Untukmu, yang Diam-diam Kusebut Disetiap Sujudku, Berharap Semoga Dirimu Menjadi Pelabuhan Terakhir Hatiku.

Allah maha membolak-balikkan hati insannya. Hati yang tadinya biasa saja mendadak bergetar sempurna. Jarak yang menjadikan semua itu ada. Sesosok yang tadinya hanya orang biasa bertransformasi menjadi istimewa. Namun dirimu tetap apa adanya.

Siapa sangka jabat tanganmu kala itu membuat aku (sejujurnya) tersipu malu.

Meski bagimu itu hanya sekedar sapa untuk teman yang lama tak jumpa.

Pasang surut komunikasi kita lalui. Sampai pada akhirnya kutemui dirimu menghilang di persimpangan jalan. Aku lebih suka dengan kegiatan travelling-ku, bukan karena masalah hitz semata. Tapi dengan travelling itu aku mampu menemukan siapa diriku. Dengan travelling aku bisa tau bagaimana bersahabat dengan alam, bagaimana kita menjaga pertemanan dengan teman travelling ketika kita menghadapi medan yang tak bisa kita hadapi sendiri. Kegiatan ini juga mampu mengalihkan pandangan dari dirimu, dirimu mulai tak menghantui aku lagi.

Bahkan aku kira aku mulai terjebak dalam pertemanan di sini, tapi ternyata tidak rasaku masih sama. Hingga kita kembali dipertemukan dalam suatu sudut. Memang, jujur aku menunggumu hadir kembali di sudut itu, mataku memicingkan, hatiku berteriak namamu. Dan yaa, kau ada di sana, bersenda dengan masa lalumu yang entah mungkin tak bisa kau elakkan. Aku yang memandangimu dari jauh hanya bisa merasakan sesak di dada. Tapi kini aku tau kamu memang benar, sebagai sulung yang bertanggung jawab kamu memang prioritaskan waktumu untuk hal berguna demi masa depan keluargamu.

Aku paham itu dan aku mulai belajar darimu bahwa hidup bukan sekedar main-main. Mulai sekarang aku bejanji pada diriku sendiri, belajar darimu aku akan menata diri menjadi lebih baik. Apapun nanti yang ditakdirkan Allah aku hanya bisa berdoa dan berikhtiar. Tak lupa di setiap sujudku aku selalu menyebut namamu. Berharap suatu saat ini benar terjadi, akan kujadikan dirimu sebagai tempat pelabuhan terakhir hatiku.

Disini aku hanya bisa memantaskan hati dan diriku. Semoga Allah meridhoi.

Untukmu disana semoga terketuk hatinya

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Amatiran yang mencoba hobi baru menuangkan ide kedalam rintik-rintik kata. Calon producer & sutradara cerewet yang suka nyanyi dimana aja~

25 Comments

  1. Nofianti Regita berkata:

    Apa yang aq lakukan sama seperti cerita ini,, aq coba memaling kan fikiran q tentang dia melalui do’a d stiap sujud q,, dan aq berharap kalau allah akan mengabulkan do’a ku.. Suatu hari nanti..

  2. Kamu, hal tak pasti yang terus ku semogakan pada Allah

    Saya kira tak hanya satu atau dua orang yang mengalami hal ini, mungkin lebih banyak yang tak terlihat. Pertama biasa saja, berusaha menampik rasa yang berbeda. Membingkai semua cerita dan rasa dalam satu ikatan pertemanan tapi nyatanya sedikit banyak berharap pada sang Maha Cinta untuk memberikan yang lebih.
    Tetap saja berdoa dan berharap pada Dia bukan pada manusia agar tidak kecewa ☺

  3. Salma Azumi berkata:

    Ternyata rasa ini banyak yang merasa. Saya pikir ini mànusiawi yang saya lakukan pun sama disujud terakhir bermunajat semoga dengan doa diapun terketuk hatinya, diketuk oleh sang pemilik hati bahwa disini ada sebentuk hati yang selalu menunggu dengan manis bersama waktu.

    Namun bila akhirnya memang tidak bisa bersama rasa ini tidak berkurang sedikitpun padanya.

  4. Femilia Riska berkata:

    Karena Tuhan telah mempersiapkan yang terbaik untukmu

  5. Imey Novianty berkata:

    Yah kamu, selalu ku sebut dlm sujud dan doa qu, walaupun hanya sebagai teman tapi berharap suatu saat Allah mengetuk hati mu untuk ku…

  6. Siti Nurjanah berkata:

    memang rasa itu kadang tanpa kita sadari datang dan tiba” muncul dengan sendirinya.. menyimpan rasa dan menyebut namanya dalam setiap sujud kita adalah pengobat rindu dalam diam.