Bekerja sambil Kuliah Pascasarja dengan Beasiswa, Why Not?

Alhamdullilah…

Puji syukur kepada Allah SWT karena kalau bukan karena keridhoan-Nya sudah pasti tidak akan semudah ini jalan untuk memperoleh Beasiswa apalagi di era seperti sekarang ini. Untuk meraih beasiswa pascasarjana akan sulit, sebab pascasarjana tidak hanya untuk meningkatkan keilmuan dari jenjang sarjana, tetapi juga tempat pelarian bagi sebagian orang yang malas bersaing memasuki dunia kerja, meskipun ini argumentasi pribadi, saya yakin sebagian orang mengamini hal tersebut, dan semoga kita bukan termasuk didalam yang “melarikan diri”Amiin…

Mohon maaf sebelumnya, kalau tujuan melanjutkan pendidikan S2 dan cari beasiswa karena “melarikan diri” saran saya lebih baik berhenti membaca tulisan ini, karena lulus S2 belum tentu membawamu kedunia kerja, bahkan mungkin Anda akan menambah daftar panjang alumni pascasarjana bunuh diri karena tidak memperoleh pekerjaan. Jika tujuan melanjutkan pendidikan lanjut demi menambah ilmu pengetahuan dan bekal menjalani kehidupan, maka silahkan melanjutkan bacaan tentang pengalaman saya meraih Beasiswa Unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017 untuk program Pascasarjana.

Sebelum menceritakan bagaimana proses atau tahapan beasiswa secara detail, saya akan sedikit berkisah, yaa tidak terlalu sedikit sih, lumayan agak panjang, karena ini tentang bagaimana keputusan melanjutkan studi ini muncul. Kalau tertarik membaca, silahkan lanjutkan… Langsung ke cerita…

“Bulan Mei Tahun 2015 silam, menjadi awal baru dalam babak kehidupan saya pribadi karena pada bulan tersebut, saya resmi menyandang gelar Sarjana Ekonomi. Usai diwisuda dan menerima ijazah, saya sebenarnya sudah bekerja di media online lokal. Namun, keinginan orang tua pasti anaknya memiliki pekerjaan lebih layak setelah wisuda,membuat saya mundur dari pekerjaan tersebut tepat dua bulan setelah wisuda yaitu Juli 2015.

Akan tetapi, selama dua bulan awal lulus, saya mengalami dilema cukup panjang, antara keinginan kembali kuliah atau bekerja. Bukan tanpa alasan, dunia akademik (perkuliahan) begitu nyaman, sementara dunia kerja memang cukup melelahkan dan dipenuhi hal-hal yang terkadang diluar akal sehat bisa terjadi.

Akhirnya sebelum memutuskan, saya berkonsultasi dengan kedua orang tua, secara terang-terangan mereka mengatakan bahwa “Kalau mau langsung lanjut S2, jujur kami keberatan nak.. Sebab kau anak tertua dikeluarga ini… tapi kalau beasiswa, ya kami mendukung sekali Kau bisa kembali kuliah. Kami akan sangat bangga, kalau kau bisa sampai kuliah S2. Tapi ada baiknya, jangan fokus pada hal-hal yang membuatmu merasa nyaman, karena dunia tidak seperti cerita surga,dimana keadilan dan kesejahteraan ada untuk setiap makhluk Nya. Jadi lebih baik, bekerja dahulu karena pendidikan tidak mengenal usia, tapi dunia kerja tidak demikian”.

Berangkat dari nasehat bijak tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk bekerja dan alhamdullilah, saya memiliki bos yang sangat memperhatikan pekembangan pegawainya, sehingga dia mengizinkan saya untuk kembali melanjutkan studi, tepat setahun setelah saya mengabdikan diri untuk bekerja dengan beliau. Meskipun atasan mendukung, lingkungan pendukung. Kerja dan kembali ke dunia kampus, tentu tidak akan terjadi tanpa dorongan keras dalam diri sendiri (motivasi). Motivasi saya kembali melanjutkan studi sederhana saja, saya ingin lebih banyak menginspirasi dan membuktikan bahwa “Barang siapa bersungguh-sungguh maka Tuhan akan mempermudah, dan ilmu yang diperoleh akan meninggikan derajat seseorang”. Yakinlah, bahwa dengan kembali ke kuliah sambil bekerja, justru akan membuat kemampuan bekerja kita semakin baik, dan sekaligus menjaga integritas. Jujur saja, bekerja di dunia birokrasi seperti yang saya alami saat ini, begitu banyak”godaan”kalau tidak banyak diingatkan tentang konsep dan idealisme mahasiswa, maka akan sangat mungkin terseret arus nakal.

