Cara Tanoto Foundation Mencetak Generasi Now yang Mumpuni dan Membumi

Kemarin, saya menerima siaran pers yang dikirimkan Erista, Manajer Komunikasi Tanoto Foundation via email. Isi siaran pers, tentang kiprah, serta komitmen Tanoto Foundation, ikut berkontribusi mencerdaskan anak bangsa. Tanoto Foundation sendiri, tak lain adalah lembaga filantropis yang didirikan oleh pengusaha nasional Sukanto Tanoto.

Dalam siaran persnya, Erista berbicara tentang data kemiskinan yang dilansir Badan Pusat Statistik. Menurut data BPS, pada Maret 2017, jumlah penduduk miskin mencapai 27,77 juta, atau 10,64% dari total penduduk Indonesia. Tentu, mengentaskan kemiskinan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Lembaga swasta juga harus ikut berkontribusi, memangkas kemiskinan. Ya, apa yang dikatakan Erista benar. Kalau hanya negara yang memikul beban itu, pengentasan kemiskinan di negeri ini, akselerasinya tak akan maksimal. Butuh dukungan semua pihak. Termasuk swasta. Semua pihak, baik itu pemerintah atau swasta, harus ikut rawe-rawe rantas malang-malang putung, memangkas kemiskinan.

Dan, kata Erista, dalam keterangan persnya, pendidikan menjadi salah satu cara, dalam memutuskan mata rantai kemiskinan yang membelit antar generasi. Karena itu, Tanoto Foundation sebagai sebuah lembaga filantropis, menempatkan pendidikan sebagai salah satu pertanyaan utamanya. Salah satunya, adalah lewat pemberian beasiswa yang difokuskan kepada mereka yang punya kecerdasan, tapi terbentur tembok kemiskinan. Atau terkendala masalah ekonomi. Merekalah yang harus diangkat. Didukung.

" Pendidikan adalah kunci dalam memutus rantai kemiskinan antar generasi. Tanoto Foundation fokus memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi namun mengalami kendala ekonomi," katanya.

Saya pikir itu tepat. Yang mampu, membantu yang tak mampu. Yang kaya, mendukung yang tak berdaya. Harus seperti itu memang, jika ingin republik ini maju. Apa yang dilakukan Tanoto Foundation, patut diapresiasi. Dan, harus lebih banyak lagi lembaga swasta yang punya spirit rawe-rawe rantas malang-malang putung seperti Tanoto Foundation.

Dalam keterangan persnya Erista juga berpendapat, pendidikan tak hanya bisa jadi solusi bagi pengentasan kemiskinan antar generasi, tapi juga adalah strategi untuk menyemai bibit unggul calon pemimpin mumpuni di masa datang. Atau dalam kata lain, lewat sekolah atau melalui dunia pendidikan, generasi now yang mumpuni bisa dicetak. Tentu, generasi now yang tak hanya mumpuni dari skill, tapi membumi dari sisi sikap dan perilaku.

Dan, sejarah pun membuktikan, lembaga pendidikan adalah pabrik calon-calon pemimpin. Tentu, pendidikan yang berkualitas yang dibutuhkan. Karena pendidikan yang baik, akan menghasilkan generasi yang baik pula.


" Pendidikan yang baik, juga akan menghasilkan pemimpin yang baik. Kami, Tanoto Foundation ingin ikut ambil bagian dalam mengembangkan pemimpin masa depan Indonesia sebagai upaya holistik mencerdaskan kehidupan bangsa," tutur Erista.


Mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah mandat konstitusi. Jadi, tak hanya negara yang wajib menjalankannya. Tapi juga institusi di luar negara. Lembaga swasta adalah salah satunya. Dalam konteks ini, Tanoto Foundation ingin ikut berkontribusi. Dan bersama pemerintah berikhtiar tak hanya mengentaskan kemiskinan tapi juga menyemai bibit -bibit unggul calon pemimpin mumpuni.

" Ini dalam rangka ikut menjalankan mandat konstitusi sekaligus untuk mengimplementasikan pesan pendiri Tanoto Foundation," kata Erista. Erista juga membeberkan program beasiswa yang diberikan Tanoto Foundation. Kata dia beasiswa yang diberikan untuk mahasiswa berprestasi tapi tak mampu secara ekonomi, jenjangnya untuk S1 dan S2. Untuk itu, Tanoto Foundation, telah bermitra dengan 35 peguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta.

Sampai saat ini, lebih dari 3.200 mahasiswa telah mendapat dukungan beasiswa dari Tanoto Foundation. Untuk penerimaan tahun 2017, pihaknya juga memberikan beasiswa kepada 315 mahasiswa. Mereka yang menerima beasiswa tak sekedar diberi dukungan biaya pendidikan. Tapi juga dibekali dengan ragam keahlian atau soft skills. Misalnya pelatihan public speaking, presentasi, dan kemampuan dalam memimpin serta kerja sama tim.

Tidak hanya itu, para penerima beasiswa diikutkan dalam ragam kegiatan sosial dalam wadah Tanoto Scholars Association (TSA) di masing-masing daerah tempat mereka belajar. Diharapkan bisa tumbuh sikap kepedulian sosial dari para penerima beasiswa. Sehingga kelak, jika mereka jadi pemimpin dalam bidang apapun, bisa jadi pemimpin tak hanya yang mumpuni tapi juga membumi.

Ah, jika semua ikut rawe-rawe rantas malang-malang putung, beban bangsa ini bisa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Semoga kian banyak dilahirkan generasi now yang tak hanya mumpuni, tapi juga tetap membumi. Generasi yang seperti padi. Berisi tapi tetap rendah hati.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi sachetan dan pengepul majalah bekas