Antara Anak Panah dan Anak Sungai

Bukan hanya cinta yang perlu dikejar, tapi cita-cita juga. Bukan hanya cinta yang butuh perjuangan, tapi cita-cita juga. Menjadi anak panah adalah idaman semua manusia, apalagi untuk seorang pelajar yang menggantungkan semua tujuan hidupnya didalam sebuah kertas kehidupan yang dia sebut dengan mimpi. Anak panah, mempelajari kehidupannya dengan sekali bidikan dan langsung selesai, mereka hanya mengatakan ya lalu terciptalah, begitu mudah sehingga mereka bisa langsung memilih apa yang mereka inginkan, tapi kenyataannya adalah

"bahwa tidak semua yang di inginkan manusia secara mudah dapat terjadi."

Ketahuilah sehebat apapun anak panah itu meluncur, panahannya masih bisa meleset. Anak sungai adalah sosok yang begitu tangguh, perjalanan yang mulanya lancar kemudian dihadang oleh benturan batu keras, sehingga percikan airnya keluar membasahi tumbuhan di pinggir sungai, yang di mana akan ada tunas-tunas baru yang tumbuh berkat sang anak sungai, sang anak sungai mengerti betul yang namanya bermanfaat bagi kehidupan.

Karena dia hanya mampu melewati sesuai jalan pada sebuah aliran yang sudah diarahkan, mereka tidak takut tersesat karena yang diperlukan hanya keberanian untuk melewati jalan yang tidak tahu kapan akan berakhir. Banyak orang-orang menyepelekan kehidupan anak sungai, karena merasa bahwa sang anak tidak tau arah yang jelas, hidupnya ngelantur entah kemana, kesana-sini tidak tentu arah padahal banyak sekali yang dilakukan oleh anak sungai. Hanya saja, sang anak tidak mau berteriak keras-keras untuk memberitahu orang-orang tentang apa yang dikerjakannya.

Anak sungai mengerti yang namanya kerja keras seperti apa yang dilakukan oleh anak panah, tapi sang anak sungai tetap merelakan semua harapannya kepada yang “membuat jalan” sungai itu mengalir, sang anak sungai yakin pada akhirnya mereka akan sampai pada muaranya walaupun harus melewati jalan yang panjang penuh liku, mereka juga tidak tau entah kapan mereka sampai di sana.

Seperti itulah kehidupan manusia, antara anak sungai atau anak panah. Kita tidak bisa memaksa kehidupan harus sejalan dengan keinginan kita terus-terusan, tapi akan jadi apakah kita nanti percayalah setiap jalan yang Tuhan berikan, bukan untuk membuat kita menjadi manusia penakut, karena dunia ini dibentuk untuk orang-orang yang mampu bekerja keras, yang memang secara vertikal tidak semudah seperti kehidupan yang direncanakan oleh anak panah.

Setiap orang diberikan jalan kehidupan yang berbeda-beda, jadi anak panah atau jadi anak sungai pun tidak masalah, yang jelas apa yang dirancang Tuhan untuk masa depan kita adalah baik, bukankah Tuhan memberikan rancangan yang luar bisa untuk setiap manusia?

Jikalaupun dirimu nanti tidak sejalan dengan apa yang kau cita-citakan tapi lihatlah suatu saat nanti kau akan mengerti bahwa yang dilihat dalam sebuah pengharapan bukanlah hasil tetapi proses. Kau akan bersyukur pernah menemukan jalan yang sangat berliku hingga kau tidak tau lagi harus berbuat apa, disanalah Tuhan mengajak dirimu untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, Tuhan mempercayai manusia yang telah diasah serta dibakar oleh api kemudian diasah lagi pada akhirnya menemukan arti kehidupan sesungguhnya. Rumit? Memang, tapi kau akan lega.

Tanamkanlah di relung hatimu terdalam.

“ Jika bukan karena Tuhan yang pernah “membiarkan” jalanku rumit, aku pasti taakan pernah sekuat ini “

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pencinta kopi rasa choccocino, dan kamu. Sembari menunggu hujan berhenti ditengah kita.