Begitulah pengalaman singkat saya, dan alasan mengapa saya melanjutkan studi. Selanjutnya, saya akan bercerita mengenai tahapan Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2017.

Secara umum, Beasiswa Unggulan ada di dua Kemeterian yaitu di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset dan Dikti. Apa bedanya? Jika Beasiswa Unggulan yang ada di Kemenristek Dikti di khususkan bagi calon dosen ataupun dosen tetap yang akan melanjutkan studi lanjut, sementara Beasiswa Unggulan di Kemendikbud tidak harus calon dosen atau dosen, tetapi dibuka bagi masyarakat secara umum dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Tetapi dalam tulisan ini, saya hanya akan fokus pada Beasiswa Unggulan dari Kemendikbud karena itu yang saya berhasil peroleh.

Beasiswa Unggulan Masyarakat berprestasi Kemendikbud RI setiap tahunnya dibuka 2 kali, yaitu awal tahun (Februari diumumkan Mei) dan pertengahan tahun (Juni diumumkan September). Tidak banyak yang mengatahui, bahwa beasiswa ini diperkenankan untuk mahasiswa On Going ! saat saya memperoleh beasiswa di semester 3, banyak yang menanyakan, apakah saya kembali mengulang dari semester awal? Tentu tidak. Tidak seperti rekan sesama beasiswa pemerintah yakni Beasiswa Unggulan Kemenristek Dikti dan LPDP yang memang diajukan sejak awal sebelum memulai perkuliahan, maka Beasiswa Unggulan Kemendikbud bisa untuk on going, tetapi maksimal duduk di semester 3.

Seleksi Beasiswa Unggulan Kemendikbud RI dibagi menjadi dua tahapan yaitu Seleksi Administrasi dan Wawancara. Untuk seleksi administrasi, pelamar beasiswa tidak perlu mengirimkan berkas-berkas karena cukup melakukan registrasi secara online.

Setelah melakukan pendaftaran pada laman tersebut, anda akan mendapat konfirmasi melalui email. Seperti biasa, jika email anda sudah terverifikasi, anda dapat login pada laman tersebut dan mulai melengkapi data-data isian. Pada proses melengkapi data, anda harus memastikan semua di isi dengan lengkap, jadi harus dilakukan secara seksama dan tidak tergesah-gesah sebab banyak hal yang harus di upload di pada lama tersebut diantaranya Pas Foto, KTP, Kartu Mahasiswa, Surat Rekomendasi, Surat Pernyataan mengikuti beasiswa, LoA (bagi mahasiswa baru) atau Surat Keterangan Mahasiswa Aktif dari kampus (bagi mahasiswa on going), Proposal Rencana Studi, Essay, KHS (bagi on going) atau Transkrip nilai S1 (bagi mahasiswa baru). Selain itu, sertifikat kemampuan bahasa Toefl dan Sertifikat-sertifikat prestasi saat menjadi mahasiswa S1.

Pengalaman saya saat mendaftar beasiswa unggulan saya tidak menyiapkan scan sertifikat prestasi, serta ijazah-ijazah sehingga saya terpaksa kembali ke Lampung untuk mengurusnya. Saya sempat ditegur oleh partner dekat saya, karena tidak memiliki scan surat-surat penting tersebut. Sebenarnya, dulu ketika lulus S1 sudah pernah membuat scan surat-surat penting tersebut tetapi hilang karena saya tidak membackup data selain di laptop, jadi bagi kalian yang akan mendaftar berbagai beasiswa, sebaiknya dipersiapkan scan surat-surat penting tersebut.

