Jodoh, Kau Tidak Hanya Tentang Baik Atau Tidaknya, Tetapi Juga Tentang “Klik” atau Tidak

Sebagian orang mengatakan bahwa jodoh adalah cerminan diri seseorang, orang yang baik jodohnya juga baik, orang yang tidak baik otomatis jodohnya juga tidak baik. Ya benar, tapi selain itu jodoh juga tentang KLIK atau tidaknya si pria dengan wanita.

Contohnya, apabila ada pria dan wanita yang sudah berkomitmen untuk menikah lalu gagal dikarenakan sesuatu, bukan berarti karena si pria tidak baik untuk wanita atau sebaliknya, melainkan karena si pria dan wanita tidak KLIK apabila mereka bersanding. Ada wanita lain yang lebih KLIK apabila bersanding dengan si pria dan sebaliknya.

Jadi jangan asal mengatakan, "Oh jelas aja nggak jadi, ceweknya bla ba bla sih." Kalimat ini seringkali diucapkan ketika ada sepasang kekasih yang gagal menikah. Padahal tidak melulu dua orang itu terpisah karena salah satu di antara mereka ada yang jahat, bisa jadi hanya kurang KLIK.

Apa aja sih yang mempengaruhi faktor KLIK tidaknya calon pasutri?

1. Takdir

Bagaimanapun juga takdir menjadi faktor utamanya seseorang berjodoh atau tidak, tapi tenang saja, takdir kan bisa dirubah dengan doa dan usaha.

2. Tingkat Religius

Tingkat religius atau kefahaman agama juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang kira-kira KLIK atau tidak apabila menjadi sepasang suami istri. Mengapa? Karena Tuhan telah memasangkan seseorang yang agamanya baik dengan yang yang agamanya baik pula. Namun baik tidaknya agamanya seseorang ini bersifat kasat mata karena letak agama/ keimanan ada di hati.

Adapun perilaku itu dipengaruhi oleh karakteristik atau agama. Secara lahiriah mungkin seseorang terlihat baik, atau kurang baik, namun bisa saja apa yang terlihat itu berbeda dengan hatinya/agama yang ada di hatinya. Maka jangan heran jika melihat seorang pemuka agama mendapat jodoh seseorang yang biasa saja agamanya. Bisa jadi dia yang terlihat biasa justru memiliki faham agama yang sangat baik dilubuk hatinya, namun ia tidak mengumbarnya, dsb.

3. Karakter

Karakter juga menjadi faktor penting terhadap KLIK tidaknya pasangan. Karakter yang dimaksud ini bukan kesamaan karakter, tetapi lebih KLIK tidaknya karakter si pria dan wanita. Ibarat tutup botol dan botolnya yang bentuk keduanya berbeda namun karena mereka KLIK (bisa saling melengkapi) maka tutup botol bisa bersatu dengan botolnya dan memiliki fungsi yaitu sebagai wadah air yang aman, tidak tumpah, bisa dibawa kemana-mana, dsb.

Begitu pula dua orang yang berbeda, perbedaan itu justru menjadi pelengkap satu sama lain sehingga mereka berdua apabila bersatu memiliki fungsi yaitu sebagai pasutri atau orang tua bagi anak-anaknya kelak. Selain botol, layaknya juga puzzle yang sisi dari tiap puzzle berbeda namun karena masing-masing dari potongan puzzle itu "KLIK" maka apabila disatukan, potongan-potongan itu menjadi sebuah gambar yang indah.

4. Latar belakang

"Hah? Latar belakang? Hari gini masih pandang kaya miskin/ status sosial?" Kalimat ini sering kali diucapkan oleh beberapa pihak yang merasa tersakiti karena kerabatnya atau bahkan diri mereka sendiri tidak mendapatkan restu dari calon mertua. Memang cukup menyakitkan jikalau ditolak oleh calon mertua dikarenakan latar belakang yang berbeda baik itu dari segi budaya, agama, dan ekonomi. Namun jangan lupa bahwa terkadang kehidupan memang menuntut seseorang untuk berpikir realistis, inilah hidup. Banyak orang tua yang baru akan memberikan anaknya restu kalau calon pasangan anaknya memiliki kesamaan latar belakang dengannya. Sering kali dalam kehidupan nyata, untuk menjadi Cinderella seorang wanita harus menjadi Puteri terlebih dahulu. Artinya, untuk bersanding dengan pria mapan yang berkwalitas maka seorang wanita harus mempunyai kualitas juga atau bahkan harus menjadi mapan terlebih dahulu.

5. Sejiwa/ Se-resonansi hati

Hal kasat mata yang membuat seseorang KLIK atau tidak dengan calon pasangannya adalah kesamaan jiwa/ se-resonansi hati atau sering disebut, "Chemistry-nya dapet ya."

Apa itu resonansi hati?

Nanti pada postingan selanjutnya akan dijelaskan apa itu resonansi hati.

Intinya adalah jangan hanya berpikiran bahwa kalau dia tidak dengan kita berarti dia jahat kita baik, atau sebaliknya. Bukan itu, tetapi tentang KLIK atau tidaknya kita dengan dia. Semua baik, hanya mungkin radarnya yang berbeda.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

7 Comments

  1. Anto Sugianto berkata:

    bijak sekali,, bagus nih 🙂 tankz ya