Yuk ke Museum Keris Surakarta!

Melestarikan Warisan Budaya Dunia

Surakarta memang identik dengan kota budaya yang menyimpan banyak khasanah budaya Indonesia. Surakarta atau orang-orang banyak mengenal dengan nama Kota Solo memiliki banyak museum sebagai saksi sejarah budaya Jawa di kota ini. Berbagai museum berdiri kokoh dan apik. Menyimpan benda-benda bersejarah yang berasal dari daerah Kota Surakarta dan sekitarnya. Museum keris Surakarta menjadi salah satu museum baru yang ada di Surakarta pada tahun 2017 lalu.

Awal dibangun pada tahun 2013 dan diresmikan pada tahun 2017 tepatnya pada 9 Agustus oleh Bapak Jokowi. Museum keris ini didirikan dari hasil ide yang dicanangkan oleh Bapak Jokowi yang saat itu (2013) masih menjadi walikota Surakarta dengan bantuan kerjasama dan musyarawah dewan kurator yang berjumlah 10-13 orang. Dewan kurator ini merupakan kumpulan orang yang memiliki koleksi dan concern di bidang pengembangan dan pemeliharaan benda keris.


Keris menjadi benda yang sering kali identik dengan dunia mistis atau supranatural. Namun ternyata keris memiliki banyak fungsi yang biasa digunakan dalam aktivitas keseharian pada jaman dahulu bahkan hingga saat ini. Keris bahkan menjadi salah satu warisan budaya dunia milik Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.


Keris biasa digunakan untuk keperluan ritual kebudayaan di berbagai wilayah di Indonesia khususnya budaya Jawa, keris juga sering digunakan sebagai pelengkap busana adat sebagai lambang pusaka. Meseum keris Surakarta menjadi salah satu tempat penyimpanan berbagai jenis keris yang ada di Surakarta. Pada bagian depan dari museum keris Surakarta memiliki bentuk bangunan yang nampak kokoh dan besar. Jika dilihat secara keseluruhan bangunan museum ini memiliki desain arsitektur yang unik dan dihiasi ornamen ukiran khas bangunan Jawa berwarna emas menambah kesan mewah dan megah pada gedung museum keris Surakarta.

Di museum ini terdapat 400 buah keris yang berasal dari berbagai daerah di Solo raya yang dihibahkan maupun dipinjamkan dari kolektor keris dan masyarakat umum. Jika dihibahkan, maka keris akan menjadi milik museum sepenuhnya namun jika keris dipinjamkan maka akan dikembalikan satu hingga dua bulan kemudian. Koleksi keris yang ada di museum ini seringkali berganti atau berubah koleksinya tergantung pada keris yang masuk di bagian arsip museum. Jadi koleksi keris tidak paten namun selalu diperbaharui.

Pemerintah Surakarta memiliki tujuan dari dibukanya museum keris ini adalah untuk media edukasi agar keris dapat dikenal dengan baik oleh masyarakat sebagai warisan budaya Indonesia.


Museum keris Surakarta dibuka pada Hari Selasa sampai Minggu sedangkan pada hari Senin digunakan untuk hari libur karyawannya. Pada Hari Selasa – Kamis dan Sabtu jam 09.00 -15.00, Hari Jumat jam 08.30 – 11.00, dan Hari Minggu jam 09.00 – 13.00 dengan harga tiket 10.000 per orang.


Rata-rata pengunjung yang datang ke museum ini sekitar 50 orang dan akan meningkat di waktu weekend. Museum ini memiliki banyak fasilitas penunjang yang disediakan untuk pengunjung. Untuk sekolah atau lembaga pendidikan yang ingin bekerjasama, pihak museum menyediakan program edukasi kepada pelajar mengenai keris yang terdapat di museum, mulai dari sejarah keris di Indonesia, penyebarannya, bahan baku pembuatan keris, para sejarawan dan pegiat keris hingga bentuk-bentuk keris dan cara merawatnya.


Selain itu siswa yang dapat secara rombongan dikoordinasi dari pihak sekolah akan mendapatkan kesempatan menyaksikan film dokumenter mengenai sejarah keris Indonesia dan berkesempatan belajar membuat keris bersama pengrajin keris di museum.


Selain untuk menyimpan keris, museum ini juga menyediakan ruang audio visual mengenai film keris dan tempat pagelaran seni yang biasanya digunakan untuk pementasan keris dan karya seni yang lain. Ruang pementasan ini disewakan untuk masyarakat umum. Di museum keris ini terdiri atas empat lantai, pada lantai pertama berisi ruang ticketing, informasi, ruang audio visuaal dan beberapa story land umum mengenai keris Indonesia.

Lantai 2 berisi koleksi keris baru atau keris kamardikan (keris yang dibuat setelah kemerdekaan) dan perpustakaan terbuka, kemudian lantai 3 berisi ruang diorama yaitu berisi patung-patung yang memperagakan proses pembuatan keris, dan lantai 4 berisi keris sepuh (tua) yang berasal dari kolektor keris di Surakarta.

Di pendopo bagian depan museum juga terdapat tempat peragaan pembuatan keris yang rencana akan digunakan untuk memperagakan secara langsung cara pembuatan dan perawatan keris. Mengenai respon yang didapat, masyarakat Surakarta dan sekitarnya cukup antusias ketika museum keris Surakarta resmi dibuka. Pengunjung berasal dari berbagai daerah, terutama warga Surakarta dan sekitarnya yang ingin sekadar melihat-lihat koleksi yang ada di museum atau bahkan belajar mengenai sejarah jenis keris dengan para juru bicara dan tour guide yang ada di museum.

Program khusus yang diadakan oleh pihak museum adalah pentas seni bulan suro selama seminggu. Pentas seni yang ditampilkan berupa tarian, nyanyi, wayang orang dan teater yang banyak diisi oleh seniman-seniman budaya Surakarta. Kemudian program lainnya dari museum keris Surakarta adalah prosesi jamasan, dimana prosesi ini untuk memandikan keris-keris koleksi museum agar lebih awet. Prosesi jamasan ini biasanya dilakukan di Bulan Sura (Bulan Muharram) dan dilakukan oleh petugas khusus.

Di museum keris Surakarta ini pengunjung yang datang juga akan disuguhkan dengan banyak spot foto karena setiap titik di museum ini sengaja dirancang untuk mengekspresikan karakter unik. Untuk kalian yang akan berkunjung ke Kota Surakarta jangan lupa menyempatkan waktu untuk berkunjung ke museum unik ini karena akan banyak jenis keris yang bersejarah dan dapat diabadikan melalui jepretan kamera. Jadi, silahkan berkunjung ke tempat bersejarah dan unik ini ya. Karena selain berwisata kalian juga akan mendapatkan pengetahuan mengenai keris sebagai salah satu khasanah budaya Indonesia yang harus tetap dilestarikan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

i'm a learner. let's discuss ?