Bagaimana Passion dan Tanggung Jawab Bisa Berjalan Beriringan.

Passion dan Tanggung Jawab

Tadi malam, saya sempat berbalas komen dengan salah satu pengguna Twitter. Topik yang kita diskusikan adalah tentang passion. Topik yang "Syafril banget dah!" Menarik saat perempuan ini (saya udah bilang kalau dia perempuan kah?) Berkata, "laki-laki harus menjalani hidup sesuai passion-nya, tanpa harus mengabaikan tanggung jawabnya". Dan komen dia selanjutnya adalah "karena jika laki-laki tanpa passion akan membosankan, laki-laki tanpa tanggung jawab akan jauh lebih buruk dari itu".

Advertisement

Mantap kan? I do agree dengan perempuan ini. Kita coba bahas cuitan perempuan ini.

Saya bukan penggemar isu gender equality. Selama tidak ada dalil yang membedakan, laki-laki dan perempuan pada wae. Termasuk sama dalam hal passion. Bagi saya, passion harus dijalani oleh siapa aja, no matter dengan jenis kelamin. Karena ya, passion adalah energi yang bikin kita semangat bangun pagi untuk memulai hari.

Untuk memulai aktivitas yang kita cintai. Betapa membosankan orang yang tidak bersemangat bangun pagi karena tak mencintai aktivitas yang akan dilakukannya. Saya optimis dengan masa depan orang-orang yang hidup dalam passion-nya.

Advertisement

Tanggung jawab. Di bagian ini saya akan coba lebih realistis. Kadang, hidup dalam passion tak semulus paha ayam KFC. Sedangkan tanggung jawab yang diemban, tak mungkin dikembalikan lagi. Anak dan istri gak mungkin dikembalikan pada Allah. Mau gak mau, harus diberi nafkah lahir dan batin. Masalahnya adalah seringkali hidup dalam passion tidak langsung menghasilkan nafkah yang appropriate.

Butuh waktu cukup lama. Sedangkan sandang, pangan, dan papan keluarga nggak bisa menunggu lama. Solusinya, ambil peluang di depan mata. Asal nggak melanggar agama, hukum, dan norma. Meskipun bukan passion-nya.

Advertisement

Terus passion-nya gimana?

Jangan dibunuh dong! Kita kan juga punya tanggung jawab moral untuk menumbuh kembangkan passion ini jadi bermakna. Nggak hanya sekedar layu sebelum berkembang. Solusinya, jabanin nih passion tiap ada waktu luang. Akhir pekan, buat latihan terstruktur untuk ningkatin skill buat passion ini. Biar suatu saat, saat nih passion sudah berharga mahal, kita bisa gagah berani hidup dalam passion kita, tanpa harus meninggalkan tanggung jawab buat keluarga.

Idealnya sih passion kita bisa menutupi kebutuhan realistis kita. Tapi kan nggak semua orang bisa hidup dalam alam ideal itu. Kadang harus memulai dari realistis dulu sambal melatih passion hingga nih passion bisa menutupi kebutuhan realistis dan akhirnya kita bisa hidup dalam alam mimpi kita.

Last but not least, follow your passion, but do your responsibility.

Itu aja sih!!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE