Bukan Cuma Status, Tapi Kinerja Nyata: Meningkatkan Etos Kerja Anggota dalam Organisasi Kemahasiswaan

Sebelum memulai pada pembahasan utama, mari kita merefleksikan diri dan bersama-sama mengevaluasi diri. Sebagai insan akademis yang diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi, maksimalkan potensi diri melalui peningkatan daya fokus yang kita miliki. Fokus terhadap suatu hal yang sedang kita kerjakan, menjadikan kita lebih optimal dalam menyelesaikannya. Sama halnya apabila kita ditempatkan pada situasi dan kondisi tertentu, tetaplah jaga tingkat fokusmu, hingga kamu bisa memaksimalkan momentum tersebut dan meminimalisir tingkat kesalahan atau kecerobohan yang mungkin dilakukan. Orang yang memiliki tingkat fokus yang baik, cenderung akan melalui hari-harinya dengan baik pula. Hal ini di karenakan daya fokus tersebut mendorong kita untuk menyerap informasi secara matang, sehingga informasi tersebut dapat kita telaah dengan baik, begitupun dalam menyikapi informasi-informasi yang kita dapatkan. Dengan demikian, usahakan untuk menghindari hal-hal yang membuat daya fokus kita melemah. Seperti halnya, pola hidup yang tidak baik, ketidakdewasaan dalam forum, tidak dapat menempatkan diri sesuai pada situasi dan kondisinya, dan lain-lain.

Advertisement

Kemudian, sebagai manusia yang diciptakan sempurna, hendaknya kita mensyukuri hal tersebut dengan tidak hanya menjaga kesehatan panca indra saja. Melainkan memaksimalkan potensi yang menyertainya, seperti halnya, dua bola mata, dua buah telinga, dan satu mulut. Nilai filosofis dari dua bola mata adalah hendaknya kita melihat kedepan, menjadi pribadi yang visioner, dan tidak terpaku pada masa lalu yang membuat langkah kita terhenti. Dua buah telinga, kiri dan kanan, yang mengisyaratkan bahwa hendaknya kita mendengar informasi secara komprehensif, tidak setengah-setengah dan tidak hanya terpaku pada satu arah saja. Sehingga kita dapat menyaring informasi tersebut dan menyikapinya dengan baik. Serta satu mulut yang mengisyaratkan bahwa patutnya kita lebih banyak mencermati (memaksimalkan penglihatan dan pendengaran), dibandingkan dengan berbicara, terlebih apabila yang kita bicarakan merupakan hal yang tidak sepatutnya. Maka, pergunakanlah waktu dan kesempatan dengan bijak, adakalanya kita diminta untuk berbicara dan adakalanya kita diminta untuk memperhatikan dengan seksama, banyak orang yang mampu untuk berbicara, namun tak jarang orang kesulitan untuk memperhatikan dan menyimak dengan baik apa yang dibicarakan oleh orang lain.

Sudah lazim adanya bahwa iklim dalam organisasi senantiasa mengalami pasang-surut, dalam hal ini adakalanya kita bersemangat dalam menjalaninya, begitupun sebaliknya, adakalanya kita bosan bahkan jenuh dalam menjalani aktivitas organisasi. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh misorientasi di antara anggota organisasi, tidak adanya keselarasan visi dan sinergitas dalam merealisasikan visi tersebut. Selain itu, prioritas dari anggota organisasi yang beragam, begitu pun dengan personality dari setiap anggota yang memiliki sikap serta karakter yang berbeda. Tidak hanya sampai di situ, terhambatnya pergerakan organisasi kemahasiswaan seringkali disebabkan oleh permasalahan dana kegiatan, sedikitnya sumber daya manusia, serta konflik yang mencakup wilayah internal atau eksternal organisasi.

Akan tetapi, titik sentral dalam hal ini adalah sumber daya manusia atau anggota dari organisasai. Sebagaimana pengertian organisasi adalah dua orang atau lebih yang tergabung dalam suatu wadah, kemudian merumuskan dan menetapkan visi bersama, serta saling bekerjasama dalam mewujudkan visi tersebut. Dengan demikian, peran dari setiap anggota organisasi akan berpengaruh pada dinamika dan keutuhan organisasi tersebut. Sehingga apabila semangat atau etos kerja dari anggota menurun, maka akan berimplikasi pada aktivitas atau progresifitas organisasi dalam merealisasikan visi maupun program-program yang telah dicanangkan.

Advertisement

Sebagai pribadi yang terus berupaya meningkatkan kualitas diri, maka hendaknya kita memahami betul konsekuensi dan kewajiban kita dalam menerima amanah organisasi. Kesadaran diri terhadap tanggung jawab yang kita emban, serta motivasi pribadi dalam mewujudkan kinerja yang optimal, semakin menjadikan kita pribadi yang matang, sehingga profesinalitas kita pun akan meningkat. Namun hal tersebut tidak dapat serta merta muncul dalam benak kita, dibutuhkan suatu budaya organisasi yang membentuk pribadi-pribadi tersebut dapat bekerja secara profesional. Selain itu, dibutuhkan upgrading kualitas anggota organisasi, sehingga semakin berkomitmen terhadap tanggungjawabnya, serta semakin cerdas dalam menyikapi dinamika organisasi terlebih dalam menyikapi konflik dan tantangan organisasi yang dinamis.

Dengan demikian, apabila terbentuk pribadi yang matang dalam menyikapi dinamika organisasi, khususnya jika para anggota memiliki kesadaran utuh terhadap status dan perannya dalam organisasi, maka aktivitas organisasi dapat lebih progresif, begitupun dengan realisasi program-program yang telah dirumuskan. Selain itu, lingkungan organisasi atau budaya organisasi memiliki pengaruh penting. Sehingga, hal ini hendaknya menjadi perhatian bagi pimpinan organisasi, bahwa lingkungan organisasi perlu dibangun dalam nuansa yang menunjang setiap anggota agar dapat berhimpun dan menuangkan segala bentuk kreativitasnya dalam mewujudkan visi dan misi organisasi.

Selain itu, akan menjadi permasalahan krusial bila para anggota yang tergabung tidak mengetahui identitas dari organisasi itu sendiri, seperti halnya AD/ART, visi-misi, dan budaya organisasi di dalamnya. Pengetahuan terhadap identitas organisasi merupakan suatu kebutuhan dalam mewujudkan organisasi yang progresif dan visioner. Hal tersebut mendorong setiap anggota memiliki sense of belonging terhadap organisasi yang sedang mereka ikuti. Tidak hanya identitas organisasi, mengenal secara akrab setiap anggota organisasi dapat meningkatkan rasa kepemilikan anggota. Oleh karena itu, kedua aspek tersebut hendaknya terus dikembangkan dengan program-program internal yang dapat meningkatkan pengetahuan anggota terhadap identitas organisasi, serta membangun kedekatan emosional antar-anggota organisasi, sehingga organisasi tidak hanya menjadi wadah dalam mewujudkan visi, melainkan rumah tempat berhimpun dalam mengembangkan kualitas diri, dan sarana investasi kedepannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Islamic Boarding School Al-Ihsan Baleendah 2006-2012 | S1 Ilmu Politik UNPAD 2013-2017 | Ketua Umum Organisasi Pelajar Pondok Modern Al-Ihsan Baleendah 2011-2012 | Presiden Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UNPAD 2013-2014 | Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP UNPAD 2015-2016

CLOSE