Untukmu yang Meninggalkanku, Kembali dan Kemudian Pergi Lagi

Kau kembali karena "mereka"?

"Mereka" yang kau pilih akhirnya meninggalkanmu, hingga mampu membuatmu berpikir untuk kembali datang padaku. Aku tak kan lupa bahwa di tempat pertama engkau tinggalkan aku dan memilih "mereka". Tanpa menatapku, tanpa ragu dan dengan dingin kau tinggalkan aku. Begitu saja, Kini kau datang dan katakan kau kembali karena "mereka"?

Tak sekali atau dua kali.

Ya, "mereka". Tak sekali atau pun dua kali kau datang dan memohon maaf untuk kesalahanmu. Kesalahan yang sama. Cintaku kepadamu nampaknya terlalu besar. Kau pergi dan datang kembali, kau tinggalkan aku. Sekali lagi kau datang kembali dan tinggalkanku lagi. Entah butuh berapa kali lagi bagimu.

Maafmu nampak tulus.

Maaf dan sesalmu sungguh nampak tulus. Aku percaya. Dengan mudah aku percaya, sekuat dan sesombong apapun aku berkata "tak'kan lagi jatuh dalam buaianmu", namun nyatanya aku sekali lagi jatuh. Aku percaya. Cintaku sungguh percaya padamu. Tanpa tahu aku dihatimu, tulus atau hanya sekedar "bodoh".

Aku menutup mata.

Walau ku tahu tak ada jaminan darimu untuk tidak mengulanginya lagi tapi aku menutup mata. Kepercayaan dan cinta menutup logikaku. Berapa banyak pun suara yang aku dengar untuk tidak lagi jatuh dalammu, tak mampu mengalahkan perasaanku. Aku hanya mencintaimu.

Kesempatan itu karena aku percaya.

Ku relakan hati dan perasaan ini bertaruh. Ku beri untuk kesekian kalinya kesempatan. Kesempatan untukmu kembali "pulang". Aku percaya bahwa kali ini engkau tak kan pergi lagi. Engkau sudah menyesali semuanya. Kau tahu bahwa disini ada yang setia menantimu dan kini kau "pulang".

Kini, aku harus (mencoba) menutup hati.

Ya, setelah kesempatan itu ku beri. Salah satu dari "mereka" kembali dan sekali lagi kau tinggalkan aku. Kali ini, sungguh-sungguh kau tinggalkan aku begitu saja. Tanpa ragu dan tanpa pesan. Dan aku tahu, kini saatnya aku berhenti. Mencoba menutup hati ini. Seharusnya dari sekian kali kau datang dan pergi aku semakin kuat, mungkin itu rencana Tuhan. Menguatkan aku untuk pukulan yang terakhir.

Tangan Tuhan tak kan pernah tinggalkan, tetaplah berpegang padaNya. Bersyukurlah untuk siapapun yang hadir dalam hidupmu. Untuk baik dan buruknya. Mereka adalah orang baik yang mungkin hanya sedang lupa bahwa ada Tuhan yang melihat mereka.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ia berkata aku adalah pemimpi.