Bisakah Sejenak Berhenti Membuat Rumit Perasaan?

Kupertanyakan hatimu,beginikah cara mencari pembenaran itu? Ada yang keliru dengan pemahaman hatimu. Kau sengaja membiarkannya menunggu, hanya dengan alasan ingin tahu seberapa sabar ia padamu. Kau menonton tangisannya seraya tertawa kecil. Walau niatnya bukan maksud menyakiti, tetap saja salah. Bukankah cinta sejati tak pernah rela membiarkan seseorang itu menanti berjuta hari. Ku pertanyakan ketegasanmu, harusnya kau beri ia kejelasan. Ia akan menghormati ketidakberanianmu ketimbang dustamu.

Jika dengan melepaskannya akan menjadi lebih baik, mungkin akan dia terima. Jika dengan menjauhi mendekatkan pada kasih sayang sang Khaliq, sungguh itu lebih baik. Bukan malah dengan cara main-main tanpa kejelasan, tarik ulur tanpa tujuan. Jika tujuanmu hanya ingin tahu seberapa sabar ia padamu, bukan begitu caranya kan? Bukankah itu tak adil untuk dia? Kau ini sedang mengujinya atau sedang bermain-main melukis perih di hatinya. Saat dia terseok, kau dengan mudah bilang "maaf,aku hanya ingin tahu, seberapa sabar kau denganku."

Ada yang sesat dengan pemikiran akalmu. Kau sengaja membuatnya cemburu, patah hati, atau terseguk karena sikapmu. Tidak. Kau memang tidak sedang menyakitinya. Kau hanya sedang berpura-pura melukainya, hanya sekedar ingin tahu apakah ia bisa bertahan demi dirimu. Hei, apa-apaan ini? Pecinta sejati semestinya tak mengenal pura-pura. Apa pun alasan-nya, kau tak boleh membuatnya termangu, sedih karena sikapmu,perlakuan macam apa yang kau pertontonkan,lantas apakah dengan begitu semua akan lebih baik? Seharusnya kau paham, sebuah ketulusan tak layak kau buat permainan

Ku pertanyakan dengan perjalanan jiwamu. Kau terus menerus membuatnya merasa bersalah, padahal kau yang membuat masalah. Sengaja. Sebab kau tahu apa pun yang terjadi, ia pasti akan mengalah. Iya kan? Kau manfaatkan rasa cintanya yang begitu besar, hingga seenaknya dirimu berbuat walau kau sadar ia berkali-kali terpatahkan, berkali kali terjerambab. Maaf, seharusnya tak seperti itu kan? Ku pertanyakan hatimu. Beginikah cara mencari pembuktian itu? setelah pengakuan tak juga cukup menutup ingatan bahwa dia sudah seperti remah yang kau lumat hingga tandas tanpa bias, kau masih saja tega melakukannya?

Jangan. Jangan biarkan ia seperti itu.Bukankah ia telah memilihmu, dan menjatuhkan qalbunya untukmu?.Jangan sampai akhirnya kau temui dua definisi kejujuran. Iya, kejujuran yang seperti ice cream. Jika tidak cepat dilahap akan meleleh ditelan hawa panas dan kejujuran yang seperti otot, harus terus dilatih agar menjadi kuat. Pada keduanya kalian akan ditinggalkan terlalu jauh, yang tersisa hanya keras kepala, kamu dan dia berdebat siapa yang paling hebat, tak pernah mau mengalah siapa yang salah. Dan dari semua itu perpisahan adalah hadiah yang paling lumrah, lalu kehilangan terasa begitu dilebih-lebihkan oleh tangisan.

Tidakkah kau mau melihat, ada jutaan orang yang meronta-ronta mengemis cinta? Ada banyak hati yang tergugu di malam sepi, ada yang pilu mengenang perihnya hati yang terpatahkan? Pula, tak terhitung jumlahnya jiwa-jiwa malang yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Sedang kau? Kau sedang dicintai oleh seseorang dengan penuh ketulusan,tidak bisakah kau menghargainya,tanpa harus berpura pura membuatkan luka padanya? Cinta sama sekali tak pernah menyakiti, cinta selalu sederhana,maka hargailah,apalagi jika Tuhan merestui.

.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penyuka senja,gemar bersepeda,siapapun kamu,apapun profesimu,mari kita bersahabat dengan baik

6 Comments

  1. Diyah Novita berkata:

    Sama seperti yg aku rasakan,,entah aku yg tidak paham dgn sikapnya atau memang aku terlalu sabar,,tapi kadang rasanya cuma dipermainkan,,tidak ada kejelasan,,