus. Presiden Jokowi juga menghimbau pemerintah daerah untuk terus mengingatkan masyarakat untuk disiplin menjalan protokol kesehatan dan terus memiliki kewaspadaan dan kesiapan tinggi termasuk terhadap kebijakan larangan mudik. Alasan yang menjadi dasar diberlakukannya kebijakan larangan mudik pada tahun 2021, dikarenakan meningkatnya angka penularan dan kematian pasca libur panjang natal dan tahun baru. Persentase kenaikan kasus pada setiap libur panjang dari 37-93 persen dan persentase kenaikan kematian mencapai 6-75 persen. Kebijakan larangan mudik mulai diberlakukan pada tanggal 6 Mei 2021 hingga 17 Mei 2021. Masyarakat dihimbau untuk tidak dulu melakukan mudik. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Selama pemberlakukan kebijakan ini, kendaraan pelayanan distribusi logistik dan pelaku perjalanan dengan kepentingan yang sangat mendesak yang bersifat non mudik diperbolehkan.

Doni Monardo selaku Ketua Satgas COVID-19, mengatakan bahwa tren penurunan kasus COVID-19 terjadi di sejumlah provinsi lain. Selain itu Doni Monardo juga menyebutkan bahwa setiap libur panjang selalu diikuti oleh peningkatan kasus positif dan kematian terlebih pada libur lebaran tahun lalu. Menurutnya, tren penurunan kasus adalah tren terbaik pada tahun ini, untuk diharapkan kepada masyarakat untuk mematuhi kebijakan protokol kesehatan di setiap daerahnya.

Bagi masyarakat yang sudah divaksin dengan dosis lengkap juga alangkah baiknya jangan lengah menjalankan protokol kesehatan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC menyarankan betapa pentingnya penggunaan masker di dalam ruangan maupun diluar serta masyarakat harus memahami bagaimana keamanan lokasi yang dipilih untuk beraktivitas. CDC tetap merekomendasikan bagi masyarakat yang sudah di vaksin terutama yang belum di vaksin untuk menggunakan masker ketika berada atau menghadiri kegiatan ibadah acara olahraga dan kegiatan yang berada dalam ruangan kapasitas penuh.

 Pemerintah tentu tidak dapat mengatasi pandemi ini sendiri tanpa adanya kerjasama dengan masyarakat. Pemerintah sudah memberikan kelonggaran untuk beraktivitas dengan mematuhi protokol kesehatan daan diharapkan terus dilakukan agar kurva peningkatan kasus Covid 19 tidak kembali meningkat. Tingkat kewaspadaan masyarakat tidak boleh memudar dan kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan sangat memberikan pengaruh pada tren penurunan kasus.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara