Jadi Mahasiswa Baru Itu Jangan Belagu, Jangan Pula Berlagak Lugu.

Pertama-tama, saya nggak yakin apa "belagu" adalah bahasa Indonesia atau bukan. Setelah saya cek di KBBI, ternyata benar. Artinya:

Advertisement

belagu: bertingkah; 2 beraksi (msl dng gaya bicara yg dibuat-buat)

Kalau sudah begitu saya jadi lebih nyaman untuk meneruskan tulisan ini 🙂

September nanti, atau mungkin ada yang sudah mulai dari bulan ini, adalah masa-masa awal perkuliahan. Bagi kalian yang baru lulus sekolah menengah atas atau sederajat, adalah saat yang menegangkan sekaligus menggairahkan. Berbeda dengan kalian yang dengan enggan mengakhiri masa liburan semester yang cukup panjang.

Advertisement

Namun keduanya punya kesamaan. Mereka semua kembali menapaki gedung-gedung kampus, bercengkerama dengan teman sejawat, berkutat dengan buku panduan serta tugas-tugasnya. Artinya, yang dulu menyandang strata junior, akan mendadak senior. Sebaliknya, yang tadinya senior (di sekolah), menjadi junior di kampus.

Anomali senior-jadi-junior dan sebaliknya adalah fenomena psikologis. Kalian harus bijak menyikapinya.

Seperti yang saya bilang di atas. Pertemuan "dua arus" ini punya potensi menimbulkan percik konflik. Kalian yang dulunya merasakan jadi yang paling senior di SMA, dihadapkan dengan strata sosial baru di kampus. Begitupun mereka yang tahun lalu menjadi yang paling junior di kampus, kini seperti punya "mainan" baru saat para mahasiswa baru masuk.

Advertisement

Momen ospek menyempurnakan pertemuan dua senior-junior-senior ini. Menjadi bijak dan tidak berlebihan adalah kuncinya. Sama-sama menahan diri dan menyesuaikan dengan tata acara yang sudah ada bisa jadi solusi paling praktis. Intinya, ikuti aturan kampus dan panitia. Adakalanya harus diam, adakalanya harus speak up.

Pandai-pandai menempatkan diri saja tidak cukup. Sabar dan nrimo akan melengkapi tahun pertama di bangku kuliah.

Tidak mudah memang menjadi mahasiswa baru. Telalu banyak tingkah, akan dikira belagu. Terllau pendiam, akan dicap berlagak lugu. Memang benar apa kata Mama di rumah:

Pandai-pandai lah menempatkan diri, Nak!

Tapi percayalah, pandai menempatkan diri saja tidak cukup. Sebagai anak baru, kalian tidak hanya dituntut untuk menaati peraturan kampus, Tapi juga titah para senior yang bahkan tidak tertulis. Bukan dalam rangka mendukung bully, tapi sebagai wujud rasa takzim kepada mereka yang lebih senior, para mahasiswa baru hendaknya bersikap lebih sabar dan nrimo. Tentu saja dalam batasan yang masih masuk akal dan tidak menciderai norma.

Ada yang beneran niat kuliah. Ada yang doyan nongkrong. Ada yang langsung aktif di UKM. Malah ada yang tiba-tiba ngilang.

Interaksi yang terjadi di tahun pertama perkuliahan, bukan hanya terjadi antara senior dan junior. Lebih besar lagi, adalah interaksi yang terjadi di tengah teman-teman satu angkatan. Berkumpul menjadi satu, merasa sepenanggungan, dengan latar beragam, membuat pertemaman di masa awal-awal perkuliahan begitu romantis dan syahdu.

Cermat memindai karakter teman seangkatan bisa jadi amunisi mengisi hari. Percayalah, akan datang hari dimana kalian menjadi salah satu dari tipe mahasiswa baru ini: mendadak aktivis, mendadak sibuk ukm, mendadak rajin, mendadak ilang dari peredaran, mendadak pendiam, mendadak rame, mendadak punya pacar, mendadak dipacarin senior, mendadak kutu buku, mendadak bawa mobil, mendadak jutek, mendadak ramah … (silakan lanjutkan sendiri)

Tahun pertama jadi mahasiswa bukan masa percobaan. Kamu harus tahu yang mana prioritas agar tidak bablas.

Sebagai orang yang sempat dua kali menjadi mahasiswa, saya bisa katakan bahwa tahun pertama kuliah bukan masa percobaan. Bukan saat yang tepat untuk mencari jati diri atau leyeh-leyeh dengan semua rutinitas yang serbabaru. Justru tahun pertama duduk di bangku kuliah adalah saatnya kita menginjak pedal gas dengan lebih cekatan. Ingat, cekatan, bukan gaspol!

Jejeran mata kuliah yang masih dibubuhi kata "pengantar" bisa menjadi strategi untuk melangkah lebih indah. Kalian harus menetapkan standar minimal untuk prestasi diri. Menentukan mata kuliah apa dan bidang mana yang perlu perhatian lebih serius. Intinya, main-main bukan kegiatan utama di tahun pertama ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a writer.

CLOSE