Xiaomi Nggak Pernah Iklan, Tapi Kok Laris, Ya?

Pernahkah terpikir oleh kamu kenapa ya kok ponsel Xiaomi bisa laris di Indonesia?

Sebelum aku mulai cerita, aku tanya kamu dulu. Kamu tahu Xiaomi itu apa? Ada pengalaman pribadi pakai produk Xiaomi? Atau cuma dengar pengalaman orang yang pakai Xiaomi?

Advertisement

Oh ya, pertama kali kamu tahu tentang Xiaomi itu darimana?

Xiaomi adalah perusahaan yang didirikan oleh Lei Jun pada tahun 2010 di Beijing, China. Xiaomi artinya beras kecil, di logo perusahaan hanya tertulis MI yang dimaknai Mission Impossible.

Nah, yang menarik dari Xiaomi adalah tidak pernah melakukan iklan lewat media konvensional seperti televisi, koran, atau billboard di jalan besar.

Advertisement

Satu-satunya marketing yang dilakukan Xiaomi adalah melalui sosial media. Bisa dibilang dari mulut ke mulut tapi di internet! Orang-orang yang menyukai produk Xiaomi ini disebut Mi Fans, dan mereka tersebar di beberapa penjuru dunia. Inilah awal dari kesuksesan pemasaran produk Xiaomi yang kental dengan citra ponsel spesifikasi tinggi dengan harga relatif terjangkau.

Advertisement

Dalam proses berinovasi, ada yang dinamakan The Law of Diffusion (hukum penyerapan).

Innovators (2,5%).

Contoh dari inovator seperti misalnya Steve Jobs (Apple), Tavis Kalanick (Uber), Thomas Alva Edison (General Electric), Howard Schultz (Starbucks), Ingvar Kampard (IKEA), dan Lei Jun (Xiaomi). Kelompok inovator adalah orang yang menciptakan sesuatu yang belum ada dan biasanya mereka memiliki sekelompok pendukung yang antusias terhadap produk terbaru yang diciptakan.

Early Adopters (13,5%)

Mereka adalah orang-orang yang rela antri lama bahkan mendirikan tenda untuk menginap di depan toko Apple supaya bisa jadi yang pertama mendapatkan iPhone versi terbaru. Di Xiaomi, mereka dinamakan Mi Fans, merupakan orang-orang yang dengan antusias menunggu hitung mundur pembukaan pre-order ponsel baru Xiaomi. Early Adopters akan dengan senang hati merekomendasikan sebuah produk ke orang lain tanpa ada imbalan apapun dari si pembuat produk.

Kamu punya teman yang selalu update dengan film di bioskop? Atau selalu update dengan restoran yang baru buka? Dengan perangkat gawai terbaru yang rilis? Dengan tempat nongkrong yang paling hits? Ya, teman kamu itu disebut Early Adopters. Kamu akan lebih percaya sama teman kamu yang kamu anggap memang "ahli" daripada sama iklan di media. Early Adopters adalah orang yang kamu tanya pendapatnya ketika kamu sedang mempertimbangkan untuk membeli sesuatu.

Early Majority (34%)

Kamu percaya dengan rekomendasi yang diberikan teman kamu, lalu membeli produk yang mereka sebut bagus. Maka kamu termasuk ke dalam kelompok ini, kamu tergolong cepat dalam mengadopsi teknologi baru asalkan kamu sudah dapat kesan baik mengenai produk ini. Kamu adalah orang yang akan menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah produk di masyarakat yang kemudian akan menjadi pengaruh kuat.

Late Majority (34%)

Orang-orang yang ada di kelompok ini cenderung pengikut arus untuk memilih produk, mereka hana akan percaya produk itu apabila sudah banyak orang yang pakai. Orang-orang di kelompok ini selalu mengikuti arah perkembangan jaman tapi agak terlambat, yaitu ketika sesuatu yang baru itu sudah menjadi hal yang umum.

Tapi ada satu hal yang pasti, kamu pasti tahu atau kenal orang yang nggak peduli sudah berapa banyak orang yang pakai suatu produk asalkan tidak terpaksa maka orang-orang ini tidak akan bergeming.

Laggard (16%)

Tidak peduli perubahan zaman, orang-orang ini akan terus pakai ponsel nokia 1110 dan tidak berniat ganti Android/iOS kecuali ponsel Nokianya rusak. Juga berlaku untuk orang yang nggak pernah beli baju baru kecuali baju lamanya sudah robek atau hilang.

So guys, kamu termasuk yang mana?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Passionate living creature!

CLOSE