Untuk Sebuah Perpisahan Tanpa Jeda yang (Mungkin) Tidak Bisa Dipersatukan Kembali

Jika masih bisa memilih, sepertinya aku akan lebih memilih melihatmu bahagia dengan perempuan lain dibanding tidak bisa melihatmu lagi.

Hari itu adalah hari yang mengejutkan bagiku. Hari yang sebenarnya tidak pernah terbayangkan sekalipun. Kabar mengenai kecelakaan itu masih terngiang di pikiranku dan berharap jika itu hanya ilusi semata. Hingga akhirnya aku benar – benar tersadar ketika melihat tubuh kakumu terbaring tak bernyawa.

Kecelakaan itu telah berhasil merenggut nyawamu dan rasanya juga mampu menghentikan detak jantungku untuk sementara waktu. Mulutku ternganga lebar dan tanganku rasanya tak henti – hentinya mengusap air mata yang entah kenapa terus saja mengalir tiada hentiya. Kau ternyata pergi untuk selamanya.

Tidak ada yang perlu disesali atas kejadian itu. Hanya saja, rasanya ingin sekali memarahimu seperti biasanya. “Kan sudah dibilang, jangan pernah mengendarai mobil tanpa sabuk pengaman”. “Tuh kan kejadian lagi, kenapa harus pake motor kalau lagi ngantuk?”.

Ah, sudahlah. Marahku itu sekarang tidak ada artinya lagi. Percuma. Keras kepalamu itu sungguh sangat susah untuk dihilangkan. Dan sekarang nyatanya, justru keras kepalamu itu lah yang menghilangkanmu dariku.

Kepergianmu sudah berlalu sangat lama. Tapi entah mengapa, bayanganmu masih ada hingga saat ini. Rasanya sakit sekali ketika berharap kepada seseorang yang nyatanya sudah pergi jauh dan tak akan pernah kembali lagi. Rasanya sakit sekali ketika menyadari jika hatiku masih saja tertuju padamu yang pasti tidak akan pernah bisa menemuiku lagi.

Ah, begitu indahnya cerita percintaan perempuan lainnya yang hanya sakit hati ditinggal pergi kekasih bersama perempuan lain. Rasanya aku egois. Rasanya aku akan lebih merelakanmu bersama perempuan lain dibanding sekarang yang nyatanya aku tidak bisa melihat senyummu lagi. Tapi nyatanya, takdir berkata lain.

Selamat tinggal sayang. Tolong bantu aku dari alam sana. Bantu kuatkan aku. Tolong bujuk Tuhan, supaya aku bisa bangkit kembali dari keterpurukan ini. Dan tolong bujuk juga, supaya kita bisa bertemu dan menyatu kembali di sana.

Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu.

*) Artikel ini terinspirasi dari cerita seorang sahabat yang sepertinya sudah mulai bisa bangkit kembali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini