Body Goals, Sempurna atau Menderita? Baca Dulu Ini!

Akhir-akhir ini media sosial ramai membicarakan mengenai life goals, relationship goals hingga body goals. Semua orang menginginkan jalan hidup mereka sempurna bahkan bentuk tubuh yang sempurna. Saat ini banyak remaja yang terobsesi mendapatkan sebutan body goals, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan body goals yang mereka impikan. Body goals seperti apa yang diimpikan remaja? Body goals menurut remaja saat ini yaitu tubuh yang sempurna, kurus, lekukan pada pinggul, tinggi dan berat badan kurang dari 50 kilogram atau tubuh kurus yang berotot dan tinggi.

Remaja yang memiliki obsesi terhadap body goals akan terus menemukan sesuatu yang tidak mereka sukai dari tubuh mereka dan cenderung akan mencoba mengubah bentuk tubuh mereka. Hal ini dapat menyebabkan kebiasaan tidak sehat saat makan dan olahraga. Praktik-praktik ini biasanya tidak mencapai hasil yang diinginkan, baik secara fisik maupun emosional, dan dapat menyebabkan perasaan kecewa, malu dan bersalah. Perasaan ini dapat belarut-larut sehingga menimbulkan efek utama kesehatan psikososial yaitu, stres pada masa mendatang.

Ejekan orang sekitar menjadi tekanan terbesar yang bisa membuat seseorang semakin stres memikirkan bentuk tubuh mereka. Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Stres sering digambarkan sebagai perasaan khawatir yang berlebihan, tegang, dan cemas. Gejala stres yang dialami setiap orang dapat berbeda-beda. Misalnya, beberapa orang mengalami gejala stres terutama pada pencernaannya, sementara yang lain mungkin mengalami sakit kepala, tidak dapat tidur, sedih, marah atau mudah tersinggung. Seseorang yang mengalami stres kronis rentan terhadap infeksi virus, seperti flu dan salesma. Stres memikirkan tubuh dapat mengakibatkan gangguan pada makan (eating disorder).

Eating disorder atau gangguan makan adalah penyakit kejiwaan yang ditandai dengan gangguan makan yang parah seperti mengurangi kadar makanan yang ekstrem atau makan terlalu banyak karena ada rasa kekhawatiran yang tinggi didalam diri khusunya pada berat badan dan bentuk tubuh. Anxiety and Depression Association of America (ADAA) menyatakan bahwa mereka yang memiliki gangguan makan dapat menimbulkan dampak yang berbahaya. Individu yang mengalami eating disorder memiliki asupan nutrisi yang tidak memadai atau bahkan berlebihan yang pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan mereka. Mereka dapat berpuasa atau sangat membatasi kalori mereka, berolahraga berjam-jam setiap hari, atau melakukan tindakan lain untuk mencegah penambahan berat badan. Meskipun sebenarnya kekurangan berat badan, mereka sangat takut menjadi gemuk.

Gangguan makan umumnya terjadi pada perempuan selama masa remaja atau dewasa muda, sedangkan laki-laki menyumbang sekitar 5 sampai 15 persen dari mereka yang menderita anoreksia dan bulimia dan sekitar 35 persen dari mereka dengan binge eating disorder. Gangguan makan memiliki dua tipe yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nevosa, selain dua tipe ini ada satu tipe lagi yaitu EDNOS (Eating disorders not otherwise specified) contohnya binge-eating disorder.

1. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang diakibatkan karena berpikir badan terlalu gemuk sehingga dia akan mengurangi makanannya dan menyebabkan tubuhnya semakin kurus. Anoreksia nervosa akan selalu mengukur berat badannya berulang kali, menjaga porsi makan dan makan dengan kuantiti yang kecil karena makan, makanan dan berat badan menjadai suatu obsesi.

2. Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang terjadi pada orang yang bertubuh normal namun sangat takut ketika berat badannya naik. Mereka yang mengalami bulimia nervosa akan makan sebanyak-banyaknya saat mereka lapar namun setelah merasa kenyang mereka akan memutahkannya. Pengidap penyakit ini percaya bahwa nutrisi makanan dapat diserap saat masuk ke lambung, sehingga saat tubuh merasa kenyang mereka akan memuntahkannya kembali.

3. Binge-Eating Disorder

Binge-eating disorder yaitu gangguan makan dengan kebiasaan makan yang banyak dan relatif dalam waktu yang singkat. Mereka yang mengalami binge-eating merasa kehilangan kontrol saat makan, mereka merasa tidak bisa berhenti mengunyah. Binge-eating disorder terjadi saat seseorang mengalami perasaan stres, sedih dan gelisah. Seseorang yang mengalami Binge-eating disorder akan merasa mudah lelah, tidak bisa tidur dan merasa kembung.

Kehidupan yang penuh tekanan, kesulitan, keterampilan mengatasi masalah yang kurang baik, serta tingkat stres yang dirasakan lebih tinggi ditemukan pada individu yang menderita gangguan makan atau eating disorders. Dalam sebuah penelitian kualitatif di Australian National University tahun 2014, seseorang yang menderita eating disorders cenderung menilai diri mereka sendiri dengan standar eksternal dan menunjukkan kepekaan yang tinggi terhadap reaksi orang lain. Stres ditemukan sebagai penyebab dan dampak dari makan yang tidak teratur. Body goals bukanlah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang langsing dan tinggi melainkan mereka yang memiliki asupan dan nutrisi yang cukup untuk dirinya. Bentuk tubuh yang ideal dapat dibentuk dengan cara yang sehat dan tidak menyiksa diri.

Oleh karena itu, diperlukan manajemen stres. Manajemen stres tidak hanya diperlukan ketika kita dilanda stres, akan tetapi dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Manajemen stres dapat dilakukan dengan meninggalkan kebiasaan makan yang tidak teratur yang sebelumnya telah digunakan sebagai strategi penanggulangan stres, dengarkan tubuhmu dan makan ketika Anda merasa lapar. Selain itu, lakukan aktivitas fisik seperti berolahraga secara teratur serta membentuk pola makan baru yang lebih sehat.

Stres terkadang tidak terlihat, lakukan sesuatu yang Anda senangi untuk menghindari stres. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang Anda rasakan menenangkan atau membangkitkan semangat, seperti mendengarkan musik, berjalan atau menari. Hindari penggunaan alkohol, tembakau atau obat lainnya. Terakhir, luangkan waktu untuk berlatih relaksasi untuk membantu tubuh dan sistem saraf Anda tenang dan menyesuaikan kembali. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas santai seperti berkebun atau mendengarkan musik. Tidak perlu khawatir dengan bentuk tubuh dan jangan memikirkan perkataan orang lain, percaya dan syukuri dengan apa yang ada pada dirimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Deputi Internal Departemen Sosial Masyarakat BEM IM FKM UI 2017// Vice President Envihsa FKM UI 2018