Untuk Kamu yang Harus Aku Ikhlaskan

Tahun terakhirku berakhir cukup mengenaskan. Hingga tahun terakhirku, aku masih terjebak dengan orang yang sama yaitu kamu.

Advertisement

Tahun terakhir ini juga aku tau semua yang terjadi dibelakangku, kejadian yang tak aku ketahui dan itu cukup membuatku terpukul. Aku tak menyangka sikapku yang acuh dan selalu berfikir positif membuahkan hasil sepahit ini. Sulit untukku mempercayai apa yang selama bertahun-tahun ini tertutup rapat dari mulut kawan-kawan dekatku dan dari kamu, sahabat dekatku sendiri. Kalian yang selama ini selalu terbuka padaku, sungguh pandai menyembunyikan fakta mencengangkan ini sangat rapi dan rapat.

Sejujurnya, aku butuh waktu untuk menerima pukulan sebesar ini. Bayangkan, kawan dekatku dan sahabat dekatku yakni kamu, dua orang penting yang menghiasi hari-hariku selama beberapa tahun belakangan ini terlibat dalam kisah cinta yang tak seorangpun berani memberitahuku. Yang lebih membuatku perih, akulah penyebab mereka tidak pernah bersatu dan memilih berpisah dalam diam sebelum ikatan itu terjalin. Jahat…iya, aku sangat jahat. Tapi…aku sungguh tak tau jika ada hubungan antara mereka. Sungguh, aku tak tau.

Aku selalu berpikir, mengapa tak satupun dari mereka atau kamu yang tau tidak pernah memberitahuku? Hingga, tanyaku bersambut dan berkata jika aku mengetahuinya, aku akan menjadi pihak yang sangat menyedihkan karena mereka pun menyadari perasaanku padamu itu sangat besar, walaupun kamu tidak pernah menyambutnya.

Advertisement

Tapi, aku tak sejahat itu memisahkan kalian jika aku tau lebih awal tentang hubunganmu dengannya. Aku mencintai kamu, dan cinta itu tidak akan membuatku menjadi egois dan jahat. Tidak! Aku selalu ingin menjadi orang yang melihat senyummu walau sebenarnya hatiku terkoyak hebat seperti dulu-dulu. Tak mengapa, karena dari awal aku memang sudah siap menerima resiko itu.

Kamu tau, hingga detik ini, aku masih diselimuti rasa bersalah meskipun kejadian itu sudah terlampaui sangat lama dan mungkin kamu sudah melupakannya jauh dibawah alam sadar kamu. Taukah kamu, ingin sekali aku mengucapkan kata maaf padamu?

Advertisement

Teman-temanku selalu berkata jika aku memang harus melepaskan kamu. Aku berbalik dan mengatakan, melepaskan kamu itu tidak semudah saat aku jatuh cinta padamu. Tapi, belakangan ini, aku jadi memikirkan apa yang sudah terjadi dengan kita selama kita terikat dengan hubungan yang bernama "Sahabat"

Dan…teman-temanku menemukan banyak hal yang tak kau ceritakan padaku. Tentang kamu dan dia…dia…dia…dia…dia yang lain. Anggapanku salah, aku yang merasa dulu aku tau semuanya tentangmu, ternyata tidak. Banyak hal yang tak aku tau darimu. Aku bahkan bertanya-tanya, jika kamu hanya menganggap aku sahabat, mengapa tak kau ceritakan saja semuanya padaku? Mengapa harus disembunyikan?

Dan…sampailah aku pada titik dimana aku harus mengakhiri semua ini. Setelah lama berpikir, aku akhirnya sampai pada jawaban yang harus aku lakukan yakni, mengikhlaskan kamu. Sekuat apapun aku berusaha akan dirimu tetap tak membuahkan hasil. Dan…aku disadarkan akan suatu kenyataan bahwa hubungan kita memang tidak lebih dari sekedar "Sahabat" bahkan bisa kukatakan tidak bisa!

Tak apa, ini bukan salah kamu. Kamu hanya objek obsesiku. Aku yang salah. Aku yang diperdayai oleh harapanku yang terlalu tinggi akan kamu. Maafkan aku, tidak seharusnya aku seperti ini. Tidak seharusnya aku membebani kamu dengan perasaanku ini. Tidak seharusnya aku menodai hubungan kita dengan perasaan ini. Maukah kamu memaafkan Sahabatmu ini? Kuharap, kau ingin.

Mungkin aku memang harus ikhlas dengan semua yang terjadi sampai hari ini. Aku selalu percaya akan ada hikmah dibalik semua yang terjadi padaku, padamu, dan pada persabahatan kita.

Kamu selalu tau jika kamu selalu kuselipkan dalam setiap doa-doaku pada Sang Penguasa bumi ini. Untuk kamu, semoga selalu bahagia baik dengan ada atau tidaknya seseorang pemilik hatimu. Aku selalu berdoa semoga Sang pemilik semesta memang benar-benar menciptakan kamu sebagai Sahabatku yang paling baik. Amin

See you in the future, Kamu. Untuk terakhir kalinya, aku ingin berkata "Aku Cinta Kamu, Kamu"

Your Bestie,

Aku

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

gadis ambivert yang selalu mempunyai "me time" disela-sela kesibukan dan menaruh kepercayaan penuh pada lembaran kertas dan sebuah pulpen untuk berkeluhkesah akan kehidupan yang dijalaninya. si pecinta kuning dan bebek kuning addicted!

CLOSE