Untukmu Kameraku, Sang Tukang Kentut!

 

Advertisement

Akhir-akhir ini aku kembali merasakan rasa seperti ini. rasa yang sudah bertahun-tahun aku tak merasakannya. Sebenarnya aku benci merasakan hal seperti ini. tapi aku juga tak bisa menolaknya. bagaimanapun juga rasa seperti ini Tuhan yang membuatnya. Yah.. aku akui aku sedang jatuh……..jatuh apa? Silakan diisi sendiri.

 

Aku juga takut akan rasa ini.  Aku tak mau membawa nya terlalu dalam. Aku tak mau terlalu larut dalam perasaan semu ini.

Semu.. karena memang belum nyata. Aku masih takut seperti yang lalu-lalu. Takut jika hanya datang sebentar lalu pegi. Takut jika hanya sebagai tempat singgah. Takut jika hanya datang ketika membutuhkan. Aku bukan cincin untuk Hasduk pramuka yang dipakai saat dibutuhkan saja.

Hahaha.. kami dipertemukan di dunia nyata. Sekali lagi dunia nyata! Bukan dunia maya. Kami sudah lama mengenal, hanya saja kami baru dekat akhir-akhir ini. Kami sering jadi partner kerja. Mungkin karena kebiasaan itulah yang membuat kami menjadi sedekat ini seperti sekarang.

Advertisement

 

Dia seperti kamera. Aku selalu tersenyum ketika melihatnya.

Dia selalu membuatku tak berhenti tertawa. Tapi terkadang leluconnya juga kelewat batas. Dia tak pernah serius. Sampai-sampai aku belum bisa membedakan kapan dia serius dan mana yang hanya becanda. Dia apa adanya. Dia juga membuatku menjadi diri sendiri, bukan orang lain. dengannya aku bisa berbagi apapun, aku tak bisa menyembunyikan sesuatu darinya. Dia pun demikian.

Advertisement

Ketika ditanya teman yang lain. “kalian pacaran?”. Kami serentak menjawab “hehehe.. temen kok, temen gila-gilaan”.

 

Hei tukang kentut, sewaktu aku menulis ini adalah tepat dua bulan kita lebih dekat.

Aku tak tahu darimana mulanya kita bisa selangkah lebih dekat seperti ini. masih terlalu dini juga sih untuk dibilang sangat dekat. Tapi aku merasakan kehangatan sewaktu bersamamu.

Dalam rentang waktu sebulan itu aku mulai tahu tentang kamu, luar dan dalamnya, ya walaupun belum semuanya. Kaupun juga sedikit-sedikit jadi tahu tentang bagaimana aku. Kau juga sudah hafal jadwal kuliahku, jadwal makan ku, jadwal tidur dan bangunku, makanan kesukaanku, dan makanan yang tak aku sukai. Kau juga tak segan-segan menceritakan tentang bagaimana keluargamu, tentang bagaimana sayangmu kepada almarhumah ibumu. Bahkan kau juga penah mencerritakan tentang masa lalumu, tentang siapa yang pernah mengisi hatimu dulu.

 

Awalnya kita hanya bertemu saat ada rapat redaksi, rapat kegiatan dan pengumpulan artikel.

Tak jarang pula kita menjadi partner dalam sebuah konten berita. Dalam pertemuan-pertemuan itu belum ada yang spesial diantara kita. Semuanya biasa saja.

Semua pertemuan-pertemuan itu menjadi sedikit lebih spesial ketika kamu sering mengantarku pulang ketika rapat selesai larut malam. Ketika kita menjadi sering mengobrol via chatting line setiap waktu. ketika obrolan kita yang menjurus kemana-mana itu mulai nyambung hingga sekarang.

Hahaha.. semenjak sandiwara kita melalui foto profil BBm, semenjak itu semuanya mengira kita pacaran. Padahal itu hanya skenario kita membuat sedikit kehebohan di organisasi. Namun setelah itu kita jadi ketagihan buat masang foto profil BBm yang sama. Bahkan pernah sekali kamu memasang fotoku di profil BBm mu.

Semenjak itu kita sering pergi berdua entah itu hanya jogging, berfoto bersama, menggila bersama. Hahaha.. aku masih ingat bagaimana ketawa mu ketika aku mengaku kuat untuk jogging tapi akhirnya setiap 10 menit sekali aku meminta berhenti. Juga tentang status di akun path mu yang isinya “nemenin orang belagu yang katanya kuat”. Dan semenjak itu pula kau sering mengatai aku karena wajahku selalu nampak kucel. Tak jarang kau menyuruhku untuk cuci muka dahulu setelah selesai kuliah. Kau juga sering memanggilku dengan sebutan koala, entah kenapa kau bisa menyebutku seperti itu.

 

Perhatian-perhatian kecil juga tak luput kau berikan untukku.

Mulai dari jangan lupa jauhin hp ketika tidur, makan pakai sayur, jangan minum es, dan masih banyak perhatian kecil yang setiap hari kau berikan untukku. Eh tukang kentut, tahukah kamu aku begitu bahagia ketika aku tiduran di posko UKM, dan kamu menyelimutiku dengan jaketmu? Juga ketika MaKrab kemarin kamu selalu menggenggam telapak kaki dan tanganku ketika aku merasa kedinginan, menyelimuti kaki ku ketika kaki ku terlihat saat aku tidur?. Bersandar dan tiduran di pundakmu adalah hal ternyaman yang akhir-akhir ini aku rasakan.

Untuk orang yang nggak pernah diem, jangan segan-segan buat bermanja sama aku ya! 

Aku seneng kok kamu sering bersandar di pundakku, tiduran di pangkuanku, dan yang sedikit menyebalkan tapi aku senang sih yaitu mijitin kamu, hehehehe.

Ah sudahlah.. biarkan mengalir seperti air. Jangan terlalu baper alias bawa perasaan. Hal seperti ini belum waktunya untukku. Akan ada waktunya sendiri, tenang saja. Dan tetaplah seperti ini, kamera ku! Tetap bikin aku ketawa tiap hari yaa, si tukang ngupilku, kamera ku‼. 

-dariku, orang yang selalu kau panggil kucel-

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sedang memperbaiki niat dan menata hati

CLOSE