Fenomena Menggiring Opini: Layaknya Menggiring Domba Oleh Anjing Penjaga

Di zaman sekarang, handphone sudah menjadi kebutuhan dasar bagi semua orang. Benda tersebut harus dimiliki oleh semua orang untuk memudahkan kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan hidup tidak bisa lepas dari handphone atau gadget. Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang juga model serta kecanggihan hanphone atau gadget serta kecanggihan penggunaannya dan hal-hal yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah media sosial. Media sosial terus berkembang, saling menghubungkan antar kehidupan manusia di dunia hingga tanpa batas dan sekat, menghilangkan jarak sebagai kelemahan, dan membuat hidup semakin terbuka yang terkadang tanpa privasi.

Advertisement

Menurut survey yang diadakan pada hari Safer Internet Day menemuka bahwa 75 persen anak berumur 10 hingga 12 tahun sudah memiliki akun media social walaupun usia minimal untuk membuat akun media social adalah 13 tahun. Media sosial yang menjadi favorit anak-anak di bawah umur 13 tahun menurut survey adalah Facebook sedangkan 49 responden mengatakan Instagram merupakan media social terbaik. Dari survey tersebut dapat dilihat bahwa media social digunakan oleh semua orang dari semua kalangan usia. Tentunya hal itu terdapat keuntungan dan kerugiannya.

Media sosial membantu kita untuk berbagi hal-hal yang kita rasakan, kita alami sehingga orang lain dapat mengetahuinya tanpa harus ada disekitar kita secara langsung. Media sosial juga membantu kita untuk berbagi informasi penting yang patut untuk diwaspadai dan dihindari. Banyak orang yang akhirnya menggunakan media sosial bukan hanya untuk berbagi informasi, tetapi juga untuk berbisnis.

Banyak manfaat yang didapat dari menggunakan media sosial. Ada beberapa kejadian yang berkenalan di media sosial dan berakhir bahagia hingga menemukan jodohnya, namun ada beberapa kejadian pula yang berkenalan di media sosial dan berakhir bahaya hingga menemukan kematiannya.

Advertisement

Fenomena lain yang terjadi sekarang adalah orang-orang terlalu aktif di social media atau dunia maya dan menjadi pasif di dunia nyata. Semua orang menatap layar gadgetnya masing-masing dan sangat jarang untuk berbicara hanya bertegur sapa dengan orang-orang sekitarnya.

Masyarakat terlalu aktif untuk berkomentar di kolom komentar intagram atau media sosial lainnya. Terkadang komentar tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya serta sering memicu permusuhan dan pertengkaran di media sosial.

Advertisement

Di Indonesia sendiri, masyarakat dibebaskan untuk memberikan pendapatnya yaitu pada pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945. Masyarakat Indonesia bebas mengutarakan pendapatnya baik lisan maupun tulisan secara bertanggung jawab.

Namun pada faktanya, pendapat yang diutarakan sering tidak didukung oleh fakta yang benar dan akhirnya memicu perdebatan yang berujung konflik di dunia maya. Meskipun terlihat sepele dan biasa, konflik di dunia maya sering berujung konflik yang besar didunia nyata dan masuk kedalam ranah pengadilan.

Komentar yang ditulis seorang netizen dapat mengarahkan pemikiran netizen yang lain dan hal tersebut dapat membahayakan kedamaian serta memicu kegaduhan di dunia maya.

Kegaduhan akibat adanya perdebatan tentang komentar kontroversial tersebut bukan hanya bisa terjadi di dunia maya tetapi juga bisa berlanjut menjadi perdebatan langsung di kehidupan sehari-hari masyarakat. Hal tersebut terjadi karna informasi yang tersebar bisa dengan berbagai media dan dengan waktu yang singkat apalagi dunia maya atau sosial media dapat diakses 24 jam.

Jika perdebatan terus berlangsung maka akan terjadi perpecahan yang tidak sepele dan harus menjadi perhatian seluruh pengguna media social karna akan berpengaruh bagi kehidupan dan kesehatan mental masyarakat. Tentunya perpecahan merupakan ancaman bagi persatuan rakyat Indonesia. Diawali dengan hal sepele yaitu berkomentar di social media, namun dapat membawa dampak yang besar hingga perpecahan.

Menggiring opini terjadi ketika sebuah komentar di media social akan membentuk perspektif atau pemikiran yang sama seperti isi komentar tersebut pada orang lain yang membacanya dan menghasilkan komentar tambahan yang berisi gagasan yang sama, atau mungkin bisa dibilang sebuah ajang provokasi.

Menggiring opini jika berlandaskan fakta yang benar dan tujuan yang baik pasti akan membawa perubahan yang positive bagi masyarakat, tetapi jika saling menggiring opini berdasarkan opini tanpa fakta yang benar, hanya asal-asalan dan hanya ingin membuat kegaduhan bisa dipastikan masyarakat akan terus berada dalam keadaan kebingungan dan jauh dari kata damai serta penuh dengan berita Hoax setiap harinya.

Diperlukan pemikiran yang dewasa dalam beropini di media sosial, pemikiran selektif dan penyampaian opini yang hati-hati dengan tujuan yang baik untuk menghindari kegaduhan di social media akibat opini palsu tanpa fakta.

Ketika sebuah teknologi dan informasi tidak dapat kita bendung perkembangannya, agar tetap terjadi keseimbangan maka diri kita sendirilah sebagai pengguna yang harus menahan diri dalam menggunakannya. Begitu juga dengan menggunakan media sosial yang setiap harinya terus berkembang menghasilkan fitur-fitur yang baru di dalamnya, sebagai pengguna social media kita harus pandai mengontrol diri, berhati-hati dalam menggunakan social media.

Pengguna social media harus mencari tau duduk permasalahan, mencari tau akar permasalahan dan mengetahui seluruh fakta-fakta yang nyata dari suatu masalah di social media sebelum berkomentar atau memberikan opininya.

Bangsa ini memang tidak dapat menutup diri dari perkembangan teknologi dan informasi karna perkembangan tersebut membawa kemajuan yang besar serta mempermudah hidup seluruh masyarakat Indonesia.

Penutupan social media bukan merupakan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah perpecahan dan masalah mengenai kepribadian bangsa yang semakin memburuk, tetapi memperkuat pengajaran diri seluruh masyarakat Indonesia mengenai jati diri bangsa, mempertebal pengetahuan akan pengertian dan esensi dari Pancasila dan mengetahui cita-cita bangsa Indonesia yang sebenarnya adalah tameng yang kuat untuk melawan pengaruh negative dari social media.

Jika seluruh masyarakat Indonesia sudah memulai melakukan hal tersebut dalam semua aktivitas seharu-hari, dapat dipastikan kehidupan kita akan berjalan kearah yang lebih baik yang sinergis dengan arus perkembangan dunia tanpa adanya ketakutan akan perpecahan dan kemerosotan mental bangsa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE