Untukmu yang Tak Pernah Menyadari Keberadaanku

Dear kamu pencuri hatiku.

Advertisement

Bertahun-tahun kita saling mengenal, namun tak pernah terbersit sedikit pun bahwa kaulah seseorang yang sanggup mencuri hatiku. Waktu memang mengubah segalanya. Bahkan, kini aku sanggup menunggu di depan layar ponsel berjam-jam. Ya, berjam-jam, hanya untuk menunggu segelintir kalimat balasan yang menurutmu tak penting.

“duh maaf yaa, tadi abis main seharian sama teman jadi lupa deh bales chatingmu”

Aku tahu rasa ini tak seharusnya ada, namun entahlah rasa ini datang begitu saja dengan mudahnya. Aku berusaha sekuat tenaga membuang rasa ini. namun, apa daya semakin aku ingin menghapus bayang-bayangmu, kehadiranmu justru semakin nyata untukku. Aku merasa penantian bodohku ini hanya akan menyengsarakanku. Toh, selama ini aku tak pernah melihat keseriusanmu padaku. Namun, kau begitu pandai menarik ulur hatiku layaknya permainan layang-layang yang biasa kau mainkan.

Advertisement

Hari itu kau ucapkan sayang padaku. Namun di hari itu juga kau katakan padaku bahwa kita tidak dapat bersama karena kau takut jatuh cinta denganku. Kau tak berani mengambil resiko jika suatu hari nanti aku akan menyakitimu seperti yang dilakukan mantan-mantanmu terdahulu. Aku diam. Hanya terdiam.

“aku sayang kamu, tapi aku takut jatuh cinta aku takut memulai jatuh cinta. Aku takut sakit hati lagi “.

Advertisement

Aku tahu, aku bukan satu-satunya untukmu. Meskipun berkali-kali kau bilang sayang padaku, toh pada kenyataannya kamu tidak sedikitpun mengharapkanku! Mungkin kau tak pernah menyadari kalimatmu juga menyakitiku.

Kau tak pernah tahu sesabar apa aku menunggu hatimu. Banyak orang yang mencibirku jika aku wanita bodoh yang mau dipermainkan laki-laki tak berperasaan. Ya, aku memang wanita bodoh yang membiarkan perasaan ini tumbuh subur dan berakar kuat bahkan didasar relung hatiku.

Selama ini aku bersikap wajar didepanmu. Namun, asal kau tahu hatiku saat itu berkecamuk. Aku bukan seorang pemberani yang dengan mudah memplokamirkan perasaanku padamu.

Aku diam. Aku memilih untuk diam.

Layaknya hujan, yang selalu datang membasahi bumi tak peduli apakah ia dinanti atau tidak. Begitu pula denganku, aku juga tak peduli. Aku tak peduli seberapa banyak cibiran untukku yang membuang-buang waktu untuk orang yang hanya bermain-main dengan perasaanku.

Aku disini menunggu. Menunggu dengan harap kau datang untukku dengan membawa segenap hatimu hanya untukku. Ya untukku saja. Tapi, itu mungkin hanya sebuah angan yang menguap dan hilang begitu saja. Aku tahu semua itu tak akan terjadi, tapi satu hal yang harus kau tahu, detik ini aku masih disini menunggu kabar dari hatimu agar aku bisa melanjutkan hidupku.

Aku hanya berharap suatu saat kau tahu dan mengerti bahwa dalam diamku aku mengharapkanmu. Tapi bukan untuk menjadi robot yang dapat kau mainkan sesuka hatimu. Aku hanya berharap kau datang dengan sepenuh hatimu dan memintaku tetap selalu bersamamu hingga akhir waktu nanti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

sedang memperjuangkan passion.

6 Comments

  1. may be yes may be no

CLOSE