Ayo Lebih Baik Menyerah Saja

Inspirasi tulisan gue adalah waktu nonton Marie Forleo di Youtube. Dalam perbincangannya dengan Chris Gullibeau, mereka membahas bagaimana mencari pekerjaan yang benar-benar cocok dengan bakatmu, atau kalo gue bisa sebut dengan puitis : mencari suatu pekerjaan yang menjadi alasan kenapa kamu lahir di dunia ini.

Advertisement

Di dialognya, mereka membahas bagaimana kita menyadari terhadap suatu pekerjaan yang bisa membuat kita puas dalam menjalaninya. Well, gimana sih caranya?

Pertama kalian mungkin mengkonekkan pekerjaan dengan hobi. Yah, siapa sih yang nggak berpikir begitu. Dalam berbagai sumber kita dianjurkan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan hobi, sehingga kita bisa menjalaninya dengan sepenuh hati. Tetapi, waktu kecil kita punya banyak sekali hobi, dan terkadang hobi itu tidak dapat terwujud sebagai pekerjaan, contohnya nonton TV, Facebook-an, dan stalking mantan.

Ada pula yang memiliki hobi tetapi terlalu banyak dan tidak bisa memilih mana yang mungkin harus diperdalam sehingga dapat dibuat untuk suatu penghasilan. Di titik ini kita harus memulai menyeleksi, mempertimbangkan, dan akhirnya memilih mana hobi yang benar-benar bisa menjadi job-mu.

Advertisement

Lantas gimana sih? cara menyeleksinya, mempertimbangkan dan endingnya bisa milih? Mudah saja, guys. Pernah dengar gak sih kalian kata-kata "menemukan jati diri"? Pasti kalian pernah denger entah itu dimana tempatnya. Nah, momen menemukan jati diri itu berkaitan dengan yang kita bahas sebelumnya. Sebelum menemukan jati diri, kita harus menjajal segala kemungkinan untuk bisa mempertimbangkan dan memilih satu hobi kita yang paling "Ya gue mau memperdalam ini!".

Menemukan jati diri erat hubungannya dengan masa muda. Di masa muda adalah masa-masa kita mencoba segala hal. Segala percobaan yang kalian lakukan pasti tidak luput dari kesalahan. Itulah mengapa ada pepatah yang mengatakan kalau masa muda adalah masa-masa melakukan kesalahan sehingga di dewasa nanti tidak melakukannya lagi dan bisa menjadi lebih bijaksana.

Advertisement

Di masa muda kita harus mengeksplor setiap passion, hobi, kesenangan, aktivitas, dan pengalaman-pengalaman. Kita harus mencoba satu persatu untuk tahu mana yang benar-benar passion untukmu. Kita harus mencicipi setiap pengalaman, dan jangan takut untuk salah. Karena, gue tekankan lagi, masa muda adalah masa untuk melakukan kesalahan (dalam kebenaran loh).

Contohnya kalian memulai menajajal passionmu menulis, kamu mungkin akan melakukan berbagai kesalahan dalam usahamu. Contoh kamu lagi mencoba nulis novel, pasti ada kesalahan-kesalahan yang kamu lakukan, mulai dari temanya kurang menarik, alur cerita nggak jelas, karakternya kurang menonjol dan masih banyak aspek yang kurang lainnya.

Ending dari kesalahan-kesalahan yang kamu lakukan adalah kegagalan. Lantas apakah kemudian kita harus terus berjuang atau menyerah?

Tergantung.

Kalau aktivitas yang kamu lakukan itu terasa tidak menggairahkanmu, kamu merasa hanya ingin mencoba saja, dan rasanya hatimu tidak ikut bekerja. Lebih baik tinggalkan saja. Menyerah saja! Pilihlah pekerjaan yang bisa membuat hatimu turut tergerak untuk memacu produktifitas. Tetapi untuk menyerah terhadap bidang yang kamu geluti harus ada syarat, yaitu kamu telah mencoba passion-passion lain dalam dirimu, dan ada yang benar-benar yang kamu pilih.

Dan, kali ini kita berada di tahap menyeleksi. Kita telah tahu satu persatu passion kita. Kita telah mencicipi bagaimana rupa-rupa bidang tersebut. Sekarang waktunya kamu menyingkirkan bidang-bidang passionmu yang kamu rasa kamu kurang minati dan kuasai setelah mencicipinya. Pikirkan baik-baik apakah penyeleksianmu sudah matang atau belum. Coba lihat ke dalam dirimu sendiri.

Tanyakan kepada dirimu apakah hatimu merasa senang waktu mencoba bidang-bidang tersebut. Kalau tidak, menyerah sajalah dalam bidang itu. Cobalah pikir ulang mana passion yang benar-benar passionmu. Di tahap ini adalah masa dimana kamu harus mempertimbangkannya baik-baik. Setelah, tahu oh ya ini passion gue! mulailah fokus terhadap pertimbanganmu itu, dan kata menyerah saja! sudah tidak bisa dipakai lagi.

Lantas kapan sih kita harus mencari jati diri kita?

Pengen tahu ? Ketik REG (spasi) (Zodiak kamu) kirim ke 911.

Fokus.

Oke. Kapan sih kita wajib mencari jati diri? kayak di TV-TV, masa kita mencari jati diri adalah masa kita nakal-nakalnya. Masa dimana kita tidak takut dengan dunia ini. Masa dimana kita masih punya waktu yang banyak dan energi yang cukup.

Masa SMA.

Dalam 3 tahun di SMA sebaiknya kalian sudah mencari jati diri kalian. Kenapa? karena setelah SMA kalian kuliah, dan di sanalah kalian dapat fokus ke passion melalui jurusan yang kalian ambil. Gitu. Maka gunakan masa SMA mu untuk benar-benar mengeksplor dirimu. Jangan hanya keluar malam, ngopi, ngangkring, morotin duit orang tua. Ini masa emas di mana kalian bisa berbuat salah dalam mencari passionmu. Karena kalau kalian salah passion di saat setelah SMA, saat kuliah, kalian bakal terjebak di jurusan yang kalian tidak senangi, dan endingnya dapat kerja yang enggak kalian inginkan. Kalian sudah 12 tahun sekolah dijejali pelajaran begitu membosankan, 4 tahun kuliah di jurusan yang tidak kalian enjoy, kemudian sisa hidupmu harus bekerja di pekerjaan yang kalian benci. Itu bukan skenario yang terbaik.

Oke gitu aja tulisan gue. Ada masa dimana kita mengeksplor. Ada masa kita harus memilih. Dan, ada pula masa kita harus menyerah. Tapi tetap, dalam setiap pilihan fokus adalah kamus untukmu. Menyerah sudah tak ada di kamusmu. Dan, gue harap kalian bisa menggunakan masa-masa tersebut sesuai waktunya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Whakakak gue masuk Hipwee. Alhamdulillah. Setelah ditolak 5 rumah produksi, 12 penerbit, sekolah multimedia, dan beasiswa Turki, sampek sekarang gue akan terus teguh berjalan.

CLOSE