Pastikan seluruh dokumen dan isian pada laman akun beasiswa unggulan anda lengkap dan benar sebelum men-submite data tersebut, karena jika sudah di submite tidak bisa lagi diperbaiki. Tetapi anda bisa mencicil dokumen yang di upload pada laman tersebut, tetapi jangan di submite dahulu sebelum semuanya terisi dengan lengkap dan benar.

Selanjutnya, saya akan membahas masalah Essay, sering kali dokumen yang satu ini menjadi masalah besar bagi sebagian orang yang akan apply beasiswa, dengan berbagai alasan klasik seperti tidak pernah menulis, bingung caranya menuangkan gagasan, bahkan ada yang bolak-balik mengganti tulisannya sendiri untuk di edit, ujungnya tidak selesai tulisannya hingga deadline. Tips untuk menulis, tuliskan saja apa yang ingin anda tulis, jangan sesekali mengedit tulisan anda. Jangan terlalu berfikir bagus tidak, tetapi yang penting selesai. Ingat, tidak ada benar salah dalam penulisan essay, sebab setiap orang punya cara pandang sendiri. Jadi kalau menulis essay tidak harus Lebay penting selesai. Setelah penulisan essay selesai, silahkan konsultasikan dengan orang-orang yang anda percaya,mintalah masukan. Tapi jangan sesekali minta masukan essay tapi anda belum membuat essay. Jika kalian ingin diberikan masukan terkait essay yang kalian tuliskan, kalian bisa menghubungi saya melalui email berikut :

gitaleviana@gmail.com

Selama saya mampu membantu, saya akan memberikan masukan terkait essay yang kalian buat. Good Luck !!!

Jika kalian sudah lolos seleksi administrasi, artinya bahwa anda satu langkah lebih dekat dengan beasiswa unggulan. Kalian akan memasuki tahap Verifikasi dan Wawancara. Pengumuman seleksi administrasi akan diumumkan melalui email, dan akan diberitahukan kapan dan dimana seleksi dilaksanakan. Selain informasi melalui email, pada akun registrasi beasiswa unggulan anda juga terdapat pengumuman tersebut, juga akan ada Form Verifikasi berkas yang harus anda bawa saat verifikasi dan wawancara.

Saat verifikasi dan wawancara pastikan semua data yang anda upload saat administrasi anda bawa untuk diperlihatkan pada verifikator sebelum bertemu dengan interviewer. Pengalaman saat kemarin, meskipun di email saya mendapat undangan jam 13.00 tetapi saya hadir pukul 11.00 sudah bisa melakukan registrasi ulang. Jadi memang sebaiknya datang lebih awal, meskipun gelombang ke II verifikasi, saya bisa melakukan registrasi ulang di gelombang pertama. Sebelum berangkat ke lokasi, jangan lupa berdoa dan meminta restu orang tua, berpakian rapih. Panitia tidak menyediakan makan berat, tetapi ada coffe break, sambil menunggu giliran verifikasi dan wawancara.

Selanjutnya masalah pertanyaan wawancara beasiswa unggulan…Pengalaman saya, pertanyaan yang diajukan tidak terlalu sulit, hanya seputar kepribadian, prestasi sudah dicapai, riwayat organisasi serta akan melakukan apa setelah lulus pascasarjana. Wawancaranya tidak terlalu lama, sekitar 15-20 menit, saat wawancara kemarin, saya lebih banyak ditanya tentang pekerjaan dan aktivitas organisasi. Saat wawancara, tatap mata pewawancara atau interviewer, jangan menunduk karena biasanya interviwer adalah seorang psikolog. Santai dan mengalir. Anda pasti Bisa !!!

Setelah dua tahapan tersebut dilalui dan dinyatakan lulus, anda akan kembali di undang untuk bimbingan teknis, sekaligus penanda tanganan kontrak beasiswa. Ingat, jangan takut gagal.

Seperti mengayuh sepeda, jika tidak ingin terjatuh, gowes terus. Begitu juga hidup, jangan pernah takut gagal, bahkan jika anda gagal, anda bisa ceritakan kegagalan untuk menjadi pengalaman orang lain. Toh jika orang lain berhasil karena melihat pengalaman kegagalan anda, berarti anda telah menjadi guru terbaik bagi orang sukses tersebut.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini