Dibalik Makna Nasi Kerucut, Terdapat Kelestarian Budaya Indonesia

Nasi Tumpeng nama makanan yang sering kita dengar ini terdengar sangat lezat dan sangat berciri khas Indonesia

Siapa yang tidak tahu nasi yang berbentuk kerucut? Atau lebih sering didengar dengan sebutan "Tumpengan" sering kali dipakai untuk berbagai acara selamatan. Tapi tidak banyak orang yang tahu bahwa Tumpengan sendiri memiliki makna dibalik sajiannya.

Advertisement

Mengapa selalu ada Tumpengan di setiap acara? Gunungan nasi yang memiliki sajian makanan di sekelilingnya. Menurut tradisi Islam di Jawa, "tumpeng" merupakan akronim dari bahasa Jawa, yakni yen metu kudu sing mempeng (kalau keluar harus dengan sungguh-sungguh). Nasi dibentuk menjadi bentukan kerucut dapat diartikan sebagai harapan agar hidup selalu sejahtera, melambangkan tangan merapat untuk selalu menyembah Tuhan, dan sebagai simbol pengharapan agar kesejahteraan hidup kita pun semakin sukses. Warna kuning menggambarkan kekayaan dan moral yang luhur.

  1. Komponen dari Tumpengan yang pertama adalah nasi yang berbentuk kerucut memiliki makna bahwa hidup harus sejahtera.
  2. Dari segi lauk-pauknya pula terdapat makna, seperti Ayam yang dipilih biasanya ayam jantan karena memiliki makna menghindari sifat ayam jago yaitu sombong, congkak dan tidak setia.
  3. Selanjutnya adalah ikan teri sebagai simbol kerukunan dan kebersamaan. Selain ayam, ikan juga tersedia dalam sajian nasi tumpeng.
  4. Nasi tumpeng dilengkapi dengan telur rebus utuh. Telur direbus pindang, bukan didadar atau mata sapi, dan disajikan utuh dengan kulitnya, jadi tidak dipotong sehingga untuk memakannya harus dikupas terlebih dahulu.
  5. Pelengkap lainnya adalah sayur urab. Sayuran yang digunakan antara lain kangkung, bayam, kacang panjang, taoge, kluwih dengan bumbu sambal parutan kelapa atau urap dan lain-lain.
Advertisement

Nasi tumpeng telah dikenal di berbagai daerah di indonesia, bahkan nasi tumpeng ini sudah dikenal di berbagai negara asing seperti; Malaysia, Singapura hingga Belanda. Sayangnya penyebaran tumpeng yang begitu pesat dan meluas tidak diikuti dengan makna filosofis yang terkandung di dalam nasi tumpeng tersebut. orang zaman sekarang hanya mengetahui bahwa tumpengan hanya sekedar ritual untuk selametan dan tidak memiliki makna apapun.

Masyarakat sebaiknya mengetahui segala esensi yang tercantum dalam nasi tumpeng. Dengan mengetahui bahwa sebenarnya hal tersebut merupakan adat yang sacral, dengan begitu sebuah adat harus di lestarikan agar tidak terlupakan, tidak hanya adat itu sendiri melaikan makna dari adat itu juga. Mari lestarikan adat yang sudah di berikan oleh leluhur kita agar budaya Indonesia terjaga dan tidak akan hilang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE