Untuk Jodohku, Biarkan Aku Memantaskan Diri Untukmu

Di usia yang semakin matang, semakin banyak percobaan yang datang dalam bentuk pertanyaan.

Kenapa pertanyaan? Pasti kamu sudah bosan dengan salah satu pertanyaan yang paling sering kamu dengar, contohnya “Kapan Nikah?” Pertanyaan itu semakin membuat kamu ingin menggaruk kepalamu yang gak gatel secara refleks. Belum lagi di setiap weekend ada saja undangan pernikahan dari teman seperjuangan, baik itu pejuang di masa sekolah ataupun di masa sok dewasa alias masa kuliah. Walau pun kamu hadir sebagai bentuk penghormatan, pikiranmu akan pusing saat temanmu bertanya “Pergi Sama Siapa?” Nah lohh!

Rasa cemas di usia matang ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang datangnya keroyokan tanpa kenal ampun. Akhirnya tanpa disadari malah membuat galau dan panik, karena belum menemukan “soulmate” yang pas. Dampaknya akhirnya pasang status di twitter, minta dikenalin temen, cari di situs jodoh dan kebanyakan malah mencarinya di Tinder. Bener khan?!

Demi mendapatkan jodoh yang tepat, seringkali kita malah menjadi salah langkah dan akhirnya mengorbankan banyak hal. Padahal banyak pendapat bilang jodoh itu layaknya cermin diri kita, ia tidak akan jauh dari sosok diri sendiri. Itu semua dikarenakan jodoh merupakan bagian dari takdir. Walau bagian dari takdir, tapi tidak lantas membuat kita tidak berusaha mencari, sama halnya dengan rejeki, jika diam saja mana mungkin rejeki akan datang sendiri tanpa ada usaha.

Menurut pendapatmu apa sih yang dimaksud “Jodoh” itu?

Jodoh itu layaknya sebuah cermin diri kita.

“Aku mau jodohku se-ganteng Lee Min Ho atau se-kaya Prince Harry”

Dalam beberapa pemahaman, banyak pendapat bahwa orang yang saat ini membuat nyaman atau yang sedang berada di samping kita adalah jodoh yang kita cari. Tapi tahukah kamu bahwa pasangan yang dapat bertahan dan menyelesaikan konflik itulah jodoh yang ditakdirkan?

Untuk mengartikan jodoh, kita tidak boleh hanya melihatnya dari satu sudut pandang saja, karena jodoh itu adalah sesuatu yang sudah digariskan oleh sang pencipta, yang kemudian harus diusahakan tanpa berpikir itu semua hanyalah kebetulan semata. Ibarat bunga Mawar, jika kamu tidak menyiramnya ia akan perlahan layu. Jika kamu tidak merawatnya, Mawar akan muncul duri yang kemudian menyakitimu apabila digenggam. Ibarat pasangan, mereka juga harus kita rawat dan jaga dengan penuh cinta.

“Jangan banyak menuntut, tapi jadilah apa yang kita tuntut” Caption By : @abellatha.

Janganlah terlalu sibuk mengharapkan akan mendapat jodoh yang pinter mengaji, yang taat agamanya, yang jaga pandangan, yang setia, yang gak chat sana sini, yang gak suka like foto perempuan ini itu di internet.

Percayalah, orang yang baik akan mendapatkan sesuatu yang baik pula. Memaksa pasanganmu adalah hal yang super egois. Lebih baik waktumu dihabiskan dengan kegiatan yang bermanfaat, yang bisa menambah pengetahuan dan pengalaman. Fokus memantaskan diri kamu, agar kamu tidak dipandang sebelah mata. Terus memperbaiki diri, salah satu modal utama lho dalam mendapatkan hubungan yang langgeng, karena dia lebih mudah dalam beradaptasi dengan pasangannya.

Jodoh itu belajar sama-sama untuk perbaiki diri, bekali diri, menahan diri, lagi dan lagi,
dan sibuklah menjadi apa yang mau kita tuntut untuk pasangan yang kita harapkan.
Allah itu adil, karena nantinya jodoh yang ditakdirkan untukmu tidak akan jauh dari bagaimana diri kita, yang selalu saling mendorong untuk jadi lebih baik lagi.

Ingatlah selalu, “Cinta itu adalah sebuah pilihan, Jodoh itu adalah Takdir”. Sudahkah kamu temukan “Jodoh” mu? 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini