Untukmu, Perempuan yang Gelisah Dalam Penantian

Sir, I'm a bit nervous
'Bout being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time,
See in this box is a ring for your oldest
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Very soon I'm hoping that I…

Advertisement

Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
Can't wait to smile
When she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

(Brian McKnight – Marry Your Daughter)

Advertisement

Mendengarkan lirik lagu manis ini, pasti banyak diantara kamu para perempuan yang memimpikan momen yang diilustrasikan dalam lirik tersebut. Lirik yang menyorot bagaimana seorang lelaki mendatangi ayah dari seorang perempuan yang ingin dijadikan pasangan untuk mengarungi sisa kehidupannya. Romantis sekali bukan? Perlahan, kamu mendadak baper mendengar lirik ini. Ya, bagi kamu, para perempuan yang sudah berada di usia matang mulai bertanya, “kapan ya gue dilamar? jodoh ku datang?”

Well, memang tulisan ini ditujukan untuk kamu, para perempuan yang pada saat ini resah dalam penantian. Kamu pada saat ini berada pada rentang usia yang sudah matang dan secara sosial juga dianggap sudah saatnya untuk menikah. Kamu sudah menyelesaikan pendidikan dengan baik. Kamu sudah meraih gelar sarjana ataupun magister. Apalagi, sebagian dari kamu sudah mulai meniti karir, baik itu menjadi seorang pengusaha, bekerja di perusahaan bonafit maupun bekerja di instansi pemerintahan. Ah, pikiranmu tidak bercabang lagi tentang studi dan pekerjaan.

Advertisement

Tak terasa, kamu sudah hampir selesai dengan diri sendiri. Satu hal yang selalu dibicarakan oleh orang sekelilingmu, baik orangtua, rekan kerja ataupun lingkungan sekitar. Pertanyaan, “kapan menikah” sering datang menghampiri mu. Apalagi, di fase ini satu persatu teman-teman mu mulai menikah dan sudah ada yang memiliki anak. Ada lagi yang nyeletuk dengan pertanyaan “jangan kebanyakan milih”, padahal bukan karena banyak pilih akan tetapi hanya belum dipertemukan dengan jodohnya saja. Pada akhirnya, kamu pun mulai memikirkan kembali, “siapakah jodohku nanti, sudah saatnya kah menikah?”

Bagi kamu yang sudah menjalin hubungan bertahun-tahun dengan kekasih hati yang diharapkan berlabuh ke pelaminan mulai gelisah. Dalam hati kamu bertanya-tanya, “apakah hubungan ini bisa dibawa sampai ke pelaminan nanti?”, kamu tidak lagi hanya berfikir menjalin hubungan untuk bersenang-senang saja. Tapi, menjalin hubungan yang bisa dibawa untuk serius. Kamu tidak hanya memikirkan seseorang tersebut layak menjadi kekasih, tapi seseorang tersebut layak dijadikan pendamping mu nanti.

Saat ini, tidak hanya masalah cinta semata lagi yang jadi pertimbangan, akan tetapi kecocokan keluarga, finansial, kepribadian sudah menjadi pertimbanganmu. Adakalanya, kamu dan kekasih mulai berjuang mengumpulkan pundi-pundi untuk pernikahan nantinya. Sekalipun kamu memiliki kekasih, tapi kamu tetap memiliki kegundahan di dalam hati, “apakah dia yang menjadi kekasihku sekarang, adalah jodoh ku nanti?”

Bagi kamu, perempuan yang sudah berada di usia matang, adakala sebagian dari kamu masih sendiri. Entah karena patah hati yang tak kunjung sembuh, belum laku, atau memilih sendiri karena belum bertemu seseorang yang tepat. Jangan terburu-buru menikah dan asal memilih jodoh hanya karena tekanan sosial yang menganggap sudah saatnya kamu menikah. Sesungguhnya urusan perasaan tidak perlu terburu-buru. Selow saja. Apalagi, kamu tahu bukan, dua hal yang tidak boleh salah kamu pilih dalam hidup ini adalah jodoh dan pekerjaan. Karena, dua hal tersebut akan kamu jalani seumur hidupmu.

Menikmati setiap proses dan masa-masa sendiri adalah hal baik untuk menerapi jiwa mu. Kamu masih memiliki waktu luang yang lebih banyak dengan orang-orang yang kamu cintai, masih banyak waktu untuk ayah ibu dan adik-adikmu. Kamu pun masih punya banyak waktu untuk jalan dengan teman-temanmu. Tapi terkadang, hati masih gelisah. Mungkin kamu bisa menyibukan diri dengan berbagai rutinitas pekerjaan, kamu masih memiliki teman-teman yang care, bukan?

Mungkin saja, saat ini ada diantara kamu belum juga move on dari kisah cinta sebelumnya, masih dalam masa recovery. Tidak apa, sembuhkan saja dirimu terlebih dahulu, hingga kamu benar-benar siap membuka hati untuk calon pendamping di masa depan nanti. Mungkin saja kamu sudah berusaha mencari, akan tetapi belum juga menemukan tambatan hati.

Menemukan jodoh, seperti dipertemukan dengan orang yang sefrekuensi. Jodoh merupakan cerminan diri. Cepat atau lambat, ketika masanya telah tiba, mau terpisah ratusan kilometer jauhnya, tidak kenal satu sama lain, tapi kalau sudah berjodoh, apa mau dikata? Akan bertemu pada waktunya. Sebaliknya, jika memang dia bukan jodohmu, mau dipertahankan seperti apapun, akan tetap berpisah pada akhirnya.

Ya, buat kamu, perempuan yang masih resah menunggu jodoh. Bersabarlah. Semua akan indah pada waktunya. Kita hanya perlu memperbaiki kualitas diri, bukan? Mungkkin disaat sendiri ini, kamu diajarkan untuk berproses memantaskan diri. Be the type of person you want to meet. Insyaallah, jodoh pasti bertemu. (*)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis adalah terapi :)

16 Comments

  1. Be the type of person you want to meet. 🙂

  2. Hendi berkata:

    Omg. Hipwee.

  3. Yanni Innocent berkata:

    Sesungguhnya urusan perasaan tidak perlu terburu-buru. Selow saja. Apalagi, kamu tahu bukan, dua hal yang tidak boleh salah kamu pilih dalam hidup ini adalah jodoh dan pekerjaan. Karena, dua hal tersebut akan kamu jalani seumur hidupmu. Be the type of person you want to meet 🙂

  4. Prisma Varisna berkata:

    Umi Imuett 🙂

CLOSE