Usia Bukan Tolak Ukur Mencari Pasangan. Muda atau Tua Jelas Nggak Menentukan Kedewasaan

usia bukan tolak ukur cari pasangan

“Pokoknya aku nggak mau sama berondong,” ucap saya tegas.

Advertisement

“Jangan berkata begitu,” goda teman saya sambil tersenyum. “Siapa tau nanti kamu malah jadinya sama berondong.”

Saya hanya mendengus kesal. Saya benar-benar tidak dapat memikirkan bagaimana jadinya jika saya jatuh cinta pada seorang laki-laki yang lebih muda. Itu adalah gagasan yang tidak pernah melintas dalam pikiran saya.

Saat itu saya masih di bangku kuliah, saya pikir laki-laki yang lebih muda dari saya tentu saja akan menyusahkan, hal yang paling saya takutkan adalah sikap mereka yang mungkin saja jauh tidak dewasa dibandingkan saya. Saya tidak dapat mengandalkan orang yang demikian. Menurut saya, dia haruslah lelaki yang lebih tua, berperawakan tinggi, mungkin saja menggunakan kacamata (salah satu kriteria lelaki cerdas dalam otak saya), bergolongan darah O, pandai menggambar, dan kidal.

Advertisement

Setelah saya renungkan kembali semua kriteria itu, sekarang terdengar jauh lebih kekanak-kanakan. Saya hanya bisa tersenyum geli mengingat semua itu.

Saya berasal dari latar belakang, dimana pasangan laki-lakilah yang berusia lebih tua dari perempuan, dan dalam pandangan saya, itulah gambaran pasangan ideal. Setelah saya agak lebih berumur, pandangan saya mulai berubah. Usia bukan lagi menjadi tolok ukur saya dalam memandang kedewasaan seseorang, dan tentu saja dalam hal menentukan pasangan hidup.

Advertisement

Saya menyimpulkan apa gunanya memiliki pasangan yang lebih tua dari saya jika ternyata dia adalah seorang yang tidak rajin, tidak mempunyai inisiatif, tidak memiliki jiwa seorang pemimpin (yang mana amat penting mengingat laki-laki adalah kepala rumah tangga, pengambil keputusan dan penegak peraturan dalam keluarganya), balecak (tukang pamer dalam bahasa Dayak), tidak bertanggung jawab, tidak memiliki visi dan tujuan hidup yang jelas, kompromi terhadap hal-hal kecil (misalnya saja melakukan praktek KKN untuk mendapatkan apa yang diinginkan), tidak jujur dan tidak dapat menghargai orang lain.  

Saya pikir menjalin hubungan dengan orang yang lebih muda bukanlah masalah besar. Yang diharapkan dari seseorang adalah kualitas karakter dan kepribadiannya, bukan umurnya. Walaupun jauh lebih muda jika dia mampu bertanggung jawab, pekerja keras, jujur, berintegritas, bersikap sebagai pemimpin dan dapat menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga yang terhormat dan bermartabat, dan tentunya memiliki hubungan yang kuat dengan Penciptanya, serta mampu menghargai sesama. Saya pikir itu jauh lebih penting dari pada soal usia.

Mengapa saya membicarakan hal ini, saya pikir penting untuk bersikap terbuka dan adil, terutama dalam menentukan pasangan hidup. Jangan karena usia, kita menjadi menutup diri terhadap segala kemungkinan. Mungkin saja jodoh kita sebenarnya adalah orang yang lebih muda dari kita (perempuan).

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lina adalah seorang guru di salah satu Sekolah Dasar di kota Palangka Raya, sejak rema ia suka menghabiskan waktu untuk menulis dan telah menerbitkan beberapa karya tulis dan artikel.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE