Untuk Kamu yang Telah Menentukan Pilihan

Seperti secarik kertas yang sudah diremukkan, ia tak akan sama seperti sedia kala. Sama halnya dengan hubungan, ketika kamu mencederai hubungan ini, hatiku dan hatimu tak akan kembali sama. Pada awalnya aku memaafkan kesalahanmu, tak henti-hentinya aku bertanya pada diriku sendiri. "Apa yang aku perbuat hingga ia tega melakukan hal ini?" setiap hari aku menangis dan terus menyalahkan diriku sendiri. Kamu terus menerus memintaku untuk tinggal dan meminta maaf akan kesalahanmu.

Advertisement

Tak pernah terpikir olehku untuk mengadukan semua permasalahan ini kepada Tuhan, karena aku percaya masalah ini akan selesai hanya dengan usaha kita sendiri. Ternyata, aku salah besar, hatiku tak sanggup berusaha sendiri. Dan, akhirnya akupun berserah pada-Nya, hanya kepada-Nya. Setelah aku berdoa dan meminta pertolongan-Nya, hubungan kita kembali membaik.

Tak henti-hentinya aku bersyukur, dan kembali untuk berusaha belajar memahami dirimu beserta kesibukanmu. Hubungan yang kita bangun terpisahkan oleh jarak yang beratus-ratus kilometer. Kamu di kotamu dan aku di kotaku, kita sama-sama berusaha memperbaiki hubungan ini. Perlahan aku mulai mempercayai dirimu kembali, disaat dirimu tidak memberi kabar, aku berusaha memaklumi karena kamu sibuk dengan duniamu. Memang, terkadang aku masih saja marah dan memintamu untuk terus berkabar, tapi apakah kamu tahu seberapa besar kekhawatiran yang aku miliki tentang keberadaanmu dan tentang dirimu disana? Dan, akhirnya kejadian ini kembali terulang. Kamu kembali mencederai hubungan ini, disaat luka yang lama belum memudar, luka baru datang menyapa. Apakah kamu tahu seberapa hancur hatiku? Ketika belajar untuk kembali mempercayaimu saja masih belum bisa, kamu mengulangi kesalahan yang sama.

Advertisement

Dan, pada akhirnya aku harus menentukan pilihanku dan aku memberikanmu kebebasan untuk menentukan pilihanmu. Pilihanku adalah untuk berusaha mendapatkan alasan dari kesalahan yang kamu lakukan, dan pilihanmu adalah untuk berpaling dariku. Setidaknya, aku tahu dengan jelas jalan mana yang akan kutempuh setelah mendengar pilihanmu.


Jalan untuk menyembuhkan luka ini sendirian. Biarkan aku pulih sendirian, menata hatiku dalam diam. Selamat berbahagia disana bersama pilihanmu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang perempuan yang ingin mencurahkan kisahnya lewat tulisan. Tujuan utamanya bukan untuk menarik perhatian orang lain, tetapi untuk menuangkan perasaan, pikiran serta kehampaan yang dirasakannya.

4 Comments

  1. Dumaya Purba berkata:

    Sama Persis yg Di artikel ini,, sakit jugaa apalah Data ini kenyataan harus diiklasiin

CLOSE