Benarkah Aksi 411, 212, dan 112 Mendapatkan Pengaruh dari Revolusi Besar Dunia Abad ke 15-20?

Pendahuluan

Pada tanggal 4 November 2016 dikenal dengan istilah “peristiwa 411”. Di mana pada saat itu, terdapat demonstrasi yang dilakukan oleh kurang lebih 2 juta umat muslim di Indonesia. Di depan istana negara, mereka menuntut kepada pemerintah atas dugaan kasus penistaan agama, yang dilakukan oleh Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dengan pasal menistakan Alquran, dengan kalimat “Jangan mau dibohongi pakai Alquran” dalam pertemuan bersama masyarakat di Kepulauan Seribu akhir September lalu.

Dalam aksi demonya, perwakilan dari pendemo ingin menemui Presiden Jokowi, tetapi Jokowi tidak berada dalam istana. Mereka ingin menemui presiden karena katanya, Jokowi memihak kepada Ahok dan Ahok tidak akan dihukum. Tetapi Presiden Jokowi menyangkal pernyataan itu dalam munas partai PAN, “Saya tidak akan mengintervensi Ahok karena sudah masuk hukum. Saya serahkan semuanya kepada hukum. Jika saya mengintervensi Ahok, maka bakal ada orang lain yang datang meminta intervensi”.

Walaupun Ahok sudah menyatakan bahwa dirinya tidak ada niatan sama sekali untuk menistakan agama Islam dalam akun instagramnya, tetapi sejumlah ormas Islam tetap melaporkan Ahok kepada polisi. Pasalnya, pada tanggal 25 November 2016, akan ada lagi demo oleh umat muslim jika pemerintah lamban menangani kasus ini. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghimbau agar para pemuda melakukan aksi demonya dengan benar dan jangan mau dipengaruhi oleh oknum-oknum yang tidak mau bertanggung jawab. Karena kita tahu, bahwa Indonesia lahir karena pemuda dengan adanya sumpah pemuda dan reformasi juga dilakukan oleh pemuda”.

Kemudian gelar perkara dilakukan pada hari Selasa 15 November 2016. Selanjutnya pada hari Rabu 16 November 2016, Ahok sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Bareskrim Polri dengan dilakukannya gelar perkara. Dari peristiwa ini, kita semua harus menghargai pancasila sebagai dasar negara yang menghargai suku, ras, dan agama lain.

Pembahasan

Dalam peristiwa 411 tersebut, kita bisa lihat juga di dalam peristiwa revolusi besar dunia di Prancis tentang demokrasi dan perlindungan HAM. Demokrasi, yaitu prinsip bahwa setiap manusia dilahirkan dengan hak yang sama dalam kehidupan bernegara. Hak yang dimaksud adalah hak bersuara, mengemukakan pendapat, berserikat, dan berkumpul. Perasaan nasionalisme sesuai dengan semboyan Revolusi Prancis: Liberte, Egalite, Fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Prinsip ini membangkitkan jiwa persatuan yang menjadi kekuatan dalam menghadapi segala bahaya yang mengancam negara.

Pada saat pemerintahan Louis XIV yang bersifat monarki absolut, di mana raja dianggap selalu benar. Semboyan Louis XIV adalah l'etat c'est moi (negara adalah saya). Untuk mempertahankan keabsolutannya itu, ia mendirikan penjara Bastille. Penjara ini diperuntukkan bagi siapa saja yang berani menentang keinginan raja. Penahanan juga dilakukan terhadap orang-orang yang tidak disenangi raja. Mereka ditahan dengan surat penahanan tanpa sebab (lettre du cas).

Absolutisme Louis XIV tidak terkendali karena kekuasaan raja tidak dibatasi undang-undang. Puncak revolusi terjadi tanggal 14 Juli 1789, ketika rakyat menyerbu dan meruntuhkan penjara Bastille, lambang kekuasaan mutlak raja. Penyerangan ini didukung oleh tentara nasional yang dipimpin Lafayette. Dan dalam demonstrasi 4 November 2016 yang lalu, bertujuan untuk menghukum Ahok yang telah menistakan agama. Peristiwa tersebut hampir sama dengan revolusi Prancis, yang berusaha melengserkan raja karena rakyat tidak suka dengan pemerintahan raja yang monarki absolut.

Kesimpulan

Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur dan nyata seperti Ahok, tetapi tidak membutuhkan pemimpin yang tidak bisa menjaga perkataannya terhadap rakyatnya seperti Ahok. Karena banyak pemimpin yang katanya Islam tapi melakukan korupsi, dan bahkan ada juga yang katanya ustaz tapi melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam agama. Tidak ada salahnya menjadikan pemimpin dari kalangan non Islam, selama Islam tidak terganggu/terancam (untuk muslim). Terkait peristiwa 411, Ahok memang salah karena telah menistakan agama, tapi untuk umat muslim jangan lupa juga tentang kebaikan yang telah dilakukan Ahok untuk Jakarta. Karena tidak banyak pemimpin yang seperti dia, tidak takut kepada siapapun selama dia benar.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis