Untukmu yang Telah Mengorbankan Sahabat demi Pacar, Semoga Kau Bahagia Bersamanya


Masih ingat kah dirimu pada masa-masa kita merangkak untuk menyatukan rangkaian tulang-belulang persahabatan kita? Dulu kita pernah menangis bersama demi menyatukan tali persahabatan. Namun kini semua seolah berubah, kehadiran orang baru telah membuat mu benar-benar buta dan akhirnya melupakan kami sebagai sahabat. Kau ambil satu orang itu, namun kau lepas kami semua, sahabat mu. Kau ambil DIA, namun kau Lepas KAMI.


Siapakah orang pertama yang akan menghapus air matamu di saat pipimu sedang dialiri oleh tangisan air mata? Siapakah orang pertama yang menghibur mu ketika dirimu sedang terpuruk dan terjatuh? Siapakah orang pertama yang selalu memberikan mu dorongan untuk segera bangkit dari kegagalanmu? Jawabannya adalah sahabat. Mereka adalah orang-orang terpilih yang sengaja diciptakan tuhan kepadamu agar kau bisa mengarungi indahnya surga yang telah diciptakan oleh sang maha kuasa.

Untuk mu wahai sahabat. Dulu, kita selalu bersama. Mengarungi kehidupan bersama dengan sangat indah dan nyenyak. Tak ada nyamuk dan serangga nakal yang mengganggu hubungan persahabatan kita. Masa-masa itu begitu indah, bahkan leonardo de vinci pun ku rasa tak akan pernah mampu menggambarkannya sama persis. Kebahagiaan yang benar-benar tak ternilai harganya. Kami dan dirimu bersama, bahkan orang-orang pernah bilang “Setiap ada kami, pasti ada kamu. Setiap ada kamu, pasti ada kami”.


Masih ingat kah engkau ketika kita makan bersama dengan satu piring? Tak ada rasa jijik diantara kita bersama, karena darah kita seolah-olah telah menyatu seperti ikatan saudara yang sedarah. Kita tersenyum sama lain, walau lauk itu tak semewah dan semegah makanan orang-orang atas, namun kita menikmatinya jauh lebih nikmat dari makanan orang-orang atas itu. Ingat kah engkau, di sanalah kita belajar akan pentingnya saling berbagi satu sama lain. Engkau ada di sana, dan engkaulah yang membuat kami mengerti arti dari pentingnya berbagi.


Engkau ajari kami arti berbagai dalam segala hal. Bukan hanya makanan atau materi, namun engkau juga ajari kami untuk bisa saling berbagai beban satu sama lain, agar diantara kita tak ada yang memikul beban yang terlalu berat. Satu beban harus kita rangkul sama-sama, agar beban tersebut bisa lebih mudah untuk kita angkat. Masih ingatkah dirimu akan konsep tersebut? Konsep persahabatan yang dulu pernah kita jalani? Jika belum, mari aku ingatkan kembali.

Dulu, sebelum dia datang ke dalam hidupmu, persahabatan kita benar-benar bahagia dan damai. Masih ingat kah engkau saat kita menari-menari di atas lantai dansa bagai orang gila yang sedang kesurupan? Ketika itu kita tertawa bersama bagai tak ada beban dalam hidup, disaksikan oleh banyak orang namun kita tetap santai saja menjalaninya. Kita tak pernah memikirkan apa kata orang, yang peting adalah demi kesenangan sahabat. Demi persahabatan, asal sahabat bahagia, persetan dengan kata-kata orang lain. Kamu gokil sekali sahabat, tetapi itu dulu. Sebelum ia datang ke tengah-tengah persahabatan kita.

Sahabat, masa-masa itu sungguh benar-benar indah. Kami sungguh benar-benar tak bisa mengungkapkan rasa rindu kami kepadamu. Dulu engkau begitu konyol, kami selalu tertawa menyaksikan semua tingkah nakal dan gokilmu, namun semenjak ia hadir semua itu berubah drastis. Engkau berubah 180 derajat seperti yang kami kenal. Engkau berubah demi dia. Kau buat dirinya senang, namun tak sadarkah engkau bahwa pada saat itu hati kami benar-benar terluka. Hati kami kau sirami dengan air yang sangat panas, namun tak sedikit pun kau pedulikan rasa sakit yang kami alami. Kami benar-benar terluka karena telah kehilangan sahabat yang telah kami kenal selama ini. Demi dia, kau sembunyikan wajah aslimu, wajah yang kami cintai dan sayangi.

Di saat makan, seharusnya kita semua menikmatinya dengan canda tawa dan lelucon manis. Meja makan harusnya ribut dengan segala tingkah konyol kita semua. Pemilik restaurant pun mungkin akan resah dengan segala tingkah laku kita yang lucu. Namun, kau lagi dan lagi melukai hati kami. Di saat makan bersama itu harusnya diisi oleh kita saja, kau bawa si dia di tengah-tengah kami. Semua terasa hambar, rasa apple juice manis yang telah kami pesan sebelumnya terasa panas dan pahit di lidah. Jangan salahkan pelayannya, namun hati kami sedang terluka pada saat itu.


Sahabat…. Masih ingat kah engkau dengan janji menonton film di bioskop itu? Janji yang telah kita susun sedemikian rapi agar bisa terlaksana dengan baik? Aku benar-benar masih ingat wajah mu pada saat itu, kau satu-satunya orang yang paling antusias menyusun rencana itu. Alangkah bahagia nya persahabatan kita saat itu, aku hanya tersenyum melihat tingkah mu yang begitu antusias. Namun, setelah dia datang kepadamu, semua itu hancur. Rencana itu seperti kertas kering yang terbakar api, kemudian lenyap tanpa abu dan sisa. Semua lenyap. Alasannya sederhana, katanya si dia tak memberikan izin untuk pergi bersama kami. Hati kami benar-benar tersayat.


Sahabatku….

Kami memang terluka. Kami memang sakit. Kami memang sedih melihat perubahan mu yang begitu jauh. Seorang pacar telah bertindak seolah seperti tuhan dan mengubah mu menjadi orang yang benar-benar berbeda, seperti manusia yang tak pernah kami kenal. Namun percayalah, meskipun kau telah lebih memilih dia dibandingkan kami di sini, kami akan tetap mencintaimu. Jika sifatmu telah berubah, tetapi hati kami tidak akan pernah berubah untuk mencintamu. Lanjutkanlah cintamu bersamanya jika itu membuatmu bahagia. Kami ikhlas, asal kau tetap bahagia. Apa guna menjalin persahabatan jika salah satu di antara kita tak bahagia. Itu adalah hakmu, kau berhak menjalani kebahagiaan dengan siapa pun orang yang kau inginkan.


Namun satu pesan kami. Jika kau kelak kau rindu akan kehangatan pelukan kami, menengoklah ke belakang. Kami akan tetap berada dibelakangmu. Kami akan senantiasa menunggu pelukan hangatmu kembali. Namun jika kau benar-benar tak ingin mengenal kami kembali, lanjutkan. Semoga cinta kami mampu tergantikan oleh cintanya yang hanya seorang. Semoga dia tak mengecewakanmu. Tenang saja, kau tak akan pernah menjadi mantan sahabat. Dan semoga, kau tak pernah menjadi mantan untuk dirinya.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Financial Analyst and Novelist